Oleh: Rusiah *)
IPA sebagai suatu penopang pembelajaran mempunyai permasalahan tersendiri yang ikut andil menjadi sebuah problematika wajah pendidikan tanah air. Permasalahan ini seolah membuka tabir sejarah pendidikan yang tak pernah berubah seiring kemajuan dan perubahan kurikulum. Memang intinya kurikulum hadir bukan untuk menghilangkan problem tetapi apakah problematika ini menjadi identitas negeri kita? Oleh Choiri menyampaikan bahwa banyak permasalahan pembelajaran IPA yang diangkat ke media tanpa adanya inovasi pembelajaran di kelas, seolah-olah tetap bertahan bahkan jatuh pada lobang yang sama, lantas bagaimana dengan kemajuan yang kita inginkan?
Selain itu derma materi pun harus diperhatikan, hal ini untuk menghindari kesalahan / kekurangan penerimaan konsep pada anak dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak yang dimulai dari pembukaan, hingga penilaian di simpulan pembelajaran pertama ini. Pembelajaran bermakna dimana penyampaian materi dengan pola yang terdekat dengan anak sehingga akan lebih gampang memahami dan dirasakan lebih bernilai, maksudnya lebih sanggup berkhasiat bukan hanya sekedar teori dan menyenangkan.
Permasalahan lain yang timbul yaitu tidak adanya media pembelajaran yang memadai untuk menjelaskan suatu konsep di luar praktikum dan observasi. Hal ini akan mempersulit anak dalam memahami konsep sehingga tak jarang anak memahami di luar konsep yang bekerjsama jadi guru harus kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hasil monitoring kelas pada ketika pembelajaran IPA, banyak sekali masalah yang muncul yang dialami oleh guru, diantaranya:
1).Guru tidak siap mengajar, dalam arti terkadang guru belum memahami konsep materi yang diajarkan.
2).Kesulitan memahami pelajaran, guru sering kesulitan dalam memunculkan minat mencar ilmu anak
3).Kurang optimal dalam penerapan metode pembelajaran yang ada.
4).Kesulitan menentukan dan menentukan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
5).Kesulitan menanamkan konsep yang benar pada siswa dan sering bersifat verbalistik.
Kegiatan membenahi motivasi dan prestasi merupakan aktivitas awal pembelajaran. Kegiatan itu perlu dirancang sebaik mungkin guna mengkoordinasikan murid-murid untuk “siap” belajar, mendapatkan pelajaran dengan bertanya dan menggali ilmu pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan yang sanggup memperlihatkan motivasi sanggup dilakukan dengan memakai banyak sekali metode dan pendekatan, contohnya metode ceramah (bercerita), peragaan, demonstrasi, dan sosio drama dengan bermain peran, serta metode Tanya jawab.
Pada aktivitas memperlihatkan motivasi, guru hendaknya memperlihatkan pertanyaan yang mengarahkan pada materi yang akan dibahas, sehingga muncul banyak sekali opini anak wacana banyak sekali macam pelajaran. Hal ini penting sekali bagi murid untuk menghilangkan pola pembelajaran DDCH (duduk, dengar, catat dan hapal).
Pola pembelajaran DDCH punya kelemahan, yaitu:
1).Kurangnya interaksi guru sehingga murid sanggup menurunkan motivasi anak belajar.
2).Murid apatis alasannya yaitu tidak ada keaktifan terlihat dalam proses pembelajaran.
3).Murid kesulitan memahami konsep materi pelajaran.
4).Munculnya trauma murid kepada guru yang mengajar.
5).Materi pelajaran yang diserap murid masuk dalam ingatan jangka pendek alias STM (short time memory).
6).Prestasi pembelajaran IPA cenderung menurun.
Untuk mengurangi berbagai permasalahan diatas, guru sanggup membuatkan pendekatan pembelajaran “PAKEMI” dan inovatif, pembelajaran aktif, kreatif, enak, menyenangkan.
Pendekatan pembelajaran PAKEMI paling tidak sanggup membawa angina perubahan dalam pembelajaran, yaitu:
1).Guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antar keduanya.
2).Guru dan murid sanggup membuatkan kreativitasnya dalam pembelajaran.
3).Murid merasa bahagia dan nyaman dalam pembelajaran.
4).Munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.
Akhirnya pembelajaran yang dilaksanakan kalau ingin mencapai “Sukses” sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu: guru, murid, tujuan yang akan dicapai, penggunaan media pembelajaran, metode diterapkan dan sistem evaluasi, pengetahuan yang sempurna yang dimiliki siswa mengarahkan perhatiannya pada satu atau dua hal tertentu dari seluruh materi yang sedang dipelajari.
*) Oleh: Rusiah
Mahasiswi IAIN Ponorogo
IPA sebagai suatu penopang pembelajaran mempunyai permasalahan tersendiri yang ikut andil menjadi sebuah problematika wajah pendidikan tanah air. Permasalahan ini seolah membuka tabir sejarah pendidikan yang tak pernah berubah seiring kemajuan dan perubahan kurikulum. Memang intinya kurikulum hadir bukan untuk menghilangkan problem tetapi apakah problematika ini menjadi identitas negeri kita? Oleh Choiri menyampaikan bahwa banyak permasalahan pembelajaran IPA yang diangkat ke media tanpa adanya inovasi pembelajaran di kelas, seolah-olah tetap bertahan bahkan jatuh pada lobang yang sama, lantas bagaimana dengan kemajuan yang kita inginkan?
Selain itu derma materi pun harus diperhatikan, hal ini untuk menghindari kesalahan / kekurangan penerimaan konsep pada anak dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak yang dimulai dari pembukaan, hingga penilaian di simpulan pembelajaran pertama ini. Pembelajaran bermakna dimana penyampaian materi dengan pola yang terdekat dengan anak sehingga akan lebih gampang memahami dan dirasakan lebih bernilai, maksudnya lebih sanggup berkhasiat bukan hanya sekedar teori dan menyenangkan.
Permasalahan lain yang timbul yaitu tidak adanya media pembelajaran yang memadai untuk menjelaskan suatu konsep di luar praktikum dan observasi. Hal ini akan mempersulit anak dalam memahami konsep sehingga tak jarang anak memahami di luar konsep yang bekerjsama jadi guru harus kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hasil monitoring kelas pada ketika pembelajaran IPA, banyak sekali masalah yang muncul yang dialami oleh guru, diantaranya:
1).Guru tidak siap mengajar, dalam arti terkadang guru belum memahami konsep materi yang diajarkan.
2).Kesulitan memahami pelajaran, guru sering kesulitan dalam memunculkan minat mencar ilmu anak
3).Kurang optimal dalam penerapan metode pembelajaran yang ada.
4).Kesulitan menentukan dan menentukan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
5).Kesulitan menanamkan konsep yang benar pada siswa dan sering bersifat verbalistik.
Kegiatan membenahi motivasi dan prestasi merupakan aktivitas awal pembelajaran. Kegiatan itu perlu dirancang sebaik mungkin guna mengkoordinasikan murid-murid untuk “siap” belajar, mendapatkan pelajaran dengan bertanya dan menggali ilmu pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan yang sanggup memperlihatkan motivasi sanggup dilakukan dengan memakai banyak sekali metode dan pendekatan, contohnya metode ceramah (bercerita), peragaan, demonstrasi, dan sosio drama dengan bermain peran, serta metode Tanya jawab.
Pada aktivitas memperlihatkan motivasi, guru hendaknya memperlihatkan pertanyaan yang mengarahkan pada materi yang akan dibahas, sehingga muncul banyak sekali opini anak wacana banyak sekali macam pelajaran. Hal ini penting sekali bagi murid untuk menghilangkan pola pembelajaran DDCH (duduk, dengar, catat dan hapal).
Pola pembelajaran DDCH punya kelemahan, yaitu:
1).Kurangnya interaksi guru sehingga murid sanggup menurunkan motivasi anak belajar.
2).Murid apatis alasannya yaitu tidak ada keaktifan terlihat dalam proses pembelajaran.
3).Murid kesulitan memahami konsep materi pelajaran.
4).Munculnya trauma murid kepada guru yang mengajar.
5).Materi pelajaran yang diserap murid masuk dalam ingatan jangka pendek alias STM (short time memory).
6).Prestasi pembelajaran IPA cenderung menurun.
Untuk mengurangi berbagai permasalahan diatas, guru sanggup membuatkan pendekatan pembelajaran “PAKEMI” dan inovatif, pembelajaran aktif, kreatif, enak, menyenangkan.
Pendekatan pembelajaran PAKEMI paling tidak sanggup membawa angina perubahan dalam pembelajaran, yaitu:
1).Guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antar keduanya.
2).Guru dan murid sanggup membuatkan kreativitasnya dalam pembelajaran.
3).Murid merasa bahagia dan nyaman dalam pembelajaran.
4).Munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.
Akhirnya pembelajaran yang dilaksanakan kalau ingin mencapai “Sukses” sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu: guru, murid, tujuan yang akan dicapai, penggunaan media pembelajaran, metode diterapkan dan sistem evaluasi, pengetahuan yang sempurna yang dimiliki siswa mengarahkan perhatiannya pada satu atau dua hal tertentu dari seluruh materi yang sedang dipelajari.
*) Oleh: Rusiah
Mahasiswi IAIN Ponorogo
0 Komentar untuk "Permasalahan Pembelajaran Ipa Di Sekolah"