Model Pembelajaran Circ (Cooperative Integrated Reading And Composition)

Apa itu Model Pembelajaran CIRC?
Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC

Ilustrasi Model Pembelajaran CIRC

Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition disingkat CIRC yaitu salah satu model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis, dimana akseptor didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa.

Fokus utama acara CIRC yaitu membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif. Siswa dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan lain menyerupai pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC yaitu memakai tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang sanggup diaplikasikan secara luas (Slavin, 2010: 203).

Berikut ini beberapa pengertian model pembelajaran CIRC dari beberapa sumber:

Menurut Slavin (2005:200), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yaitu sebuah jadwal yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar.

Menurut Sutarno, dkk (2010:1), pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.

Menurut Uno dan Muhamad (2011:115), CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok). Yaitu membaca materi yang diajarkan dari aneka macam sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam bentuk goresan pena yang dilakukan secara kooperatif. Model ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan akseptor didik untuk membaca dan mendapatkan umpan balik dari acara membaca yang telah dilakukan.


Tujuan Model Pembelajaran CIRC

Belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan berguru berdikari tanpa harus selalu mengandalkan kiprah guru, sebab mereka telah dibagi dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kemampuan yang sama (siswa dipilih berdasarkan nilai).
Dalam pembelajaran model ini guru hanya bertugas untuk menawarkan pertolongan pada kelompok bila kelompok tersebut belum sanggup menuntaskan tugasnya.

Tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC 
adalah sebagai berikut (Slavin, 2010:202-204):Membaca Lisan. Meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan mendapatkan umpan balik dari acara membaca, dengan membuat para siswa membaca untuk sobat satu timnya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespon acara membaca siswa.Kemampuan Memahami Bacaan. Penggunaan tim-tim kooperatif utuk membantu siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang sanggup diaplikasikan secara luas.
Menulis dan Seni Berbahasa. Pengembangan CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni berbahasa yaitu untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran sobat satu kelas.



Unsur-unsur Model Pembelajaran CIRC
Unsur-unsur pada model pembelajaran CIRC antara lain dijelaskan sebagai berikut (Slavin, 2008:204-212):

1. Kelompok membaca.

Pembentukan kelompok membaca dalam pembelajaran CIRC yaitu siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca siswa. Siswa yang kemampuannya heterogen kemudian dibuat menjadi kelompok.
Tim. Para siswa dibagi ke dalam pasangan dalam kelompok membaca. pasangan-pasangan dalam kelompok tersebut dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca.

2. Kegiatan-kegiatan yang bekerjasama dengan cerita.

Para siswa memakai materi bacaan. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca yang diarahkan guru. Diskusi mengenai dongeng disusun untuk menekankan kemampuan-kemampuan tertentu menyerupai membuat dan mendukung prediksi dan mengidentifikasikan duduk masalah dalam bentuk narasi.


3. Pemeriksaan oleh pasangan. 

Siswa yang telah menuntaskan semua acara ini, pasangan mereka menawarkan formulir kiprah siswa yang mengidentifikasikan bahwa mereka telah menuntaskan atau memenuhi kriteria terhadap kiprah tersebut.


4. Tes

Pada final pembelajaran siswa diberikan tes pemahaman terhadap cerita, dimintai untuk menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk tiap kosa kata, dan diminta untuk membacakan daftar kata-kata dengan keras kepada guru. Pada tes ini siswa tidak diperbolehkan saling membantu.
Pengajaran pribadi dalam memahami bacaan. Pertemuan pembelajaran setiap minggunya para siswa mendapatkan pengajaran pribadi dalam kemampuan khusus memahami bacaan. Pengajaran tersebut menyerupai mengidentifikasikan gagasan utama, memahami hubungan sederhana, dan membuat kesimpulan.


5. Seni berbahasa dan menulis terintegrasi. 

Selama periode seni berbahasa, guru memakai kurikulum seni berbahasa dan menulis yang dikembangkan khusus untuk CIRC.


Sedangkan berdasarkan Mohammad Nur (2011:13), unsur-unsur acara pembelajaran memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu sebagai berikut:

  1. Penghargaan kepada tim berupa pemberian sertifikat yang didasarkan pada kinerja kelompok.
  2. Pemberian kesempatan yang sama untuk berhasil pada setiap tim, yaitu dengan siswa bekerja pada materi yang sesuai dengan tingkat membaca mereka.
  3. Tanggung jawab individual dengan cara menawarkan wangsit atau usahanya yang nantinya akan masuk pada skor kuis dan karya tulis final mandiri.

Komponen Model Pembelajaran CIRC

Menurut Slavin (2010:205-212), terdapat delapan komponen dalam model pembelajaran CIRC, yaitu sebagai berikut:

  1. Teams, yaitu pembentukan kelompok yang heterogen (campuran) dan terdiri atas 4-5 siswa.
  2. Placement test, contohnya didapat dari nilai rata-rata ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan dari nilai rapor semoga guru sanggup mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu.
  3. Student creative, yaitu melaksanakan kiprah dalam sebuah kelompok dengan membuat kondisi dimana keberhasilan setiap individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan dari kelompoknya.
  4. Team study, merupakan tahapan tindakan berguru yang harus dilaksanakan oleh kelompok. Guru hanya bertugas menawarkan pertolongan kepada kelompok yang membutuhkannya.
  5. Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja dalam kelompok dan menawarkan penghargaan atau reward terhadap kelompok yang berhasil secara unggul dan kelompok yang dipandang belum cukup berhasil dalam menuntaskan kiprah kelompok.
  6. Teaching group, yaitu guru harus menawarkan materi secara singkat dan terang menjelang pemberian kiprah kelompok.
  7. Facts test, merupakan pelaksanaan tes atau ulangan berdasarkan fakta (materi) yang telah diperoleh siswa.
  8. Whole-class units, merupakan pemberian rangkuman materi oleh guru sehabis pembelajaran telah mencapai final dengan seni administrasi pemecahan masalah.



Tahapan dan Langkah-langkah Model Pembelajaran CIRC
Terdapat lima tahapan dalam proses pembelajaran memakai model pembelajaran CIRC, yaitu sebagai berikut:

  1. Orientasi. Pada fase ini, guru melaksanakan apersepsi dan pengetahuan awal siswa wacana materi yang akan diberikan. Kegiatan ini juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa.
  2. Organisasi. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan memperhatikan keheterogenan akademik. Membagikan materi bacaan wacana materi yang akan dibahas kepada siswa. Menjelaskan prosedur diskusi kelompok dan juga kiprah yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung.
  3. Pengenalan konsep. Mengenalkan wacana suatu konsep gres yang mengacu pada hasil inovasi selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster atau media lainnya.
  4. Publikasi. Siswa mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya. Membuktikan, memperagakan wacana materi yang dibahas baik dalam kelompok atau di depan kelas.
  5. Penguatan dan refleksi. Pada fase ini guru menawarkan penguatan bekerjasama dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun menawarkan pola kasatmata dalam kehidupan sehari-hari. 
  6. Langkah selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.

Menurut Steven dan Slavin, langkah-langkah yang dilakukan untuk memakai model pembelajaran CIRC yaitu sebagai berikut (Huda, 2013:222):

  1. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa.
  2. Guru menawarkan wacana sesuai dengan topik pembelajaran.
  3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan wangsit pokok dan menawarkan jawaban terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas.
  4. Siswa mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok.
  5. Guru menawarkan penguatan (reinforcement).
  6. Guru dan siswa bahu-membahu membuat kesimpulan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC

Kelebihan :

  1. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) sangat sempurna untuk meningkatkan ketrampilan akseptor didik dalam menuntaskan soal cerita.
  2. Dominasi guru dalam proses pembelajaran berkurang.
  3. Pelaksanaan jadwal sederhana sehingga gampang diterapkan.
  4. Peserta didik termotivasi pada hasil secara teliti, sebab berguru dalam kelompok.
  5. Para akseptor didik sanggup memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya.
  6. Meningkatkan hasil berguru khususnya dalam menuntaskan soal cerita.
  7. Peserta didik yang lemah sanggup terbantu dalam menuntaskan masalahnya.

Sedangkan kekurangannya :

  1. Metode ini kurang sempurna kalau diterapkan pada akseptor didik yang kurang bisa membaca akan kesulitan.
  2. Jika diterapkan terlalu sering akseptor didik akan merasa bosan.
  3. Peserta didik merasa jenuh dan lelah kalau diminta untuk membaca terlalu banyak.

Semoga bermanfaat.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daftar Pustaka
Uno, Hamzah B. dan Muhamad, Nurdin. 2011. Belajar Dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. London: Allymand Bacon.
Sutarno H, Rohendi D, dan Nopiyanti. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbasis Multimedia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Vol. 3 No. 1.
Nur, Muhammad. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

sumber : https://blog.paperplane-tm.site/search?q=model-pembelajaran-circ

Related : Model Pembelajaran Circ (Cooperative Integrated Reading And Composition)

0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Circ (Cooperative Integrated Reading And Composition)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close