Masalah lingkungan akhir-akhir ini menjadi topik yang selalu dibicarakan dalam setiap lembaga pertemuan. Setiap negara di dunia mempunyai permasalahan dalam bidang lingkungan ibarat persoalan pencemaran udara. Memburuknya kualitas udara terutama di perkotaan termasuk juga kota-kota di Indonesia. Kota-kota besar ibarat Jakarta, Palembang, Medan, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya juga mengalami pencemaran udara. Pencemaran udara tersebut berasal dari polusi pabrik, kendaraan motor dan mobil.
Polusi gas karbon yang berasal dari gas buangan kendaraan merupakan pencemaran yang perlu penanganan serius. Gas karbon merupakan gas yang selalu kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Gas ini sangat berbahaya bagi badan manusia. Akan tetapi gas tersebut juga diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran udara selain menyebabkan penyakit bagi manusia, ibarat pernapasan, bahkan tanda-tanda kanker, juga mengancam secara eksklusif eksistensi tumbuhan dan hewan, maupun secara tidak eksklusif ekosistem di mana mereka hidup.
Pertumbuhan polusi kota dan tingkat industrialisasi yang tak terhindar, akan mengarah kepada kebutuhan energi yang lebih besar, pada umumnya akan menghasilkan pembuangan limbah/zat pencemar lebih banyak.pembakaran materi bakar fosil untuk pemanasan rumahtangga untuk pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dalam proses–proses industri dan pembuangan limbah padat dengan pembakaran merupakan sumber utama dari pembuangan limbah zat-zat pencemar didaerah perkotaan.
Meningkatnya gas karbon sanggup meningkatkan suhu atmosfer. Pada prinsipnya unsur-unsur iklim ibarat suhu udara dan curah hujan dikendalikan oleh keseimbangan energi antara bumi dan atmosfer. Rata-rata jumlah radiasi yang diterima bumi seimbang dengan jumlah yang dipancarkan kembali ke atmosfer sehabis dipakai untuk menguapkan air, memanaskan udara dan memanaskan permukaan tanah. Keseimbangan tersebut dipengaruhi antara lain oleh eksistensi gas-gas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O). Gas-gas tersebut mempunyai kemampuan menyerap radiasi balik atau radiasi gelombang panjang dari permukaan bumi, sehingga suhu atmosfer atau udara bumi meningkat. Karena kondisi ini sama dengan kondisi di dalam rumah beling maka gas-gas tersebut disebut gas rumah beling (GRK) dan tanggapan yang ditimbulkan disebut imbas rumah kaca.
Secara umum adanya akumulasi peningkatan emisi GRK antropogenik meningkatkan konsentrasi GRK, kesannya suhu atmosfer bumi kini menjadi 0,5 oC lebih panas dibanding suhu pada jaman pra-industri. Dalam jangka panjang suhu bumi akan cenderung semakin panas dari suhu yang seharusnya kita rasakan kalau kita tidak berupaya menurunkan dan menstabilkan konsentrasi GRK. Meskipun konsentrasi dan laju pertumbuhan CH4, dan N2O relatif rendah, tetapi kemampuan memperkuat radiasi gelombang pendek menjadi gelombang panjang yang bersifat panas jauh lebih besar disbanding CO2 yang konsentrasi dan pertumbuhannya lebih besar. Berdasarkan pada pembahasan tersebut maka kajian ini akan membahas perihal eksistensi gas karbon, metana dan nitrous oksida dalam menghipnotis peningkatan suhu udara dan dampaknya bagi kehidupan insan serta lingkungan sekitar.
Written by Arif Roziqin
0 Komentar untuk "Permasalahan Lingkungan Di Indonesia"