SISTEM REM TROMOL DAN REM CAKRAM
Materi Tambahan
Untuk Kelas XI TKR
SMK Swasta Nusantara
Oleh BSH
FUNGSI REM :
Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.
Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.
PRINSIP REM
Prinsip rem yaitu merubah energi gerak menjadi energipanas. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan aksentuasi melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya tabrakan yang ditimbulkan antara dua objek / benda.
TIPE REM
Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor sanggup digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.
Rem kaki (foot brake) dipakai untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan.
Rem pemanis (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan dipakai pada kendaraan besar.
REM KAKI
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe : rem hidrolis (hydraulic brake) dan rem pneumatis (pneumatis brake).
Rem hidraulis mempunyai laba lebih respon (lebih cepat) dan konstruksi lebih sederhana, sedangkan rem pneumatis memakai kompresor yang menghasilkan udara bertekanan untuk menambah daya pengereman.
II. MEKANISME KERJA
Master Silinder
Bila pedal ditekan, master silinderakan menghasilkan tekanan hidraulis. Cara kerja pedal rem didasarkan pada prinsip tuas yang merubah tekanan pedal rem yang kecil menjadi besar.
F2 = F1 x A
B
F1 : Tenaga pedal (kg).
F2 : Output push rod (kg).
A1 : Jarak pedal ke fulcrum.
A2 : Jarak pushrod ke fulcrum.
Berdasarkan aturan Pascal :
Tekanan pada zat cair akan diteruskan ke segala arah dengan tekanan yang sama besar.
Tipe dan Konstruksi Master Silinder
Ada dua tipe master silinder, tunggal dan ganda (tandem). Pada umumnya untuk sistem rem dipakai master silinder tipe ganda (tandem), yang mempunyai laba kalau salah satu sistem tidak bekerja , tetapi sistem lain tetap berfungsi dengan baik. Pada sistem pencetus roda belakang, piston no.1 untuk roda depan dan piston no.2 untuk roda belakang. Pada kendaraan pencetus roda depan, terdapat beban pemanis pada roda depan,untuk mengatasi hal ini dipakai diagonal splithydraulic system.
Cara Kerja
Saat pedal rem tidak diinjak :
Piston cup no. 1 & 2 terletak di antara inlet port dan compensating port, sehingga terdapat susukan antara cylinder dan reservoir tank.
Saat pedal rem diinjak
Piston no. 1 bergerak ke kiri dan piston cup menutup compensating port, sehingga menimbulkan tekanan hidraulis dalam silinder bertambah dan tekanan ini diteruskan ke wheel cylinder
kembali ke reservoir.
Saat pedal rem dibebaskan
Piston kembali ke posisi semula oleh tekanan hidraulis dan tegangan return spring, dan minyak kembali ke reservoir.
Outlet Check Valve
Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk mencegah terlambatnya pengereman.
REM TROMOL (DRUM BRAKE)
Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman (self energi-zing action/effect) diperoleh dari sepatu rem yang membisu menekan belahan dalam tromol yang berputar.
KOMPONEN
Komponen rem tromol terdiri dari :
backing plat
silinder roda (wheel cylinder)
sepatu rem dan kanvas (brakeshoe & lining)
tromol rem (brake drum).
Backing Plate
Backing plate terbuat dari baja press, lantaran sepatu rem terkait pada backing plate, maka agresi daya pengereman tertumpu pada backing plate.
pompa teral
Silinder Roda
Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder): double piston dan single piston. Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakkan piston cup, piston akan menekan ke arah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula lantaran kekuatan pegas pembalik sepatu rem.
Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem.
Sepatu Rem dan Kanvas Rem
Sepatu rem terbuat dari plat baja Kanvas rem dipasang dengan cara dikeling atau dilem.
Kanvas terbuat dari adonan fiber metalic, brass, lead, plastik dan sebagainya. Kanvas harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi dan harus sanggup menahan panas dan aus.
Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang (gray cast iron). Ketika kanvas menekan belahan dalam dari tromol akan terjadi tabrakan yang menjadikan panas yang mencapai suhu 200 –
300°C.
TIPE REM TROMOL
Tipe Leading Trailing
Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong belahan atas dari tromol rem.Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.
Tipe Two Leading
Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing mempunyai satu piston.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik.
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
Tipe Dual Two Leading
Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing mempunyai 2 buah piston, dan menghasilkan imbas pengereman yang baik ketika kendaraan maju maupun mundur.
Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik.
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston. Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
IV. DAYA PENGEREMAN
Daya pengereman dipengaruhi oleh :
Temperatur kanvas. Gesekan akan berkurang dan gaya pengereman akan menurun ketika tromol dan kanvas telah menjadi panas.
Posisi persinggungan antara tromol dan kanvas, walaupun luas kawasan persinggungan mungkin sama.
V. CELAH SEPATU REM
Celah yang tidak sempurna sanggup menimbulkan :
Celah sepatu rem terlalu besar akan menimbulkan kelambatan pada pengereman.
Celah sepatu rem terlalu kecil, rem akan terseret dan menimbulkan keausan pada tromol dan kanvas.
Celah sepatu rem tidak sama akan menimbulkan kendaraan tertarik ke satu arah.
Penyetelan Otomatis Celah Sepatu Rem
1. Penyetelan terjadi ketika pengereman selama kendaraan mundur.
Metode ini dipakai pada rem tipe duo servo, yang memakai kabel penyetel (adjusting cable), tuas penyetel (adjusting lever), sekrup penyetel sepatu (shoe adjusting screw).
Adjusting cable dipasang pada brake shoe no. 2 dan ujung lainnya pada adjusting lever melalui sebuah pegas.
Adjusting lever dipasang pada belahan bawah sepatu no. 2 yang dihubungkan dengan adjusting screw.
Shoe adjusting screw terdiri dari baut dan mur ibarat pada gambar.
Cara Kerja
Bila pedal rem ditekan ketika kendaraan mundur, sepatu rem no. 2 bergerak dari anchor pin, dan menarik adjusting cable. Ini menimbulkan adjusting lever memutar adjusting screw dan menyetel celah.
2. Penyetelan terjadi ketika pengereman selama kendaraan maju
Ujung link dihubungkan dengan piston wheel cylinder, sedangkan ujung link lain dihubungkan dengan automatic adjusting lever melalui pegas. Tuas penyetel otomatis dipasang pada rumah wheel silinder dengan sebuah pin, yang ujungnya dihubungkan dengan pegas dan adjusting wheel.
Cara Kerja
Bila pedal rem diinjak, maka piston dan link bergerak ke atas. Hal ini menimbulkan tuas penyetel otomatisbergerak mengelilingi pin pada arah putaran kebalikan.
a. Celah Sepatu Rem Standar
Bila gerakan piston kecil, maka gerakan tuas penyetel otomatis juga kecil. Gerakan tuas penyetel hanya maju-mundur diantara 2 gigi adjusting wheel, jadi adjusting wheel tidak berputar.
b. Celah Sepatu Rem Lebih Besar dari Standar
Bila pedal rem ditekan, gerakan piston lebih besar, maka tuas penyetel menimbulkan adjusting wheel berputar.
Bila pedal rem dilepas tuas penyetel kembali ke posisi semula tetapi bekerjasama dengan gigi berikutnya dari adjusting wheel.
3. Penyetelan dilakukan dengan rem parkir
Cara Kerja
Saat rem parkir bekerja, maka tuas tertarik ke kiri. Pada ketika yang bersamaan, tuas penyetel
berputar searah jarum jam mengelilimgi pin tempat sepatu rem terpasang, memutarkan adjusting screw.
a. Celah Sepatu Rem Lebih Besar dari Standar
Saat tuas rem parkir ditarik, maka adjusting lever akan bergerak jauh melebihi jarak gigi berikut dari adjusting screw. Saat tuas rem parkir dibebaskan, adjusting lever akan turun dan memutar adjusting screw sehingga menyetel celah.
b. Celah Sepatu Rem Standar
Saat rem parkir ditarik, adjusting lever hanya bergerak sedikit (tidak melebihi gigi berikut pada adjusting wheel). Celah sepatu rem tetap (tidak berubah).
REM CAKRAM (DISC BRAKE)
Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, dan disc pad yang berfungsi untuk mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan lantaran tabrakan antara disc pad dan disc rotor.
Keuntungan :
Radiasi panas baik.
Bila terkena air lebih cepat kering.
Konstruksi sederhana.
Mudah dalam perawatan serta penggantian pad.
Kerugian :
Self energizing effect kecil.
Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar.
Pad lebih cepat aus.
II. KOMPONEN-KOMPONEN
Piringan (Disc Rotor)
Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk ventilasi. Tipe ventilasi dipakai untuk menjamin pendinginan yang baik untuk mencegah fading (koefisien gesek berkurang).
Pad Rem
Pad (disc pad) terbuat dari adonan metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic disc pad. Pada pad diberi celah untuk mengatakan tebal batas pad yang diijinkan
(mempermudah pemeriksaan).
Pada beberapa pad terdapatanti-squel shim yang berfungsi untuk mencegah suara ketika pengereman, dan pad wear indicator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis.
III. JENIS-JENIS CALIPER
Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Pada tipe ini daya pengereman didapat kalau pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi disc
Tipe Floating Caliper
Cara Kerja
Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada ketika yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B) menimbulkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah pengereman.
IV. PENYETELAN OTOMATIS CELAH ROTOR DENGAN PAD
Bila pad menjadi aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah yang lebih besar. Oleh lantaran itu dibutuhkan suatu prosedur penyetelan celah otomatis yaitu piston seal type adjusting mechanism.
Cara Kerja
1. Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)
Bila rem dioperasikan ,maka piston seal membentuk lentur ibarat pada gambar. Bila pedal rem dilepas, piston seal akan kembali ke bentuk semula, dan menarik piston kembali. Besarnya deformasi (amount of deformation) seal yaitu celah pad.
2. Celah Terlalu Besar (Pad Aus)
Saat pad aus, kalau rem dioperasikan maka gerakan piston akan lebih jauh, tetapi besarnya deformasi seal tetap. Bila pedal rem dilepaskan, maka piston kembali dengan jarak yang sama besar dengan deformasi seal, dan celah sepatu rem telah distel.
Saat piston ditekan keluar
Saat piston dibebaskan
REM PARKIR
Rem parkir (parking brake) terutama dipakai untuk memarkir kendaraan.
Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake. Kendaraan penumpang memakai tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga memakai tipe center brake.
CARA KERJA
Mekanisme kerja (operating mechanism) intinya sama untuk tipe rem parkir roda belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi.
Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem bekerja melalui parking brake cable, intermediate lever, pull rod, equalizer, parking brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini beberapa tipe tuas yang dipakai tergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem
kerja yang dikehendaki.
Tuas rem parkir dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya bersahabat dengan tuas rem untuk memudahkan penyetelan.
Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang,dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri dan kanan
Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian.
BODI REM PARKIR
Rem Parkir Tipe Roda Belakang
Bodi rem parkir dikelompokan menjadi dua tipe struktural bergantung pada pada andilnya tromol rem atau piringan rem (menjadi satu) atau komponen rem yang terpisah.
Tipe Rem Parkir Sharing
Tipe rem ini digabungkan dengan rem kaki. Hubungannya dilakukan secara mekanik dengan sepatu rem atau pad rem.
1. Kendaraan dengan Tromol Rem
Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh brake shoe lever dan shoe strut.
2. Kendaraan dengan Rem Piringan
Dalam tipe rem parkir ini, prosedur rem parkir disatukan dalam caliper rem. Gerakan tuas menimbulkan lever shaft berputar menimbulkan spindle menggerakkan piston dan piston mendorong pad menjepit disc.
Tipe Rem Parkir Devoted
Pada tipe rem parkir ini, tromol rem terpisah dari disc brake belakang. Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir ibarat pada tromol rem.
Rem Parkir Tipe Center Brake
Tipe ini banyak dipakai pada kendaraan komersil (niaga). Tipe ini salah satu dari tipe rem tromol tetapi dipasang antara belahan belakang transmisi dan belahan depan propeller shaft.
Pada rem parkir tipe ini daya pengeremannya terjadi ketika sepatu rem yang membisu menekan belahan dalam tromol yang berputar bersama out put shaft transmisi.
Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir ibarat pada tromol rem.
BOOSTER REM
Booster berfungsi untuk melipat gandakan (2 hingga 4 kali) daya aksentuasi pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar sanggup diperoleh.
Contoh :
Bila pedal rem ditekan dengan gaya 40 kg, gaya ini diperbesaroleh tuas pedal menjadi 200 kg untuk menekan booster. Misalkan besarnya vakum pada booster yaitu 500 mm.Hg, gaya output yang dihasilkan yaitu 410 kg.
PRINSIP KERJA
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke kanan oleh pegas. Bila tekanan atmosfirmasuk ke ruang A, maka piston bergerak ke kiri menekan pegas lantaran adanya perbedaan tekanan, menimbulkan batang piston menekan piston master silinder.
KONSTRUKSI
Bagian dalam booster dihubungkan dengan pompa vakum (diesel) atau intake manifold (bensin) melalui check valve.
Check valve berfungsi sebagai katup satu arah yang hanya memungkinkan udara mengalir dari booster ke vacuum pump.
Ruang booster terbagi menjadi dua belahan oleh diapragm yaitu constant pressure chamber dan variable pressure chamber.
Pada control valve mechanism terdapat air valve dan vacum valve.
Valve operating rod dihubungkan ke pedal rem.
CARA KERJA :
Ketika Pedal Rem Belum Ditekan
air valve tertarik ke kanan oleh air valve return spring bertemu dengan control valve sehingga tertutup, dan udara luar tidak sanggup masuk ke variable pressure chamber.
Vacum valve terbuka menimbulkan terjadinya kevakuman pada constant dan variable pressure chamber. Piston terdorong ke kanan oleh pegas diapragma.
Ketika Pedal Rem Ditekan
valve operating rod mendorong air valve dan control valve, menimbulkan vacum valve tertutup dan air valve terbuka. Hal ini menimbulkan udara luar masuk ke variable pressure chamber.
Perbedaan tekanan antara variable dan constant pressure chamber menimbulkan piston bergerak ke kiri.
KATUP PENYEIMBANG
Kendaraan yang mesinnya terletak di depan, belahan depannya lebih berat dibandingkan dengan belahan belakangnya. Bila kendaraan direm, akan menimbulkan beban ban depan bertambah
dan beban ban belakang berkurang.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama pada ke empat rodanya, maka roda belakang yang mempunyai beban lebih kecil cenderung akan mengunci lebih dulu sehingga menimbulkan ngepot (skid).
Dengan alasan tersebut, diharapkan proportioning valve yang berfungsi untuk mengurangi tekanan hidraulis untuk wheel cylinder roda belakang, sehingga mencegah terjadinya ngepot. Proportioning valve ditempatkan pada brake pipe belakang.
JENIS-JENIS PROPORTIONING VALVE
PRINSIP KERJA
Tekanan Master Cylinder Tidak Ada
Piston terdorong ke kanan oleh pegas, katup C terbuka.
Tekanan Master Cylinder Rendah
Tekanan hidraulis dari master silinderditeruskan dari ruang A ke ruang B melalui katup C. Tekanan di ruang A dan B menjadi sama. Tetapi luas permukaan piston di ruang B lebih besar dari pada ruang A, menimbulkan piston bergerak ke kiri. Gerakan ini berlawanan dengan pegas yang mendorong piston dan menyetop gerakan piston kalau mencapai titik dimana daya pegas seimbang dengan tekanan hidraulis.
Tekanan Master Cylinder Tinggi
Piston makin bergerak ke kiri hingga katup C menutup. Pada ketika ini terjadi split point (titik a pada grafik). Bila tekanan hidraulis di dalam ruang A dinaikkan lagi, piston bergerak ke kanan dan membuka katup C. Karena tekanan di ruang B bertambah, piston bergerak ke kiri lantaran perbedaan luas penampang dan menutup katup C. Proses ini terjadi secara berulang untuk mengatur tekanan yang bekerja di wheel cylinder belakang.
CARA KERJA PROPORTIONING VALVE
Tekanan Master Silinder Rendah
Piston terdorong ke kanan oleh pegas. Minyak rem mengalir dari master silinder melalui celah antara cylinder cup dan piston ke wheel cylinder belakang.
Tekanan Master Silinder Tinggi
Tekanan minyak mendorong piston ke kiri melawan tegangan pegas, menimbulkan piston menutup cylinder cup. Piston terus bergerak ke kiri menimbulkan volume di sebelah kanan cylinder cup bertambah dan tekanan wheel cylinder belakang berkurang.
CARA KERJA BLEND PROPORTIONING VALVE
Tekanan Master Cylinder Rendah
Cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve.
Tekanan Master Cylinder Sedang
Cara kerja ketika tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder tinggi pada proportioning valve.
Tekanan Master Cylinder Tinggi
Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass valve (II) bekerja, dimana tekanan minyak rem mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal tidak menutup susukan (4), sehingga tekanan hidraulis di master cylinder sama dengan wheel cylinder. Pada blend proportioning valve terdapat dua split point.
SISTEM REM ANTI-LOCK (ANTI LOCK BRAKE SYSTEM)
Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak pribadi mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
KOMPONEN-KOMPONEN DAN FUNGSI
Speed Sensor Depan : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masingroda depan.
Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masingmasing roda depan.
Switch Lampu Rem : mendeteksitanda pengereman dan mengirimkansignal ke ABS computer.
Anti-Lock Warning Light : lampu menyala sebagai peringatan bahwa padaABS ada yang tidak berfungsi.
ABS Actuator : mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masingwheel cylinder dengan signaldari ABS computer.
ABS Computer : dengan signal-signal dari masing-masing speed sensorkomputer menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi, dan mengirim signal ke ABS actuator.
Materi Tambahan
Untuk Kelas XI TKR
SMK Swasta Nusantara
Oleh BSH
FUNGSI REM :
Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.
Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.
PRINSIP REM
Prinsip rem yaitu merubah energi gerak menjadi energipanas. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan aksentuasi melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya tabrakan yang ditimbulkan antara dua objek / benda.
TIPE REM
Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor sanggup digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.
Rem kaki (foot brake) dipakai untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan.
Rem pemanis (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan dipakai pada kendaraan besar.
REM KAKI
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe : rem hidrolis (hydraulic brake) dan rem pneumatis (pneumatis brake).
Rem hidraulis mempunyai laba lebih respon (lebih cepat) dan konstruksi lebih sederhana, sedangkan rem pneumatis memakai kompresor yang menghasilkan udara bertekanan untuk menambah daya pengereman.
II. MEKANISME KERJA
Master Silinder
Bila pedal ditekan, master silinderakan menghasilkan tekanan hidraulis. Cara kerja pedal rem didasarkan pada prinsip tuas yang merubah tekanan pedal rem yang kecil menjadi besar.
F2 = F1 x A
B
F1 : Tenaga pedal (kg).
F2 : Output push rod (kg).
A1 : Jarak pedal ke fulcrum.
A2 : Jarak pushrod ke fulcrum.
Berdasarkan aturan Pascal :
Tekanan pada zat cair akan diteruskan ke segala arah dengan tekanan yang sama besar.
Tipe dan Konstruksi Master Silinder
Ada dua tipe master silinder, tunggal dan ganda (tandem). Pada umumnya untuk sistem rem dipakai master silinder tipe ganda (tandem), yang mempunyai laba kalau salah satu sistem tidak bekerja , tetapi sistem lain tetap berfungsi dengan baik. Pada sistem pencetus roda belakang, piston no.1 untuk roda depan dan piston no.2 untuk roda belakang. Pada kendaraan pencetus roda depan, terdapat beban pemanis pada roda depan,untuk mengatasi hal ini dipakai diagonal splithydraulic system.
Cara Kerja
Saat pedal rem tidak diinjak :
Piston cup no. 1 & 2 terletak di antara inlet port dan compensating port, sehingga terdapat susukan antara cylinder dan reservoir tank.
Saat pedal rem diinjak
Piston no. 1 bergerak ke kiri dan piston cup menutup compensating port, sehingga menimbulkan tekanan hidraulis dalam silinder bertambah dan tekanan ini diteruskan ke wheel cylinder
kembali ke reservoir.
Saat pedal rem dibebaskan
Piston kembali ke posisi semula oleh tekanan hidraulis dan tegangan return spring, dan minyak kembali ke reservoir.
Outlet Check Valve
Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk mencegah terlambatnya pengereman.
REM TROMOL (DRUM BRAKE)
Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman (self energi-zing action/effect) diperoleh dari sepatu rem yang membisu menekan belahan dalam tromol yang berputar.
KOMPONEN
Komponen rem tromol terdiri dari :
backing plat
silinder roda (wheel cylinder)
sepatu rem dan kanvas (brakeshoe & lining)
tromol rem (brake drum).
Backing Plate
Backing plate terbuat dari baja press, lantaran sepatu rem terkait pada backing plate, maka agresi daya pengereman tertumpu pada backing plate.
pompa teral
Silinder Roda
Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder): double piston dan single piston. Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakkan piston cup, piston akan menekan ke arah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula lantaran kekuatan pegas pembalik sepatu rem.
Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem.
Sepatu Rem dan Kanvas Rem
Sepatu rem terbuat dari plat baja Kanvas rem dipasang dengan cara dikeling atau dilem.
Kanvas terbuat dari adonan fiber metalic, brass, lead, plastik dan sebagainya. Kanvas harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi dan harus sanggup menahan panas dan aus.
Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang (gray cast iron). Ketika kanvas menekan belahan dalam dari tromol akan terjadi tabrakan yang menjadikan panas yang mencapai suhu 200 –
300°C.
TIPE REM TROMOL
Tipe Leading Trailing
Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong belahan atas dari tromol rem.Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.
Tipe Two Leading
Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing mempunyai satu piston.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik.
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
Tipe Dual Two Leading
Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing mempunyai 2 buah piston, dan menghasilkan imbas pengereman yang baik ketika kendaraan maju maupun mundur.
Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik.
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston. Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
IV. DAYA PENGEREMAN
Daya pengereman dipengaruhi oleh :
Temperatur kanvas. Gesekan akan berkurang dan gaya pengereman akan menurun ketika tromol dan kanvas telah menjadi panas.
Posisi persinggungan antara tromol dan kanvas, walaupun luas kawasan persinggungan mungkin sama.
V. CELAH SEPATU REM
Celah yang tidak sempurna sanggup menimbulkan :
Celah sepatu rem terlalu besar akan menimbulkan kelambatan pada pengereman.
Celah sepatu rem terlalu kecil, rem akan terseret dan menimbulkan keausan pada tromol dan kanvas.
Celah sepatu rem tidak sama akan menimbulkan kendaraan tertarik ke satu arah.
Penyetelan Otomatis Celah Sepatu Rem
1. Penyetelan terjadi ketika pengereman selama kendaraan mundur.
Metode ini dipakai pada rem tipe duo servo, yang memakai kabel penyetel (adjusting cable), tuas penyetel (adjusting lever), sekrup penyetel sepatu (shoe adjusting screw).
Adjusting cable dipasang pada brake shoe no. 2 dan ujung lainnya pada adjusting lever melalui sebuah pegas.
Adjusting lever dipasang pada belahan bawah sepatu no. 2 yang dihubungkan dengan adjusting screw.
Shoe adjusting screw terdiri dari baut dan mur ibarat pada gambar.
Cara Kerja
Bila pedal rem ditekan ketika kendaraan mundur, sepatu rem no. 2 bergerak dari anchor pin, dan menarik adjusting cable. Ini menimbulkan adjusting lever memutar adjusting screw dan menyetel celah.
2. Penyetelan terjadi ketika pengereman selama kendaraan maju
Ujung link dihubungkan dengan piston wheel cylinder, sedangkan ujung link lain dihubungkan dengan automatic adjusting lever melalui pegas. Tuas penyetel otomatis dipasang pada rumah wheel silinder dengan sebuah pin, yang ujungnya dihubungkan dengan pegas dan adjusting wheel.
Cara Kerja
Bila pedal rem diinjak, maka piston dan link bergerak ke atas. Hal ini menimbulkan tuas penyetel otomatisbergerak mengelilingi pin pada arah putaran kebalikan.
a. Celah Sepatu Rem Standar
Bila gerakan piston kecil, maka gerakan tuas penyetel otomatis juga kecil. Gerakan tuas penyetel hanya maju-mundur diantara 2 gigi adjusting wheel, jadi adjusting wheel tidak berputar.
b. Celah Sepatu Rem Lebih Besar dari Standar
Bila pedal rem ditekan, gerakan piston lebih besar, maka tuas penyetel menimbulkan adjusting wheel berputar.
Bila pedal rem dilepas tuas penyetel kembali ke posisi semula tetapi bekerjasama dengan gigi berikutnya dari adjusting wheel.
3. Penyetelan dilakukan dengan rem parkir
Cara Kerja
Saat rem parkir bekerja, maka tuas tertarik ke kiri. Pada ketika yang bersamaan, tuas penyetel
berputar searah jarum jam mengelilimgi pin tempat sepatu rem terpasang, memutarkan adjusting screw.
a. Celah Sepatu Rem Lebih Besar dari Standar
Saat tuas rem parkir ditarik, maka adjusting lever akan bergerak jauh melebihi jarak gigi berikut dari adjusting screw. Saat tuas rem parkir dibebaskan, adjusting lever akan turun dan memutar adjusting screw sehingga menyetel celah.
b. Celah Sepatu Rem Standar
Saat rem parkir ditarik, adjusting lever hanya bergerak sedikit (tidak melebihi gigi berikut pada adjusting wheel). Celah sepatu rem tetap (tidak berubah).
REM CAKRAM (DISC BRAKE)
Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, dan disc pad yang berfungsi untuk mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan lantaran tabrakan antara disc pad dan disc rotor.
Keuntungan :
Radiasi panas baik.
Bila terkena air lebih cepat kering.
Konstruksi sederhana.
Mudah dalam perawatan serta penggantian pad.
Kerugian :
Self energizing effect kecil.
Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar.
Pad lebih cepat aus.
II. KOMPONEN-KOMPONEN
Piringan (Disc Rotor)
Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk ventilasi. Tipe ventilasi dipakai untuk menjamin pendinginan yang baik untuk mencegah fading (koefisien gesek berkurang).
Pad Rem
Pad (disc pad) terbuat dari adonan metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic disc pad. Pada pad diberi celah untuk mengatakan tebal batas pad yang diijinkan
(mempermudah pemeriksaan).
Pada beberapa pad terdapatanti-squel shim yang berfungsi untuk mencegah suara ketika pengereman, dan pad wear indicator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis.
III. JENIS-JENIS CALIPER
Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Pada tipe ini daya pengereman didapat kalau pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi disc
Tipe Floating Caliper
Cara Kerja
Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada ketika yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B) menimbulkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah pengereman.
IV. PENYETELAN OTOMATIS CELAH ROTOR DENGAN PAD
Bila pad menjadi aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah yang lebih besar. Oleh lantaran itu dibutuhkan suatu prosedur penyetelan celah otomatis yaitu piston seal type adjusting mechanism.
Cara Kerja
1. Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)
Bila rem dioperasikan ,maka piston seal membentuk lentur ibarat pada gambar. Bila pedal rem dilepas, piston seal akan kembali ke bentuk semula, dan menarik piston kembali. Besarnya deformasi (amount of deformation) seal yaitu celah pad.
2. Celah Terlalu Besar (Pad Aus)
Saat pad aus, kalau rem dioperasikan maka gerakan piston akan lebih jauh, tetapi besarnya deformasi seal tetap. Bila pedal rem dilepaskan, maka piston kembali dengan jarak yang sama besar dengan deformasi seal, dan celah sepatu rem telah distel.
Saat piston ditekan keluar
Saat piston dibebaskan
REM PARKIR
Rem parkir (parking brake) terutama dipakai untuk memarkir kendaraan.
Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake. Kendaraan penumpang memakai tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga memakai tipe center brake.
CARA KERJA
Mekanisme kerja (operating mechanism) intinya sama untuk tipe rem parkir roda belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi.
Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem bekerja melalui parking brake cable, intermediate lever, pull rod, equalizer, parking brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini beberapa tipe tuas yang dipakai tergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem
kerja yang dikehendaki.
Tuas rem parkir dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya bersahabat dengan tuas rem untuk memudahkan penyetelan.
Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang,dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri dan kanan
Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian.
BODI REM PARKIR
Rem Parkir Tipe Roda Belakang
Bodi rem parkir dikelompokan menjadi dua tipe struktural bergantung pada pada andilnya tromol rem atau piringan rem (menjadi satu) atau komponen rem yang terpisah.
Tipe Rem Parkir Sharing
Tipe rem ini digabungkan dengan rem kaki. Hubungannya dilakukan secara mekanik dengan sepatu rem atau pad rem.
1. Kendaraan dengan Tromol Rem
Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh brake shoe lever dan shoe strut.
2. Kendaraan dengan Rem Piringan
Dalam tipe rem parkir ini, prosedur rem parkir disatukan dalam caliper rem. Gerakan tuas menimbulkan lever shaft berputar menimbulkan spindle menggerakkan piston dan piston mendorong pad menjepit disc.
Tipe Rem Parkir Devoted
Pada tipe rem parkir ini, tromol rem terpisah dari disc brake belakang. Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir ibarat pada tromol rem.
Rem Parkir Tipe Center Brake
Tipe ini banyak dipakai pada kendaraan komersil (niaga). Tipe ini salah satu dari tipe rem tromol tetapi dipasang antara belahan belakang transmisi dan belahan depan propeller shaft.
Pada rem parkir tipe ini daya pengeremannya terjadi ketika sepatu rem yang membisu menekan belahan dalam tromol yang berputar bersama out put shaft transmisi.
Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir ibarat pada tromol rem.
BOOSTER REM
Booster berfungsi untuk melipat gandakan (2 hingga 4 kali) daya aksentuasi pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar sanggup diperoleh.
Contoh :
Bila pedal rem ditekan dengan gaya 40 kg, gaya ini diperbesaroleh tuas pedal menjadi 200 kg untuk menekan booster. Misalkan besarnya vakum pada booster yaitu 500 mm.Hg, gaya output yang dihasilkan yaitu 410 kg.
PRINSIP KERJA
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke kanan oleh pegas. Bila tekanan atmosfirmasuk ke ruang A, maka piston bergerak ke kiri menekan pegas lantaran adanya perbedaan tekanan, menimbulkan batang piston menekan piston master silinder.
KONSTRUKSI
Bagian dalam booster dihubungkan dengan pompa vakum (diesel) atau intake manifold (bensin) melalui check valve.
Check valve berfungsi sebagai katup satu arah yang hanya memungkinkan udara mengalir dari booster ke vacuum pump.
Ruang booster terbagi menjadi dua belahan oleh diapragm yaitu constant pressure chamber dan variable pressure chamber.
Pada control valve mechanism terdapat air valve dan vacum valve.
Valve operating rod dihubungkan ke pedal rem.
CARA KERJA :
Ketika Pedal Rem Belum Ditekan
air valve tertarik ke kanan oleh air valve return spring bertemu dengan control valve sehingga tertutup, dan udara luar tidak sanggup masuk ke variable pressure chamber.
Vacum valve terbuka menimbulkan terjadinya kevakuman pada constant dan variable pressure chamber. Piston terdorong ke kanan oleh pegas diapragma.
Ketika Pedal Rem Ditekan
valve operating rod mendorong air valve dan control valve, menimbulkan vacum valve tertutup dan air valve terbuka. Hal ini menimbulkan udara luar masuk ke variable pressure chamber.
Perbedaan tekanan antara variable dan constant pressure chamber menimbulkan piston bergerak ke kiri.
KATUP PENYEIMBANG
Kendaraan yang mesinnya terletak di depan, belahan depannya lebih berat dibandingkan dengan belahan belakangnya. Bila kendaraan direm, akan menimbulkan beban ban depan bertambah
dan beban ban belakang berkurang.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama pada ke empat rodanya, maka roda belakang yang mempunyai beban lebih kecil cenderung akan mengunci lebih dulu sehingga menimbulkan ngepot (skid).
Dengan alasan tersebut, diharapkan proportioning valve yang berfungsi untuk mengurangi tekanan hidraulis untuk wheel cylinder roda belakang, sehingga mencegah terjadinya ngepot. Proportioning valve ditempatkan pada brake pipe belakang.
JENIS-JENIS PROPORTIONING VALVE
PRINSIP KERJA
Tekanan Master Cylinder Tidak Ada
Piston terdorong ke kanan oleh pegas, katup C terbuka.
Tekanan Master Cylinder Rendah
Tekanan hidraulis dari master silinderditeruskan dari ruang A ke ruang B melalui katup C. Tekanan di ruang A dan B menjadi sama. Tetapi luas permukaan piston di ruang B lebih besar dari pada ruang A, menimbulkan piston bergerak ke kiri. Gerakan ini berlawanan dengan pegas yang mendorong piston dan menyetop gerakan piston kalau mencapai titik dimana daya pegas seimbang dengan tekanan hidraulis.
Tekanan Master Cylinder Tinggi
Piston makin bergerak ke kiri hingga katup C menutup. Pada ketika ini terjadi split point (titik a pada grafik). Bila tekanan hidraulis di dalam ruang A dinaikkan lagi, piston bergerak ke kanan dan membuka katup C. Karena tekanan di ruang B bertambah, piston bergerak ke kiri lantaran perbedaan luas penampang dan menutup katup C. Proses ini terjadi secara berulang untuk mengatur tekanan yang bekerja di wheel cylinder belakang.
CARA KERJA PROPORTIONING VALVE
Tekanan Master Silinder Rendah
Piston terdorong ke kanan oleh pegas. Minyak rem mengalir dari master silinder melalui celah antara cylinder cup dan piston ke wheel cylinder belakang.
Tekanan Master Silinder Tinggi
Tekanan minyak mendorong piston ke kiri melawan tegangan pegas, menimbulkan piston menutup cylinder cup. Piston terus bergerak ke kiri menimbulkan volume di sebelah kanan cylinder cup bertambah dan tekanan wheel cylinder belakang berkurang.
CARA KERJA BLEND PROPORTIONING VALVE
Tekanan Master Cylinder Rendah
Cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve.
Tekanan Master Cylinder Sedang
Cara kerja ketika tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder tinggi pada proportioning valve.
Tekanan Master Cylinder Tinggi
Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass valve (II) bekerja, dimana tekanan minyak rem mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal tidak menutup susukan (4), sehingga tekanan hidraulis di master cylinder sama dengan wheel cylinder. Pada blend proportioning valve terdapat dua split point.
SISTEM REM ANTI-LOCK (ANTI LOCK BRAKE SYSTEM)
Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak pribadi mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
KOMPONEN-KOMPONEN DAN FUNGSI
Speed Sensor Depan : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masingroda depan.
Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masingmasing roda depan.
Switch Lampu Rem : mendeteksitanda pengereman dan mengirimkansignal ke ABS computer.
Anti-Lock Warning Light : lampu menyala sebagai peringatan bahwa padaABS ada yang tidak berfungsi.
ABS Actuator : mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masingwheel cylinder dengan signaldari ABS computer.
ABS Computer : dengan signal-signal dari masing-masing speed sensorkomputer menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi, dan mengirim signal ke ABS actuator.
0 Komentar untuk "Sistem Rem Tromol Dan Cakram"