Shala, The Sacred Tree


 Perkenalanku dengan pohon Shala berawal dari kunjunganku ke Royal Palace of Cambodia di P Shala, The Sacred Tree

Perkenalanku dengan pohon Shala berawal dari kunjunganku ke Royal Palace of Cambodia di Phnom Penh.    Di satu sisi dari istana tersebut terdapat pohon yang unik dan berbatang kasar. Mengapa kukatakan unik? alasannya ialah bunga dan buahnya muncul menjulur dari batang utama, bunganya berwarna merah dengan bentuk tak lazim dan wanginya lembut. Di bersahabat pohon itu juga terdapat 2 buah patung (seorang perempuan dan anak kecil) yang memegang salah satu batang bunganya... Wahhh spot foto yang cantik nih, dan klik...klik..klik, saya memfoto pohon unik itu dan tak lupa berpose di depannya.

Namun saya jadi ingin tau begitu menemukan pohon yang sama terdapat di Wat Chiang Man di Chiang Mai dan di Wat Rong Khun di Chiang Rai. Apakah ada hubungannya dan mengapa pohon ini begitu sering menerima daerah istimewa di beberapa daerah religius?

Berbekal dari papan nama-latin pohon ini yang terbidik di dalah satu fotoku, saya mulai meng-googling nama latinnya : Shorea robusta Roxb. Dan alhasil terpaparlah fakta-fakta perihal pohon unik ini; sekaligus menunjukan kecurigaanku perihal tugas penting pohon ini dalam agama Buddha dan juga Hindu.

Pohon ini berjulukan Shala, atau kadang dipanggil Shaal atau Sal. Nama itu berasal dari bahasa Sansekerta (शाल, śāla yang berarti "rumah"). Nama lainnya ialah ashvakarna, chiraparna dan sarja dalam bahasa Sansekerta

Dalam agama Hindu, disebutkan bahwa pohon Shala ialah pohon kesayangan yang kuasa Wisnu.

Lain hal nya dengan tugas pohon ini dalam agama Buddha. Dipercaya dalam tradisi agama Buddha bahwa Ratu Maya melahirkan Siddharta Gautama (Sang Buddha) di bawah sebatang pohon Shala yang terdapat di dalam Taman Lumbini. Ia melahirkan dalam posisi bangkit sambil menggenggam pohon Shala.

Ratu Maya melahirkan Siddharta Gautama pada tahun 563 Sebelum Masehi. Ia sedang dalam perjalanan kembali kampung halamannya untuk melahirkan sesuai tradisi dikala itu. Ratu Maya meninggal 7 hari sehabis melahirkan Siddharta Gautama

Taman Lumbini masih ada hingga dikala ini dan terletak di Nepal Selatan. Dan kelahiran Sang Buddha  yang disebut Buddha Poornima dirayakan setiap tahunnya pada perayaan Waisak (Vesak Day). Sebenarnya Hari Waisak merayakan 3 event penting dalam agama Buddha; yaitu kelahiran Buddha Gautama, hari pencapaian Pencerahan Bodhi dan mangkatnya Buddha Mahaparinirvana (Sehingga seringkali disebut "Tri Hari Suci Waisak").

Dikatakan pula bahwa 4 pasang pohon Shala secara tiba-tiba tumbuh di sekitar daerah tidur Sang Buddha ketika ia mangkat, yang semakin mengeksiskan posisi istimewa pohon ini dalam Buddhism.

Tahun ini hari Waisak dirayakan pada 25 Mei 2013, Saya mengucapkan Selamat Hari Waisak bagi yang merayakannya.

 Perkenalanku dengan pohon Shala berawal dari kunjunganku ke Royal Palace of Cambodia di P Shala, The Sacred Tree
Pohon Shala yang terdapat di Wat Chiang Man, Chiang Mai
 Perkenalanku dengan pohon Shala berawal dari kunjunganku ke Royal Palace of Cambodia di P Shala, The Sacred Tree
शाल
 Perkenalanku dengan pohon Shala berawal dari kunjunganku ke Royal Palace of Cambodia di P Shala, The Sacred Tree
Pohon Shala yang terdapat di Wat Rong Khun, Chiang Rai
 Perkenalanku dengan pohon Shala berawal dari kunjunganku ke Royal Palace of Cambodia di P Shala, The Sacred Tree
Pohon Shala di Royal Palace of Cambodia. Terdapat  patung  replika Buddha dan Ratu Maya yang sedang memegang satu batang Shala



 Perkenalanku dengan pohon Shala berawal dari kunjunganku ke Royal Palace of Cambodia di P Shala, The Sacred Tree
Pohon Shala; Shorea robusta Roxb.

Related : Shala, The Sacred Tree

0 Komentar untuk "Shala, The Sacred Tree"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)