Model Pembelajaran Role Playing

Laksana seorang artis, inilah maksud dari model pembelajaran ini. Si bintang film akan mendapat pengalaman serta kesan gres sesudah melaksanakan acara akting. Yang karenanya ia akan selalu teringat akan kiprah apa yang sudah dimainkannya, apa saja yang sudah dilakukannya dan lain sebagainya.

Nah di dalam dunia pendidikan, ada sebuah model pembelajaran yang mana didalamnya siswa akan dituntut untuk melaksanakan suatu bentuk kegiatan, layaknya bermain kiprah dan mereka harus berperan aktif dalam acara tersebut. Nah model pembelajaran yang saya maksud ialah model pembelajaran role playing.


Pengertian Model Pembelajaran Role Playing

Menurut Jill Hadfield (Basri Syamsu, 2000) model pembelajaran role playing merupakan salah satu permainan gerak yang didalamnya terdapat aturan, tujuan dan sekaligus melibatkan unsur bahagia. Dalam bermain kiprah siswa mesti diarahkan pada situasi tertentu seolah-olah berada di luar kelas, meskipun kenyataannya pada ketika pembelajaran berlangsung terjadi di dalam kelas. Selain itu, model pembelajaran role playing tak jarang dimaksudkan sebagai salah satu bentuk bentuk aktifitas dimana penerima didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan berperan sebagai orang lain.

Role-play ialah suatu aktifitas pembelajaran terjadwal yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Role-play menurut pada tiga aspek utama dari pengalaman kiprah dalam kehidupan sehari-hari:
1) Mengambil kiprah (Role-taking), yaitu tekanan ekspektasiekspektasi sosial terhadap pemegang peran, contoh: berdasar pada kekerabatan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak perempuan), atau berdasar juga kiprah jabatan(bagaimana seorang biro polisi harus bertindak)dalam situasi-situasi sosial.
2) Membuat kiprah (Role-making), yaitu kemampuan pemegang kiprah untuk berubah secara dramatis dari satu kiprah ke kiprah yang lain dan membuat serta memodifikasi kiprah sewaktu-waktu diperlukan
3) Tawar-menawar kiprah (Role-negotiation), yaitu: tingkat dimana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang-pemegang kiprah yang lain dalam parameter dan kendala interaksi sosial.

Pada model pembelajaran bermain peranan, titik fokusnya terletak pada keterlibatan emosional serta pengamatan indera ke dalam situasi permasalahan aktual yang dihadapi. Melalui model bermain kiprah ini, diharapkan para siswa bisa :

(1) mengeksplorasi perasaannya.
(2) mendapat wawasan perihal nilai, perilaku dan persepsinya;
(3) membuatkan perilaku serta keterampilan dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi; 
(4) mengeksplorasi inti dari problem yang diperankan melalui banyak sekali teknik/cara.

Selain itu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pemilihan topik masalah
(skenario) sehingga akan memadai bagi para siswa, adapun diantaranya: usia siswa, latar belakang, kerumitan masalah, sosial budaya, kepekaan topik yang dijadikan sebagai problem dan pengalaman siswa dalam bermain peran.

Pada model berguru ini siswa dijadikan sebagai subyek dari acara pembelajaran, dan mereka secara aktif harus melaksanakan praktik-praktik berkomunikasi dengan temannya dalam kondisi tertentu. Pembelajaran efektif akan dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri siswa (Departemen Pendidikan Nasional,2002).

Langkah-langkah nya :

  1. Guru menyusun serta menyiapkan skenario
  2. Menunjuk beberapa penerima didik untuk mempelajari skenario beberapa hari sebelum acara berlangsung
  3. Guru membuat kelompok yang berisikan 5 orang siswa
  4. Menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai
  5. Memanggil penerima didik untuk menjalankan skenario
  6. Setiap penerima didik berada dikelompoknya sembari melihat peragaan kelompok lain.
  7. Setelah semua sudah selesai dilakukan, setiap penerima didik diberi lembar kerja untuk melaksanakan evaluasi atas penampilan tiap-tiap kelompok.
  8. Setiap kelompok memberikan kesimpulan
  9. Pendidik menawarkan kesimpulan secara umum
  10. Evaluasi


Kelebihan:

  1. Memberikan kesan yang besar lengan berkuasa dan usang terhadap ingatan penerima didik. 
  2. Menarik bagi penerima didik, sehingga mengakibatkan kelas menjadi antusias dan dinamis.
  3. Membangkitkan semangat dalam diri penerima didik serta menumbuhkan kebersamaan.
  4. Peserta didik bisa terjun pribadi dalam memerankan sesuatu yang hendak di bahas dalam acara belajar.

Kekurangan:

  1. Membutuhkan waktu yang usang dalam acara skenario
  2. Peserta didik sering mengalami kesulitan dalam memainkan peran
  3. Kegiatan bermain kiprah tidak akan maksimal kalau suasana kelas tidak memadai
  4. Jika penerima didik tidak dipersiapkan dengan sungguh-sungguh maka skenario tidak akan berjalan dengan baik.
  5. Tidak semua konsep pembelajaran bisa memakai model ini

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber :
1. https://blog.paperplane-tm.site/search?q=pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-role-playing#.XLXUbjAzbb0
2. https://blog.paperplane-tm.site/search?q=pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-role-playing


Semoga bermanfaat.

Related : Model Pembelajaran Role Playing

0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Role Playing"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)