Tradisi-Tradisi Unik Perayaan Imlek

TRADISI IMLEK
Pergantian tahun dalam kalender Cina sering kali menjadi momen yanng ditunggu-tunggu oleh sebagain besar orang, khususnya bagi keturunan Tionghoa. Di Indonesia, tahun gres Cina kerap 8disebut dengan “Imlek”, namun di beberapa negara lain perayaan ini lebih dikenal dengan nama “Chinese New Year”, atau “Guo Nian”, atau “Xin Jia” yang berarti lewat bulan atau bulan baru.




Tahun gres Imlek telah ada semenjak 4000 tahun yang lalu. Seiring dengan perkembangan zaman, maka terbentuklah beberapa tradisi yang alhasil menjadi bebuyutan hingga ketika ini, dan dianggap menjadi hal wajib yang harus selalu ada setiap perayaan Imlek. Apa saja tradisi unik yang ada di setiap perayaan Imlek? Berikut ulasannya:

Membersihkan rumah
Menyambut pergantian tahun, biasanya masyarakat Tionghoa mempunyai tradisi membersihkan rumah sehari sebelum perayaan. Mereka percaya, dengan membersihkan rumah berarti juga menyapu higienis nasib jelek yang telah terakumulasi selama setahun terakhir dan segala keburukan yang menghalangi datangnya keberuntungan. Selain itu, hal tersebut juga menandai bahwa mereka siap untuk menyambut keberuntungan yang baru.

Setelah rumah dibersihkan, biasanya akan dipasang bermacam-macam asesoris atau hiasan khas imlek di beberapa sudut ruangan dan meja, yang berfungsi untuk menambah keindahan ruangan dan sebagai simbol kekayaan bagi penghuni rumah tersebut.

Dekorasi rumah dengan nuansa merah

Asesoris atau hiasan khas imlek yang menjadi dekorasi rumah tadi, biasanya akan didominasi dengan warna merah. Bagi masyarakat Tionghoa, warna merah berarti melambangkan sesuatu yang sejahtera dan kuat, serta membawa keberuntungan. Warna merah juga dipercaya sanggup mengusir Nian atau sejenis makhluk buas yang hidup di dasar bahari atau gunung, yang akan keluar ketika isu terkini semi atau ketika tahun gres Imlek.

Selain memakai instrumen berwarna merah, masyarakat Tionghoa juga kerap mengecat pintu dan jendela rumah mereka, dan menempeli kertas yang bertuliskan kalimat atau kata-kata baik.

Mengunjungi rumah keluarga besar

Sama halnya dengan merayakan hari raya Lebaran, perayaan Imlek juga menjadi momen bagi masyarakat Tionghoa untuk mengujungi sanak saudara. Hal tersebut dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan.

Membagi angpao

Bagi-bagi angpao merupakan tradisi di mana masyarakat Tionghoa yang sudah berkeluarga menawarkan rezeki kepada belum dewasa dan orang tuanya. Dalam dogma Tionghoa, uang di dalam angpao yang akan dibagikan dihentikan diisi dengan mengandung angka 4, lantaran angka 4 dianggap membawa sial. Dalam bahasa Cina, angka 4 terdengar menyerupai kata ‘mati’. Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga dihentikan ganjil lantaran bekerjasama dengan pemakaman. Bagi-bagi angpao dipercaya akan memperlancar rejeki di kemudian hari.

Pakaian baru

Tradisi khas Imlek lainnya ialah membeli pakaian baru, serta menggunting rambut. Pakaian yang biasanya dikenakan pada ketika Imlek berwarna merah. Warga Tionghoa percaya, menjaga penampilan dan menggantinya dengan yang gres merupakan lambang optimisme menyambut tahun baru. Dengan harapan, masa depan akan terperinci dengan kemakmuran dan banyak rezeki.

Hidangan khas

Imlek merupakan salah satu perayaan yang ditunggu-tunggu oleh warga Tionghoa, alasannya ialah biasanya dalam perayaan tersebut, akan tersaji 12 macam kuliner dan 12 macam kuliner ringan anggun yang melambangkan 12 shio. Selain melambangkan shio, masing-masing kuliner juga mempunyai makna tersendiri. Misalnya, mie panjang melambangkan panjang umur, ayam utuh yang melambangkan kemakmuran keluarga, atau kuliner ringan anggun bola yang berbentuk uang Cina pada jaman dulu untuk melambangkan kekayaan.

Pantang membalikan ikan bandeng ketika menyantapnya

Cara masyarakat Tionghoa menikmati ikan ketika Imlek sangat unik, yaitu dengan tidak membalik ikan ketika menyantapnya. Ikan tersebut juga dihentikan dihabiskan dan harus disisakan biar sanggup dinikmati esok hari. Masyarakat Tionghoa percaya bila kebiasaan ini merupakan lampang dari surplus untuk tahun yang akan datang.

Tradisi Yu Seng

Tradisi Yu Sheng ialah tradisi makan bersama dalam satu wadah. Dalam piring tersebut ada beberapa kuliner hambar menyerupai irisan ikan salmon, salad, wortel, mie, dan sebagainya. Keluarga atau kerabat yang akan melaksanakan tradisi ini bersiap untuk mengaduk kuliner tersebut secara bersamaan dan mengangkatnya dengan sumpit setinggi-tingginya, sambil mengucapkan “Lao Qi” atau “Lao Hei”.

Yu Sheng sendiri ialah tradisi yang dilakukan untuk menyambut tahun gres Imlekyang bekerjasama dengan hidangan khusus di pergantian tahun. Menu wajib ini dihadirkan dan disantap sambil mengucap doa syukur atas rezeki yang telah diberikan.

Kembang api

Kembang api merupakan salah satu pertunjukan untuk memeriahkan Imlek, lantaran bunyi bisingnya dipercaya sanggup menciptakan makhluk jahat ketakutan. Selain kembang api, Imlek juga identik dengan hujan. Bagi masyarakat Tionghoa hujan di ketika Imlek melambangkan banyaknya rezeki yang tiba di muka bumi.

Melunasi hutang

Menjelang Imlek, masyarakat Tionghoa biasanya akan melunasi atau mengurangi jumlah hutangnya. Tradisi ini bertujuan biar pada tahun selanjutnya, orang tersebut tidak terbebani sejumlah hutang piutang. (Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id)


Related : Tradisi-Tradisi Unik Perayaan Imlek

0 Komentar untuk "Tradisi-Tradisi Unik Perayaan Imlek"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)