Konsep Administrasi Proyek

1. Spektrum Manajemen
Manajemen proyek Perangkat Lunak (PL) yang efektif berfokus pada 3 P, dimana
harus berurut yaitu
1.1 People ( Manusia)
SEI telah mengembangkan suatu model kematangan kemampuan administrasi insan
(People Management Capability Manurity Model ( PM – CMM ) ) untuk
mempertinggi kesiapan organisasi PL dalam menciptakan aplikasi yang semakin kompleks
sehingga menarik, menumbuhkan, memotivasi, membuatkan dan memelihara talenta yang
dibutuhkan untuk mengembangkan kemapuan mengembangkan PL mereka.
Model kematangan administrasi insan membatasi pada :
Rekruitmen
Seleksi
Manajemen unjuk kerja
Pelatihan
Kompensasi
Pemgembangan karir
Desain kerja & organisasi
Perkembangan karir tim / kultur

Manusia dalam pengembangan PL terdiri dari :
A.Player (Pemain)
- Manajer Senior :menentukan informasi bisnis yang mempengaruhi dalam proyek
- Manajer Proyek : merencanakan, memotivasi, mengorganisir, mengontrol
aplikasi/produk
- Pelaksana : mempunyai ketrampilan teknik untuk merekayasa aplikasi
- Pelanggan : memilih jenis kebutuhan bagi PL yang akan dibentuk
- Pemakai : final yang berinteraksi dengan PL yang dibuat
B.Team Leader (Pimpinan Tim)
Manajemen proyek merupakan aktivitas insan intensif sehingga memerlukan
praktisi yang cakap.
Model Kepemimpinan (MOI yaitu Motivasi, Organisasi, gagasan & Inovasi) berdasarkan
Jerry Weinberg Karakteristik yang memilih manajer proyek efektif yaitu :
- Pemecahan Masalah            - Prestasi
- Identitas manajerial               - Pengaruh & pembentukan tim

C.The Software Team ( Tim PL)
Sumber daya insan kepada sebuah proyek yang akan membutuhkan n insan yang bekerja selama k tahun , ada beberapa alternatif untuk memilih sumber daya tersebut :
- n orang mengerjakan kiprah fungsional berbeda sebanyak m dengan sedikit
kombinasi kerja & koordinasi tanggung jawab manajer proyekk                                    - -n orang mengerjakan kiprah fungsional berbeda sebanyak m (m<n) , seorang
pemimpin tim ad hoc sanggup dipilih, koordinasi bertanggung jawab manajer PL
- n orang diatur di dalam tim , setiap orang mengerjakan >= 1 kiprah fungsional,
setiap tim mempunyai sebuah struktur spesifik yang ditentukan untuk semua tim
yang bekerja pada sebuah proyek, koordinasi dikontrol oleh tim itu sendiri dan oleh
manajer proyek PL (sistem ini paling produktif)

Mantei, mengusulkan 3 organisasi tim yaitu:
  1. Demokrasi terdesentralisasi (DD)
    Tidak mempunyai pimpinan permanen dan koordinator dipilih untuk kiprah pendek kalau
    kiprah berbeda maka pimpinan berbeda. Keputusan diambil oleh konsensus kelompok dan komunikasi secara horizontal
  2. Terkontrol terdesentralisasi (CD)
    Tim mempunyai pimpinan tertentu dan mempunyai pimpinan skunder untuk sub-sub
    masalah. Pemecahan problem merupakan aktifitas dari kelompok dan implentasi
    pemecahan pada sub-sub kelompok. Komunikasi antar kelompok dan orang bersifat horizontal tetapi komunikasisecara vertical berjalan kalau hirarki kontrol berjalan .
  3. Terkontrol tersentralisasi (CC)
    Pemecahan tingkat puncak dan internal tim oleh pimpinan tim. Komunikasi dilakukan secara vertical.
7 faktor proyek yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan tim RPL yaitu :
  1. Kesulitan pada problem
  2. Ukuran jadwal yang dihasilkan (LOC / function)
  3. Waktu tim (umur)
  4. Tingkat dimana sanggup dimodularitasi
  5. Kualitas serta keandalan
  6. Kepastian tanggal penyampaian
  7. tingkat sosiabilitas / komunikasi
Constantine, mengusulkan 4 paradigma organisasional bagi tim RPL:
  1. Paradigma Tertutup : Membentuk hirarki otoritas tradisional ( seolah-olah tim CC) tetapi
    kurang inovatif
  2. Paradigma Random : Membentuk tim longgar & tergantung pada inisiatif individual
    tim, untuk penemuan sangat baik(unggul) kalau unjuk kerja tim teratur.
  3. Paradigma Terbuka : Membentuk tim dengan cara tertentu sehingga banyak kontrol,
    penemuan banyak . Cocok untuk problem yang kompleks tetapi tidak seefesien tim
    lainnya
  4. Paradigma Sinkron Mengorganisasikan tim untuk bekerja pada bagian-bagian kecil
    problem dengan komunikasi aktif pada tim
D. Coordinatian & Communication Issue (masalah koordinasi & komunikasi)
Proyek PL mengalami kesulitan dikarenakan :
- Skala perjuangan pengembangan yang besar sehingga kesulitan dalam mengkoordinasi
anggota tim & Kompleksitas yang semakin besar
- Ketidakpastian menimbulkan perubahan terus menurus pada proyek
- Interoperabilitas merupakan ciri dari sistem dan menyesuaikan dengan batasan sistem
1.2 Problem / Product
Analisis yang mendetail mengenai kebutuhan PL akan menawarkan informasi untuk
menghitung asumsi kuantitatif & perencanaan organisasi. Tetapi itu sulit alasannya yakni
informasi yang diberikan customer tidak lengkap.
Ruang lingkup problem dibatasi dengan :
  • Konteks : PL yang dibangun memenuhi sistem, produk / konteks bisnis yang lebih
    besar serta batasan yang memilih balasannya
  • Tujuan informasi : Objek pelanggan yang dihasilkan sbg output dr PL yang sanggup
    digunakan sebagai input
  • Fungsi & unjuk kerja : PL digunakan untuk mentransformasikan input menjadi output Pernyataan ruang lingkup dibatasi (data jumlah pemakai simultan, ukuran pengiriman, waktu mak respon ), batasan /& jangka waktu dicatat (biaya produk membatasi jumlah memori) & factor mitigasi (algoritma yang dibutuhkan software aplikasi (pemograman))
Dekomposisi Masalah / pembagian problem diterapkan pada :
- Fungsionalitas yang disampaikan
- Proses yang dipakai

1.3 Process
Proses PL menawarkan suatu kerangka kerja dimana planning komprehensip bagi
pengembangan PL yang sanggup dibangun dengan :
  • Sejumlah kumpulan kiprah yang berbeda, kemampuan penyampaian & jaminan kualitas
  • Aktifitas pelindung, jaminan kualitas PL, administrasi konfigurasi PL & pengukuran
    Tahap process ini bekerjasama dengan metode pengembangan perangkat lunak.
1.4 Proyek
Merupakan Penggabungan semua kerja untuk menciptakan produk menjadi kenyataan.
proyek terkadang mengalami kesulitan dikarenakan :
  1. Kemajuan mengalami keganjilan
  2. Tidak ada cara untuk mengkalibrasi kemajuan alasannya yakni tidak memperoleh matrik
    kuantitatif
  3. Rencana proyek belum dirancang untuk mengakomodasi sumber daya yang
    dibutuhkan pada final sebuah proyek
  4. Resiko-resiko belum mempertimbangkan secara eksplisit serta belum dibentuk
    planning untuk mengurangi, mengatur & memonitor
  5. Jadwal yang ada tidak realistis & cacat
Untuk mengatasi problem tersebut maka dibutuhkan waktu pada awal proyek untuk
membangun planning yang realistis guna memonitor planning proyek selama berjalan &
pada keseluruhan proyek serta mengontrol kualitas serta perubahannya.

Related : Konsep Administrasi Proyek

0 Komentar untuk "Konsep Administrasi Proyek"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close