Pembaca bahasa Inggris online. Ada puisi manis nih...Puisi ini ialah salah satu puisi kesukaan aku yang merupakan hasil karya Emily Dickinson. Pertama kali aku menemukan puisi ini di waktu aku kuliah dulu, ada dosen yang menawarkan kiprah menganalisa sebuah puisi. Puisi ini pendek tapi penuh makna yang dalam. Dari puisi ini kita sanggup mengetahui bagaimana perasaan si pengarang waktu itu. Ia merasa ia tidak berarti di dunia ini, ia merasa tidak berguna, semua dedikasinya dianggap angin kemudian saja. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan pada ketika itu yang membatasi ruang gerak perempuan. Berikut ini puisinya:
How dreary to be somebody!
How public, like a frog
To tell your name the livelong day
To an admiring bog!
Biography
I'm nobody! Who are you?
Are you nobody, too?
Then there's a pair of us — don't tell!
They'd banish us, you know.
Are you nobody, too?
Then there's a pair of us — don't tell!
They'd banish us, you know.
How public, like a frog
To tell your name the livelong day
To an admiring bog!
Biography
Emily Dickinson (1830-1886) Penyair liris wanita Amerika yang puisinya berbagai – tetapi hanya tujuh dari sekitar 1800 puisinya yang dipublikasikan pada masa hidupnya. Lima diantaranya di publikasikan di Springfield Republican. Pada usia 23 tahun Dickinson menarik diri dari kontak sosial dan mencurahkan dirinya untuk menulis diam-diam. Semua karyanya muncul dan terkenal sehabis beliau meninggal. Sedih bukan, di ketika hidup tak seorangpun yang menghargai karya-karyanya. Di ketika ia hidup ia tidak sanggup menikmati hasil-hasil karyanya.
Emily Dickinson lahir pada 10 Desember 1830 di Amherst, Massachussetts, Amerika, dari keluarga yang terkenal lantaran pendidikan dan acara politiknya. Dia menerima pendidikan di Amherst Academy (1834-47) dan Mount Holyoke Female Seminary (1847-48). Sekitar 1850-an Dickinson mulai menulis puisi, pertama dalam bentuk konvensional. Tetapi sehabis 10 tahun beliau mulai bereksperimen. Puisi-puisinya banyak berafiliasi dengan kematian, keyakinan dan keabadian. Dari 1858 beliau mengumpulkan puisi-puisinya dalam satu ‘bundel’ yang beliau jilid sendiri dengan benang dan jarum. Kelak seleksi dari puisi-puisi ini terbit sehabis beliau meninggal. Pada 1862 Dickinson mulai berkorespondensi dengan temannya, penulis Thomas Wentworth Higginson. Higginson kagum pada puisi yang dikirimkan Dickinson, tetapi beliau menganjurkan biar Dickinson tak mempublikasikannya. Keputusan Dickinson untuk mengikuti nasihat ini dipengaruhi oleh sifat ambivalennya terhadap konvensi pasar sastra kala ke-19 dan keinginannya untuk membangun kekerabatan yang lebih bersahabat dengan sesama teman. Setelah Perang Sipil Dickinson membatasi kontak-kontaknya dengan orang di luar Amherst. Sejak itu beliau juga mulai hanya mengenakan baju berwarna putih dan jarang sekali mendapatkan tamu. Sebagian besar hidupnya dihabiskan di kamarnya sementara saudara-saudaranya di luar saling bertikai. Meski Emily Dickinson hidup menyendiri, dari surat-suratnya tampak bahwa beliau mengenal baik tulisan-tulisan John Keats, John Ruskin dan Sir Thomas Browne. Kehidupan emosional Dickinson masih tetap misterius, tetapi beredar dugaan ini mungkin disebabkan soal kekecewaan cintanya terhadap Yang Mulia Charles Wadsworth dan Samuel Bowles, editor dari Springfield Republican.
Setelah Dickinson meninggal pada 15 Mei 1886 di Amherst, saudaranya, Lavinna, menemukan koleksi puisinya yang tersimpan rapi di kamarnya, dan beliau terkejut melihat begitu banyaknya puisi yang telah ditulis Dickinson. Dia ikut menyunting tiga jilid dari 1891 hingga 1896. Jilid pertama menjadi populer. Pada awal dekade kala 20 Martha Dickinson Bianchi, sepupu Dickinson, mempublikasikan lebih banyak lagi puisi sang penyair ini. Pada 1945, dengan terbitnya Bolts of Melody maka sempurnalah sudah kiprah membawa puisi Dickinson ke hadapan publik. Puisi-puisi Dickinson banyak menghipnotis puisi modern. Puisi-puisinya dianggap paling inovatif untuk ukuran kala 19 di Amerika, bahkan banyak besar lengan berkuasa terhadap para penulis feminis. Dickinson juga menjadi salah seorang penyair yang kata-katanya banyak memberi ketenangan bagi orang-orang yang memiliki duduk perkara mental.
I'm Nobody, Who are you?
0 Komentar untuk "I'm Nobody! Who Are You?"