Awalnya aku hirau tak hirau melihat atau membaca beberapa headline media online perihal puisi Bapak Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo pada program Rapat Pimpinan (Rapimnas) Partai Golkar di Balikpapan (22/5/2020). Namun sehabis melihat sendiri video "Puisi Panglima TNI" di youtube.com, hati aku sangat tersentuh. Sebagai orang desa, tampaknya apa yang digambarkan pada puisi tersebut begitu nyata. Ladang - ladang kami, sawah-sawah kami, bukan lagi milik kami.
Apakah mungkin suatu ketika Indonesia akan menyerupai Singapura? Makara milik siapa bergotong-royong Indonesia?
Berikut puisi yang dibacakan Panglim Tentara Nasional Indonesia pada program tersebut :
Sungguh Jaka tak mengerti
Mengapa ia dipanggil polisi
Ia tiba semenjak pagi
Katanya akan diinterogasi
Dilihatnya Garuda Pancasila
Tertempel di dinding dengan gagah
Terpana dan bengong si Jaka
Dari mata burung garuda
Ia melihat dirinya
Dari dada burung garuda
Ia melihat desa
Dari kaki burung garuda
Ia melihat kota
Dari kepala burung garuda
Ia melihat Indonesia
Lihatlah hidup di desa
Sangat subur tanahnya
Sangat luas sawahnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihat padi menguning
Menghiasi bumi sekeliling
Desa yang kaya raya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihatlah hidup di kota
Pasar swalayan tertata
Ramai pasarnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihatlah aneka barang
Dijual belikan orang
Oh makmurnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Jaka terus terpana
Entah mengapa
Menetes air mata
Air mata itu IA YANG PUNYA
Untuk melihat videonya silahkan buka di youtube.com :
0 Komentar untuk "Sedih, Lihat Puisi Tapi Bukan Kami Punya Karya Deny Ja Dibacakan Panglima Tni Gatot Nurmantyo"