Pembelajaran berbasis inkuiri sangat manis untuk menyebarkan kemampuan kognitif (berpikir) siswa. Selain itu pembelajaran berbasis inkuiri ini tidak semata berorientasi pada hasil pembelajaran semata, tetapi juga menghendaki proses pembelajaran yang bermutu. Model pembelajaran ini sangat dianjurkan untuk diimplementasikan dalam pembelajaran Kurikulum 2013.
Untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis inkuiri ini guru sanggup menerapkan langkah-langkah yang telah dikembangkan oleh para andal dan praktisi pendidikan dalam bentuk model pembelajaran inkuiri.
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri ialah model pembelajaran yang mengajarkan siswa berpikir melalui proses merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan informasi, untuk kemudian menguji hipotesis yang diajukan untuk sanggup ditarik suatu kesimpulan.
Model pembelajaran inkuiri mempunyai 6 langkah penting, yaitu orientasi masalah, merumuskan pertanyaan, mengajukan hipotesis, mengumpulkan informasi, menguji hipotesis dan menyimpulkan
langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri
Langkah-Langkah nya :
Selama melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri, guru sanggup menerapkan langkah-langkah berikut sebagai bentuk model pembelajaran yang disebut model pembelajaran inkuiri.
Langkah 1. Orientasi terhadap Masalah
Beragam cara dan variasi sanggup dilakukan guru biar sanggup mengorientasikan siswa kepada suatu permasalahan. Seringkali siswa tidak menyadari pada suatu keadaan atau fenomena sesungguhnya terdapat suatu permasalahan, atau sesuatu yang sanggup dijadikan pertanyaan untuk dipelajari secara lebih mendalam. Untuk mengorientasikan siswa terhadap duduk masalah ini, guru harus mempunyai kreativitas sehingga stimulus atau rangsangan yang diberikan benar-benar menarik bagi siswa. Rasa ingin tahu akan suatu hal akan membimbing siswa terhadap suatu permasalahan untuk dipelajari gotong royong di kelas atau kelompoknya.
Langkah 2. Merumuskan Masalah
Ketika rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru bekerja dengan baik, maka dalam pemikiran siswa akan muncul pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan-permasalahan yang akan menjadi basis dan tujuan pembelajaran tersebut. Jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa belum memenuhi impian guru, maka gurupun sanggup memperlihatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa pada "pertanyaan besar dan penting" yang seharusnya menjadi tujuan pembelajaran itu. Memang tidaklah gampang bagi siswa untuk merumuskan permasalahan secara baik kalau mereka belum terbiasa dan terlatih. Tetapi, memang seharusnyalah guru berusaha menciptakan mereka untuk mempunyai kemampuan ini. Kemampuan merumuskan duduk masalah dalam pembelajaran inkuiri sangat penting sebagai titik awal pembelajaran siswa. Pertanyaan dan permasalahan yang baik akan menciptakan siswa benar-benar belajar, sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam perihal apa yang sedang dipelajari.
Langkah 3. Mengajukan Hipotesis
Selanjutnya, sesudah siswa merumuskan duduk masalah yang ingin dipelajari, mereka kemudian diajak untuk gotong royong merumuskan hipotesis. Perumusan hipotesis didasarkan pada informasi-informasi yang selama ini telah mereka miliki. Hipotesis ini nantinya harus diuji kebenarannya. Untuk melanjutkan hingga tahap ini, tentunya terlebih dahulu siswa harus mengumpulkan data atau informasi-informasi yang diperlukan dan relevan.
Langkah 4. Mengumpulkan Informasi (Data)
Langkah ke-4 ini juga merupakan tahapan yang sangat penting. Pada tahap keempat model pembelajaran inkuiri ini, siswa bersama kelompoknya harus mengumpulkan sebanyak dan selengkap mungkin data dan info yang dibutuhkan. Siswa dan kelompoknya juga harus memilah-milah info dan data mana yang relevan dengan tujuan atau pemecahan duduk masalah mereka. Informasi dan data dikumpulkan dengan bermacam-macam metode dan sumber data yang mungkin. Guru bukanlah sumber info utama, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator sehingga semua kebutuhan siswa dan kelompoknya untuk mengumpulkan data dan info yang lengkap sanggup berjalan dengan baik. Siswa akan lebih banyak membaca secara mandiri, mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dari internet, melaksanakan eksperimen-eksperimen kecil dan sebagainya.
Langkah 5. Menguji Hipotesis
Setelah berkutat dengan bermacam-macam sumber mencar ilmu (sumber informasi) yang tersedia dan sumber data yang ada, siswa kemudian akan diajak untuk memproses data dan info yang diperoleh. Mereka sanggup mencar ilmu mengorganisasikan data ke dalam tabel-tabel, daftar-daftar, atau ringkasan yang akan mempermudah mereka dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah mereka susun dilangkah sebelumnya. Di sini mungkin saja terjadi semacam perbedaan antara info yang gres mereka peroleh dengan info yang telah mereka miliki sebelumnya. Proses berpikir kreatif, kritis, dan analitis akan diperlukan di tahap ini, sehingga mereka sanggup menguji hipotesis.
Langkah 6. Menyimpulkan
Pada tamat langkah model pembelajaran inkuiri, siswa kemudian akan sanggup menciptakan kesimpulan mereka masing-masing perihal hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Bisa saja dari pembelajaran yang gres mereka lakukan mereka ternyata mendapati bahwa info usang yang telah mereka bergotong-royong info yang keliru, atau sanggup pula sebaliknya, di mana info gres yang mereka peroleh semakin memperkuat info yang telah mereka miliki itu. Atau dengan kata lain, mereka sanggup lebih dalam memahami hal tersebut dibanding sebelumnya.
Proses pembelajaran dengan memakai model pembelajaran inkuiri ini memungkinkan siswa mempunyai kedalaman pemahaman akan suatu hal yang mereka pelajari, dan ini terjadi secara kontruktif di mana mereka membangun sendiri pengetahuan gres di atas fondasi pengetahuan yang sebelumnya telah mereka punyai.
Kelebihan
Kelemahan
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber :
1. https://blog.paperplane-tm.site/search?q=langkah-model-pembelajaran-inkuiri
2. https://blog.paperplane-tm.site/search?q=langkah-model-pembelajaran-inkuiri
Untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis inkuiri ini guru sanggup menerapkan langkah-langkah yang telah dikembangkan oleh para andal dan praktisi pendidikan dalam bentuk model pembelajaran inkuiri.
Model pembelajaran inkuiri ialah model pembelajaran yang mengajarkan siswa berpikir melalui proses merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan informasi, untuk kemudian menguji hipotesis yang diajukan untuk sanggup ditarik suatu kesimpulan.
Model pembelajaran inquiry berorientasi pada siswa yang bertujuan menyebarkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau menyebarkan kemampuan intelektual sebagai bab dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inquiry siswa tak hanya di tuntut biar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka sanggup memakai potensi yang di milikinya secara optimal (Sanjaya, 2006:195). Adapun manfaat model pembelajaran inquiry ini ialah meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang akan di pelajarinya, melatih kepekaan diri, mengurangi rasa kecemasan, menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan partisipasi belajar, meningkatkan tingkah laris yang positif, meningkatkan prestasi dan hasil belajar.
Model pembelajaran inkuiri mempunyai 6 langkah penting, yaitu orientasi masalah, merumuskan pertanyaan, mengajukan hipotesis, mengumpulkan informasi, menguji hipotesis dan menyimpulkan
langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri
Langkah-Langkah nya :
Selama melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri, guru sanggup menerapkan langkah-langkah berikut sebagai bentuk model pembelajaran yang disebut model pembelajaran inkuiri.
Langkah 1. Orientasi terhadap Masalah
Beragam cara dan variasi sanggup dilakukan guru biar sanggup mengorientasikan siswa kepada suatu permasalahan. Seringkali siswa tidak menyadari pada suatu keadaan atau fenomena sesungguhnya terdapat suatu permasalahan, atau sesuatu yang sanggup dijadikan pertanyaan untuk dipelajari secara lebih mendalam. Untuk mengorientasikan siswa terhadap duduk masalah ini, guru harus mempunyai kreativitas sehingga stimulus atau rangsangan yang diberikan benar-benar menarik bagi siswa. Rasa ingin tahu akan suatu hal akan membimbing siswa terhadap suatu permasalahan untuk dipelajari gotong royong di kelas atau kelompoknya.
Langkah 2. Merumuskan Masalah
Ketika rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru bekerja dengan baik, maka dalam pemikiran siswa akan muncul pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan-permasalahan yang akan menjadi basis dan tujuan pembelajaran tersebut. Jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa belum memenuhi impian guru, maka gurupun sanggup memperlihatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa pada "pertanyaan besar dan penting" yang seharusnya menjadi tujuan pembelajaran itu. Memang tidaklah gampang bagi siswa untuk merumuskan permasalahan secara baik kalau mereka belum terbiasa dan terlatih. Tetapi, memang seharusnyalah guru berusaha menciptakan mereka untuk mempunyai kemampuan ini. Kemampuan merumuskan duduk masalah dalam pembelajaran inkuiri sangat penting sebagai titik awal pembelajaran siswa. Pertanyaan dan permasalahan yang baik akan menciptakan siswa benar-benar belajar, sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam perihal apa yang sedang dipelajari.
Langkah 3. Mengajukan Hipotesis
Selanjutnya, sesudah siswa merumuskan duduk masalah yang ingin dipelajari, mereka kemudian diajak untuk gotong royong merumuskan hipotesis. Perumusan hipotesis didasarkan pada informasi-informasi yang selama ini telah mereka miliki. Hipotesis ini nantinya harus diuji kebenarannya. Untuk melanjutkan hingga tahap ini, tentunya terlebih dahulu siswa harus mengumpulkan data atau informasi-informasi yang diperlukan dan relevan.
Langkah 4. Mengumpulkan Informasi (Data)
Langkah ke-4 ini juga merupakan tahapan yang sangat penting. Pada tahap keempat model pembelajaran inkuiri ini, siswa bersama kelompoknya harus mengumpulkan sebanyak dan selengkap mungkin data dan info yang dibutuhkan. Siswa dan kelompoknya juga harus memilah-milah info dan data mana yang relevan dengan tujuan atau pemecahan duduk masalah mereka. Informasi dan data dikumpulkan dengan bermacam-macam metode dan sumber data yang mungkin. Guru bukanlah sumber info utama, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator sehingga semua kebutuhan siswa dan kelompoknya untuk mengumpulkan data dan info yang lengkap sanggup berjalan dengan baik. Siswa akan lebih banyak membaca secara mandiri, mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dari internet, melaksanakan eksperimen-eksperimen kecil dan sebagainya.
Langkah 5. Menguji Hipotesis
Setelah berkutat dengan bermacam-macam sumber mencar ilmu (sumber informasi) yang tersedia dan sumber data yang ada, siswa kemudian akan diajak untuk memproses data dan info yang diperoleh. Mereka sanggup mencar ilmu mengorganisasikan data ke dalam tabel-tabel, daftar-daftar, atau ringkasan yang akan mempermudah mereka dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah mereka susun dilangkah sebelumnya. Di sini mungkin saja terjadi semacam perbedaan antara info yang gres mereka peroleh dengan info yang telah mereka miliki sebelumnya. Proses berpikir kreatif, kritis, dan analitis akan diperlukan di tahap ini, sehingga mereka sanggup menguji hipotesis.
Langkah 6. Menyimpulkan
Pada tamat langkah model pembelajaran inkuiri, siswa kemudian akan sanggup menciptakan kesimpulan mereka masing-masing perihal hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Bisa saja dari pembelajaran yang gres mereka lakukan mereka ternyata mendapati bahwa info usang yang telah mereka bergotong-royong info yang keliru, atau sanggup pula sebaliknya, di mana info gres yang mereka peroleh semakin memperkuat info yang telah mereka miliki itu. Atau dengan kata lain, mereka sanggup lebih dalam memahami hal tersebut dibanding sebelumnya.
Proses pembelajaran dengan memakai model pembelajaran inkuiri ini memungkinkan siswa mempunyai kedalaman pemahaman akan suatu hal yang mereka pelajari, dan ini terjadi secara kontruktif di mana mereka membangun sendiri pengetahuan gres di atas fondasi pengetahuan yang sebelumnya telah mereka punyai.
Kelebihan
- Strategi pembelajaran inquiry merupakan taktik pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui taktik ini dianggap lebih bermakna.
- Dapat memperlihatkan ruang kepada siswa untuk mencar ilmu sesuai dengan gaya mencar ilmu mereka.
- Strategi pembelajaran inquiry merupakan taktik yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi mencar ilmu modern yang menganggap mencar ilmu ialah proses perubahan tingkah laris berkat adanya pengalaman.
- Keuntungan lain ialah taktik pembelajaran ini sanggup melayani kebutuhan siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang mempunyai kemampuan mencar ilmu baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan
- Jika taktik pembelajaran inquiry sebagai taktik pembelajaran, maka akan sulit terkontrol acara dan keberhasilan siswa.
- Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran alasannya ialah terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan mencar ilmu ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka taktik pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber :
1. https://blog.paperplane-tm.site/search?q=langkah-model-pembelajaran-inkuiri
2. https://blog.paperplane-tm.site/search?q=langkah-model-pembelajaran-inkuiri
0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Inquiry"