Degradasi lahan didefinisikan sebagai proses yang disebabkan insan atau iklim yang memiliki efek terhadap fungsi lahan dan ekosistem, dan menyarankan pencegahan, lantaran insan telah memainkan tugas yang tidak menguntungkan atau memiliki efek negatif terhadap bentanglahan (Hudson and Ayala, 2006). Kualitas lahan memiliki tugas cukup besar terhadap produktivitas pertanian. Untuk meminimalisir dampak dari degradasi lahan maka diharapkan upaya konservasi tanah dan air biar produktivitas pertanian bisa optimal.
Menurut Arsyad (2012) usaha-usaha konservasi tanah ditujukan untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi, memperbaiki tanah yang rusak, dan memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah biar sanggup dipergunakan secara lestari. Tujuan konservasi tanah yaitu untuk mereduksi abrasi pada tingkat dimana tingkat produksi pertanian maksimum, penggembalaan, atau acara wisata sanggup diperoleh dari area lahan tanpa kerusakan lingkungan yang tak sanggup diterima (Morgan, 2005). Lebih lanjut dijelaskan, lantaran abrasi merupakan proses alam, hal itu sanggup dicegah, tapi sanggup direduksi ke tingkat diperbolehkan maksimum atau toleransi kerusakan tanah.
Teknik konservasi tanah dan air merupakan kegiatan yang memadukan aspek atau bidang ilmu kerekayasaan, hidrometeorologi, tanah, tanaman, dan lingkungan termasuk sosial budaya (Marwadi, 2012). Lebih lanjut dijelaskan teknik rekayasa konservasi tanah dan air merupakan satu kesatuan yang mencakup lima cakupan, yakni pengendalian erosi, konservasi air, pengendalian banjir, irigasi dan drainasi, dan pengembangan sumberdaya air.
Menurut Morgan (1995) taktik konservasi tanah harus didasarkan atas: pertolongan tanah untuk memproteksi dari efek tetesan air hujan, penambahan kapasitas infiltrasi tanah untuk mereduksi limpasan, perbaikan stabilitas agregat tanah, dan penambahan kekesatan permukaaan untuk mereduksi kecepatan limpasan dan angin.
Teknik konservasi dibagi atas pengukuran agronomi, metode pengolahan tanah, dan metode mekanik (Morgan, 2005). Lebih lanjut dijelaskan pengukuran agronomi memanfaatkan tugas vegetasi untuk memproteksi tanah dari erosi; metode pengolahan tanah berkenaan dengan hal persiapan tanah untuk memajukan pertumbuhan tumbuhan dan memperbaiki strukturnya sehingga tanah lebih resisten terhadap erosi; metode mekanik atau fisik sering mencakup struktur bangunan, yakni tergantung manipulasi topografi permukaan, contohnya pembuatan teras atau pemecah angin untuk mengendalikan fatwa air dan angin.
Metode konservasi tanah sanggup dibagi dalam tiga golongan utama yaitu metoda vegetatif, metoda mekanik, dan metoda kimia (Arsyad, 1989). Lebih lanjut dijelaskan bahwa metoda vegetatif merupakan penggunaan tumbuhan atau tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan daya rusak fatwa permukaan dan erosi; metode mekanik merupakan semua perlakukan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi fatwa permukaan dan erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah; metode kimia merupakan penggunaan preparat kimia sintetis atau alami.
Cara agronomik dan pengolahan tanah sanggup dilakukan apabila abrasi disebabkan oleh fatwa permukaan (overlandflow) menyerupai abrasi percik, abrasi lembar, dan abrasi alur. Cara mekanik diaplikasikan kalau abrasi disebabkan oleh limpasan (run off) menyerupai abrasi selokan.
Referensi:
Arsyad S., 1989, Konservasi Tanah dan Air, Bogor, IPB Press
________, 2012, Konservasi Tanah dan Air, Bogor, IPB Press
Hudson P. F., and Ayala I. A., 2006, Ancient and Modern Perspectives on Land Degradation, Catena (2006) 65 pp. 102-106
Marwadi M., 2012, Rekayasa Konservasi Tanah dan Air, Yogyakarta, Bursa Ilmu
Morgan R. P. C., 1995, Soil Erosion and Conservation, UK. Longman
_________, 2005, Soil Erosion and Conservation, UK. Blackwell Publishing
0 Komentar untuk "Tujuan Dan Metode Konservasi Tanah"