Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di bak dan merupakan ikan orisinil Indonesia yang mempunyai nilai hemat yang tinggi serta salah satu jenis ikan yang bahagia tinggal diperairan yang tenang, terbenam, dan dalam ibarat kolam, rawa, telaga, danau serta waduk.
Klasifikasi ikan gurame ialah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labirintichi
Subordo : Anabantoide
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus gouramy (Susanto, 1989)
B. Morfologi ikan
Secara morfologi, ikan ini mempunyai garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta mempunyai gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi tubuh 2,0 s/d 2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 hingga 10 buah dan pada kawasan pangkal ekor terdapat titik hitam bulat.
Gurame juga mempunyai bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang berpengaruh dengan tepi agak kasar. Mulutnya kecil, letaknya miring tidak sempurna dibawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Ujung verbal sanggup disembulkan sehingga tampak monyong.
Penampilan gurame remaja berbeda dengan yang masih muda. Perbedaan itu sanggup diamati menurut ukuran tubuh, warna, bentuk kepala dan dahi. Warna dan sikap gurame muda jauh lebih menarik dibandingkan gurame dewasa. Sedangkan pada ikan muda terdapat delapan buah garis tegak. Bintik gelap dengan pinggiran berwarna kuning atau keperakan terdapat pada penggalan tubuh diatas sirip dubur dan pada dasar sirip dada terdapat bintik hitam.
Ikan gurame tergolong dalam ordo Labirynthici yang mempunyai alat pernapasan perhiasan yang disebut labirin, yaitu lipatan-lipatan epitelium pernapasan yang merupakan turunan dari lembar insang pertama, sehingga ikan sanggup mengambil oksigen eksklusif dari udara. Adanya alat pernapasan perhiasan ini memungkinkan ikan gurami sanggup hidip dalam perairan yang kadar oksigennya rendah.
C. Kebiasaan Hidup
Di alam, gurame mendiami perairan yang damai dan tergenang ibarat rawa, situ, dan danau. Di sungai yang berarus deras, jarang dijumpai ikan gurame. Kehidupannya yang menyukai perairan bebas arus itu terbukti ketika gurame sangat gampang dipelihara di kolam-kolam tergenang.
Walau gurame sanggup dibudidayakan di dataran rendah erat pantai, perairan yang paling otimal untuk budidaya ialah yang terletak pada ketinggian 50 – 40 m diatas permukaan bahari ibarat di Bogor, Jawa Barat. Ikan ini masih bertoleransi hingga pada ketinggian 600 m diatas permukaan bahari ibarat di Banjarnegara, Jawa Tengah. Yang jadi patokan ialah suhu air dilingkungan hidupnya. Suhu ideal untuk ikan gurami ialah 24 – 28 0C.
D. Jenis Ikan Gurame
Peternak gurame membedakan ada 6 macam varietas atau strain gurame menurut daya produksi telur, kecepatan tumbuh, ukuran/bobot maksimal gurame dewasa. Masing-masing ialah Angsa (soang, geese gourami), Jepun (jepang, japonica), Blausafir, Paris, Bastar (pedaging), dan Porselan. Selain 6 strain diatas, menurut warna terdapat gurame Hitam, Albino (putih), dan Belang. Gurame hitam paling banyak dijumpai, sedangkan yang lain jarang. Hal tersebut disebabkan gurame albino dan belang kurang disukai, lantaran pertumbuhannya yang sangat lambat.
Gurami Angsa/Soang bisa mencapai panjang maksimal 65 cm dengan total berat 6-12 kg. Sedangkan gurame Jepun hanya bisa tumbuh hingga mencapai berat total 3,5 kg dengan panjang hanya 45 cm (Susanto, 1989). Gurame Porselin unggul dalam menghasilkan telur, per sarang bisa menghasilkan 10.000 butir. Gurame ini oleh para pembenih dijuluki top of the pop alias gurami pilihan. Untuk gurame dengan kategori produksi telur kurang ialah gurame Bastar. Per sarang hanya menghasilkan 2.000-3.000 telur, akan tetapi gurame ini mempunyai keunggulan yaitu tumbuh lebih cepat dari warietas lainnya.
Gurami Angsa/Soang bisa mencapai panjang maksimal 65 cm dengan total berat 6-12 kg. Sedangkan gurame Jepun hanya bisa tumbuh hingga mencapai berat total 3,5 kg dengan panjang hanya 45 cm (Susanto, 1989). Gurame Porselin unggul dalam menghasilkan telur, per sarang bisa menghasilkan 10.000 butir. Gurame ini oleh para pembenih dijuluki top of the pop alias gurami pilihan. Untuk gurame dengan kategori produksi telur kurang ialah gurame Bastar. Per sarang hanya menghasilkan 2.000-3.000 telur, akan tetapi gurame ini mempunyai keunggulan yaitu tumbuh lebih cepat dari warietas lainnya.
E. Kualitas Air
Air untuk mengairi komplek bak harus tersedia setiap saat, jika perlu tersedia sepanjang tahun. Volume air jangan berlebihan, lantaran sanggup menjadikan banjir. Debit air merupakan jumlah air yang mengalir dalam jalan masuk dihitung dengan ukuran liter per detik. Untuk pemeliharaan gurame secara tradisional pada bak khusus, debit air yang diperkenankan ialah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur (semi intensif) debit air yang paling ideal ialah antara 6-12 liter/detik.
Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan ibarat : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh lantaran itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan.
Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan ibarat : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh lantaran itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan.
E. Pakan Ikan Gurami
Upaya untuk mencarikan pengganti daun-daun yang disukai gurame sekaligus merupakan kunci untuk membongsorkan tubuh gurame, yang dianggap cukup efektif remaja ini ada dengan menyediakan kuliner perhiasan yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Pada acara Kerja Praktek ini ada 3 jenis kuliner tambahan, yaitu Pellet, Keong Emas, dan Serangga (Jangkrik).
F. Hama dan Penyakit Hama dan penyakit pada budidaya ikan gurame sering menimbulkan kegagalan serta kerugian besar. Adapun beberapa hal yang mengakibatkan timbulnya penyakit berupa kesuburan bak dampak dari pemupukan, makanan, kepadatan ikan yang tinggi serta kualitas air yang buruk.
Hama ialah binatang yang berukuran lebih besar dan bisa menimbulkan gangguan pada ikan. Beberapa pemangsa utama ikan gurame dari jenis hama yang sering ditemukan pada perjuangan budidaya ikan gurame ialah ular, belut, katak, dan burung pemakan ikan. Musuh utama ikan gurame terbagi atas ikan liar pemangsa dan beberapa jenis ikan pemelihara. Untuk menghindarai ikan gurame dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air dipasang serumbung dan saringan ikan biar hama tidak masuk ke dalam kolam.
Jenis penyakit yang sering mengganggu dalam budidaya ikan gurame ialah penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame. Protozoa ini menjadi benalu yang sulit diberantas lantaran kehadirannya sering kali diliputi oleh lendir yang sulit ditembus oleh larutan obat. Mereka menyerang ikan dibawah selaput lendir ikan yang merupakan benteng pertahanan utama bagi ikan.
Selain itu, jenis penyakit yang juga sering menyerang induk ikan gurame ialah Argulus indicus. Parasit ini tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit. Argulus indicus melekat pada sirip atau sisik pada induk ikan gurame.
0 Komentar untuk "Mengenal Ikan Gurame (Osphronemus Gouramy)"