Semua insan intinya sama. Membeda-bedakan perlakuan pada sesama insan alasannya ialah warna kulit atau bentuk fisik lainnya ialah sebuah kesalahan. Tuhan membuat insan berbeda dan beragam. Perbedaan itu ialah anugerah yang harus kita syukuri. Mengapa kita harus bersyukur dengan keragaman itu? Dengan keragaman, kita menjadi bangsa yang besar dan cendekia dalam bertindak. Agar keberagaman bangsa Indonesia juga menjadi sebuah kekuatan, kita berdiri keberagaman bangsa Indonesia dengan dilandasi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang bermacam-macam sanggup diciptakan salah satunya dengan sikap masyarakat yang menghormati keberagaman bangsa dalam wujud sikap toleran pada keberagaman itu. Sikap toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang beropini lain, dan berhati lapang pada orang-orang yang mempunyai pendapat berbeda. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat pada martabat manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau pandangannya.
Perhatikan dan bacalah klarifikasi sikap toleran pada keberagaman agama, suku, ras, budaya, dan gender di bawah ini.
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan fatwa agamanya masing-masing. Jaminan negara pada warga negara untuk memeluk dan beribadah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi lengkap Pasal 29 ayat (2) ialah “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat berdasarkan agamanya dan kepercayaannya itu”.
Dalam kehidupan berbangsa, ibarat kita ketahui keberagaman dalam agama itu benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Oleh alasannya ialah itu, bentuk sikap kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk:
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya evaluasi orang lain kepada kita bukan alasannya ialah warna, rupa, dan bentuk, melainkan alasannya ialah baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh alasannya ialah itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang aneka macam perbedaan itu.
a. Perilaku Toleran pada Keberagaman Sosial Budaya
Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa jikalau bukan kita sendiri. Bagi seorang pelajar sikap dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan keberagaman budaya bangsa di antaranya sanggup dilaksanakan dengan:
b. Kesadaran Gender
Tuhan membuat insan dalam dua jenis, yaitulaki -laki dan perempuan. Laki-laki dan wanita intinya sama. Hubungan sosial antaralaki -laki dan wanita itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antaralaki -laki dan perempuan, anaklaki -laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan itu dilihat berdasar sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender ialah konsep hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan tugas antaralaki -laki dan wanita dalam masyarakat. Gender dibuat dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan bawaan semenjak lahir. Tiap-tiap masyarakat mempunyai perkembangan budayanya sendiri, demikian pula dalam perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh alasannya ialah itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat dinamis dan sanggup berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan tugas antaralaki -laki dan wanita dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah kawasan tinggalnya. Anaklaki -laki atau anak perempuan, keduanya sanggup menjaga kebersihan dan kerapian rumah kawasan tinggalnya. Di sekolah,laki -laki atau wanita sama-sama sanggup menjadi guru. Dalam masyarakat, baiklaki -laki atau wanita sanggup mengambil tugas yang mempunyai kegunaan bagi sesama insan lainnya.
Aktivitas
Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang bermacam-macam sanggup diciptakan salah satunya dengan sikap masyarakat yang menghormati keberagaman bangsa dalam wujud sikap toleran pada keberagaman itu. Sikap toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang beropini lain, dan berhati lapang pada orang-orang yang mempunyai pendapat berbeda. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat pada martabat manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau pandangannya.
Perhatikan dan bacalah klarifikasi sikap toleran pada keberagaman agama, suku, ras, budaya, dan gender di bawah ini.
A. Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama
Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di Indonesia. Agama itu ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Bukankah kalian semenjak kecil sudah meyakini dan melakukan fatwa agama yang kalian anut.Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan fatwa agamanya masing-masing. Jaminan negara pada warga negara untuk memeluk dan beribadah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi lengkap Pasal 29 ayat (2) ialah “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat berdasarkan agamanya dan kepercayaannya itu”.
Dalam kehidupan berbangsa, ibarat kita ketahui keberagaman dalam agama itu benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Oleh alasannya ialah itu, bentuk sikap kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk:
- menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;
- tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama;
- bersikap toleran pada keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh yang mempunyai keyakinan dan agama yang berbeda
- melaksanakan fatwa agama dengan baik; serta
- tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan dianut oleh orang lain.
B. Perilaku Toleran pada Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia
Perbedaan suku dan ras antara insan yang satu dengan insan yang lain hendaknya tidak menjadi hambatan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia atau dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat insan yang lain. Marilah kita menyebarkan semangat persaudaraan dengan sesama insan dengan menjunjung nilai- nilai kemanusiaan.Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya evaluasi orang lain kepada kita bukan alasannya ialah warna, rupa, dan bentuk, melainkan alasannya ialah baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh alasannya ialah itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang aneka macam perbedaan itu.
a. Perilaku Toleran pada Keberagaman Sosial Budaya
Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa jikalau bukan kita sendiri. Bagi seorang pelajar sikap dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan keberagaman budaya bangsa di antaranya sanggup dilaksanakan dengan:
- mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
- mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya;
- merasa gembira pada budaya bangsa sendiri; dan
- menyaring budaya ajaib yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.
b. Kesadaran Gender
Tuhan membuat insan dalam dua jenis, yaitulaki -laki dan perempuan. Laki-laki dan wanita intinya sama. Hubungan sosial antaralaki -laki dan wanita itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antaralaki -laki dan perempuan, anaklaki -laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan itu dilihat berdasar sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender ialah konsep hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan tugas antaralaki -laki dan wanita dalam masyarakat. Gender dibuat dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan bawaan semenjak lahir. Tiap-tiap masyarakat mempunyai perkembangan budayanya sendiri, demikian pula dalam perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh alasannya ialah itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat dinamis dan sanggup berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan tugas antaralaki -laki dan wanita dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah kawasan tinggalnya. Anaklaki -laki atau anak perempuan, keduanya sanggup menjaga kebersihan dan kerapian rumah kawasan tinggalnya. Di sekolah,laki -laki atau wanita sama-sama sanggup menjadi guru. Dalam masyarakat, baiklaki -laki atau wanita sanggup mengambil tugas yang mempunyai kegunaan bagi sesama insan lainnya.
Aktivitas
Kalian telah mempelajari sikap toleransi pada keberagaman masyarakat di Indonesia. Amatilah sikap toleransi yang ada di sekitar sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Diskusikan upaya meningkatkan sikap toleransi itu.
Dari apa yang dinyatakan-pernyataan di bawah ini, kalian sanggup mengidentifikasi sikap dan sikap toleran dalam keberagaman. Bacalah apa yang dinyatakan- apa yang dinyatakan itu dan berilah pendapat kalian pada kolom komentar serta tuliskan alasan pada pendapat kalian itu.
0 Komentar untuk "Perilaku Toleran Terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, Dan Gender"