Perjalanan Republik Indonesia

Republik  Indonesia disingkat RI atau Indonesia ialah negara di Asia Tenggara Perjalanan Republik Indonesia
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia ialah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia ialah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara ("pulau luar", di samping Jawa yang dianggap pusat). Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia ialah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia ialah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya ialah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya semenjak kurun ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal kurun Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta banyak sekali kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang dikala itu berjulukan Hindia-Belanda menyatakan kemerdekaannya di selesai Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia menerima banyak sekali hambatan, bahaya dan tantangan dari tragedi alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang hingga Merauke, Indonesia terdiri dari banyak sekali suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa ialah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain mempunyai populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia mempunyai wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama semenjak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan anggota dari ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi anggota dari OECD.

Sejarah Nama “Indonesia”
Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang memperlihatkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat. Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu". Murid dari Earl, James Richardson Logan, memakai kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia-Belanda tidak memakai kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).

Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik. Adolf Bastian dari Universitas Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor gosip di Belanda yang berjulukan Indonesisch Pers Bureau pada tahun 1913.

Sejarah awal
Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta hingga 500.000 tahun yang lalu. Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada dikala ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan mengakibatkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya semenjak kurun ke-8 SM, mengakibatkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada kurun pertama masehi. Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan bahari internasional dan antar pulau, telah menjadi jalur pelayaran antara India dan Cina selama beberapa abad. Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami banyak sekali imbas dari kegiatan perdagangan tersebut.

Sejak kurun ke-1 kapal dagang Indonesia telah berlayar jauh, bahkan hingga ke Afrika. Sebuah pecahan dari relief kapal di candi Borobudur, k. 800 M.

Di bawah imbas agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di pulau Kalimantan, Sumatra, dan Jawa semenjak kurun ke-4 hingga kurun ke-14. Kutai, merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada kurun ke-4 di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di wilayah barat pulau Jawa, pada kurun ke-4 hingga kurun ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari tahun 669 M hingga 1579 M. Pada kurun ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di Jambi, Sumatera. Sriwijaya mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara. Wilayah kekuasaannya mencakup Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan. Di bawah imbas Sriwijaya, antara kurun ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra dan Sanjaya berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan peninggalan bersejarahnya menyerupai candi Borobudur dan candi Prambanan. Di selesai kurun ke-13, Majapahit berdiri di pecahan timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya meluas hingga hampir mencakup wilayah Indonesia kini; dan sering disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.

Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia melalui Gujarat, India, kemudian membawa agama Islam. Selain itu pelaut-pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He) yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal kurun ke-15. Para pedagang-pedagang ini juga mengembangkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. Samudera Pasai yang berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Kolonialisme
Indonesia juga merupakan negara yang dijajah oleh banyak negara Eropa dan juga Asia, itu disebabkan Indonesia semenjak zaman dahulu merupakan negara yang kaya akan hasil alamnya yang melimpah, hingga menciptakan negara-negara Eropa tergiur untuk menjajah dan bermaksud menguasai sumber daya alamnya untuk pemasukan bagi negaranya, Negara-negara yang pernah menjajah diantaranya adalah;
•Portugis pada tahun 1509, hanya Maluku, kemudian berhasil diusir pada pada tahun 1595
•Spanyol pada tahun 1521, hanya Sulawesi Utara, tetapi berhasil diusir pada tahun 1692.
•Belanda pada tahun 1602, seluruh wilayah Indonesia.
•Perancis secara tidak langsung menguasai Jawa pada periode 1806-1811 lantaran Kerajaan Belanda takluk kepada kekuatan Perancis. Ketika Louis Bonaparte adik Napoleon Bonaparte naik takhta Belanda pada tahun 1806, maka secara otomatis jajahan Belanda jatuh ke tangan Perancis. Periode ini berlangsung pada pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada tahun 1808-1811. Berakhir pada tahun 1811 ketika Inggris mengalahkan kekuatan Belanda-Perancis di pulau Jawa.
•Inggris pada tahun 1811, semenjak ditandatanganinya Kapitulasi Tungtang yang salah satunya berisi penyerahan Pulau Jawa dari Belanda kepada Inggris, Pada tahun 1814 dilakukanlah Konvensi London yang isinya pemerintah Belanda berkuasa kembali atas wilayah jajahan Inggris di Indonesia. Lalu gres pada tahun 1816, pemerintahan Inggris di Indonesia secara resmi berakhir..
•Jepang pada tahun 1942, hanya 3,5 tahun, dan berakhir pada tahun 1945, semenjak kekalahan Jepang kepada sekutu.

Ketika orang-orang Eropa tiba pada awal kurun ke-16, mereka menemukan beberapa kerajaan yang dengan gampang sanggup mereka kuasai demi mendominasi perdagangan rempah-rempah. Portugis pertama kali mendarat di dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Sunda Kelapa, tapi sanggup diusir dan bergerak ke arah timur dan menguasai Maluku. Pada kurun ke-17, Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali untuk koloni mereka, Timor Portugis). Pada masa itulah agama Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi imperialisme usang yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold, Glory, and Gospel. Belanda menguasai Indonesia sebagai koloni hingga Perang Dunia II, awalnya melalui VOC, dan kemudian langsung oleh pemerintah Belanda semenjak awal kurun ke-19.

Di bawah sistem Cultuurstelsel (Sistem Penanaman) pada kurun ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa dilaksanakan di Jawa, balasannya menghasilkan laba bagi Belanda yang tidak sanggup dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas sesudah 1870, sistem ini dihapus. Setelah 1901 pihak Belanda memperkenalkan Kebijakan Beretika, yang termasuk reformasi politik yang terbatas dan investasi yang lebih besar di Hindia-Belanda.

Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda dijajah oleh Jerman, Jepang menguasai Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia mengerahkan prajurit bila diperlukan. Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara diberikan penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.

Indonesia merdeka
Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan perdana menteri. Dalam perjuangan untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka.

Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi kepolisian' (Politionele Actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi Militer. Belanda balasannya mendapatkan hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949 sebagai negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat sesudah menerima tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama Amerika Serikat. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat. Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan non-blok pada awalnya, kemudian menjadi lebih akrab dengan blok sosialis, contohnya Republik Rakyat Cina dan Yugoslavia. Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"),[24] dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus kejadian G30S yang mengakibatkan kematian 6 orang jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya. Muncul kekuatan gres yang menyebut dirinya Orde Baru yang segera menuduh Partai Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham sosialis-komunis. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan usang di bawah Presiden Soekarno.

Jenderal Soeharto menjadi presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari bahaya komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan balasannya dicabut kewarganegaraannya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru, sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.

Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan berhasil mendatangkan investasi luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal rezim Orde Baru kebijakan ekomomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil "Mafia Berkeley". Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang meluas dan beliau balasannya dipaksa turun dari jabatannya sesudah agresi demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun 1998.


Dari 1998 hingga 2001, Indonesia mempunyai tiga presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004 pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Indonesia sekarang sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian bernuansa agama di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk mendapatkan kemerdekaan, terutama Papua. Timor Timur balasannya resmi memisahkan diri pada tahun 1999 sesudah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah manajemen PBB menjadi negara Timor Leste.

Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda dua gempa bumi besar yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa. (Lihat Gempa bumi Samudra Hindia 2004 dan Gempa bumi Sumatra Maret 2005.) Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang menghantam Pantai Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur di Sidoarjo pada 2006 yang tidak kunjung terpecahkan.

Politik dan pemerintahan
Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, administrator dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga berjulukan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral, namun sesudah amandemen ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR sesudah amandemen Undang-Undang Dasar 1945, yaitu semenjak 2004 bermetamorfosis menjadi lembaga bikameral yang terdiri dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui Partai Politik, ditambah dengan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur independen. Anggota dewan perwakilan rakyat dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun. Sebelumnya, anggota MPR ialah seluruh anggota dewan perwakilan rakyat ditambah utusan golongan dan TNI/Polri. MPR dikala ini diketuai oleh Taufiq Kiemas. dewan perwakilan rakyat dikala ini diketuai oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD dikala ini diketuai oleh Irman Gusman.

Lembaga administrator berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia ialah Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden dikala ini yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap hebat dalam bidangnya).

Lembaga Yudikatif semenjak masa reformasi dan adanya amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dijalankan oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan manajemen para hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.

Pembagian administratif
Indonesia dikala ini terdiri dari 33 provinsi, lima di antaranya mempunyai status yang berbeda. Provinsi dibagi menjadi 399 kabupaten dan 98 kota yang dibagi lagi menjadi kecamatan dan lagi menjadi kelurahan, desa, gampong, kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 perihal Pemerintahan Daerah. Tiap provinsi mempunyai DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten mempunyai DPRD Kabupaten dan bupati; kemudian kota mempunyai DPRD Kota dan wali kota; semuanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu dan Pilkada. Bagaimanapun di Jakarta tidak terdapat dewan perwakilan rakyat Kabupaten atau Kota, lantaran Kabupaten Administrasi dan Kota Administrasi di Jakarta bukanlah daerah otonom.

Provinsi Aceh, Daerah spesial Yogyakarta, Papua Barat, dan Papua mempunyai hak istimewa legislatur yang lebih besar dan tingkat otonomi yang lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya. Contohnya, Aceh berhak membentuk sistem legal sendiri; pada tahun 2003, Aceh mulai tetapkan aturan Syariah. Yogyakarta mendapatkan status Daerah spesial sebagai pengukuhan terhadap tugas penting Yogyakarta dalam mendukung Indonesia selama Revolusi. Provinsi Papua, sebelumnya disebut Irian Jaya, menerima status otonomi khusus tahun 2001. DKI Jakarta, ialah daerah khusus ibukota negara. Timor Portugis digabungkan ke dalam wilayah Indonesia dan menjadi provinsi Timor Timur pada 1979–1999, yang kemudian memisahkan diri melalui referendum menjadi Negara Timor Leste.

Provinsi di Indonesia dan ibukotanya:
Pulau Sumatera
•Aceh - Banda Aceh
•Sumatera Utara - Medan
•Sumatera Barat - Padang
•Riau - Pekanbaru
•Kepulauan Riau - Tanjungpinang
•Jambi - Jambi
•Sumatera Selatan - Palembang
•Kepulauan Bangka Belitung - Pangkal Pinang
•Bengkulu - Bengkulu
•Lampung - Bandar Lampung

Pulau Jawa
•Daerah Khusus Ibukota Jakarta
•Banten - Serang
•Jawa Barat - Bandung
•Jawa Tengah - Semarang
•Daerah spesial Yogyakarta - Yogyakarta
•Jawa Timur - Surabaya

Kepulauan Sunda Kecil
•Bali - Denpasar
•Nusa Tenggara Barat - Mataram
•Nusa Tenggara Timur - Kupang


Pulau Kalimantan
•Kalimantan Barat - Pontianak
•Kalimantan Tengah - Palangka Raya
•Kalimantan Selatan - Banjarmasin
•Kalimantan Timur - Samarinda

Pulau Sulawesi
•Sulawesi Utara - Manado
•Gorontalo - Gorontalo
•Sulawesi Tengah - Palu
•Sulawesi Barat - Mamuju
•Sulawesi Selatan - Makassar
•Sulawesi Tenggara - Kendari

Kepulauan Maluku
•Maluku - Ambon
•Maluku Utara - Sofifi

Pulau Papua
•Papua Barat - Sorong
•Papua - Jayapura


Geografi
Indonesia ialah negara kepulauan di Asia Tenggara yang mempunyai 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang memperlihatkan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia ialah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya ialah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan memakai territorial laut: 12 mil bahari serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut, searah penjuru mata angin, yaitu:
Utara: Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km, Singapura, Filipina, dan Laut Cina Selatan
Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia
Barat: Samudra Indonesia
Timur: Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820 km, Timor Leste, dan Samudra Pasifik


Sumber daya Alam
Sumber daya Alam ndonesia berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, kerikil bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.

Ekonomi
Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi Rupiah.

Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang besar lengan berkuasa bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, menimbulkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.


Uang rupiah.
Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi, menstabilkan mata uang, penjadualan ulang hutang luar negeri, dan berusaha menarik sumbangan dan investasi asing. Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat mengakibatkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 hingga 1981. Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang selesai tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali, selanjutnya mengalirkan investasi aneh ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 hingga 1997Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada selesai tahun 1990-an akhir krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada dikala itu, yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.

Rekan perdagangan terbesar Indonesia ialah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.

Demografi
Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia mempunyai populasi sekitar 206 juta, dan diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta. 130 juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana ibukota Jakarta berada. Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia ialah Bangsa Austronesia, dan terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di Indonesia pecahan Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai pecahan dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi berdasarkan bahasa dan asal daerah, contohnya Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau.

Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas di antaranya ialah etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah usang tiba ke Nusantara melalui perdagangan semenjak kurun ke 8 M dan menetap menjadi pecahan dari Nusantara. Di Indonesia terdapat sekitar 4 juta populasi etnis Tionghoa. Angka ini berbeda-beda lantaran hanya pada tahun 1930 dan 2000 pemerintah melaksanakan sensus dengan menggolong-golongkan masyarakat Indonesia ke dalam suku bangsa dan keturunannya.

Islam ialah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Sisanya beragama Protestan (8,9%), Kristen (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain (0,3%). Selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui Konghucu.

Kebanyakan penduduk Indonesia bertutur dalam bahasa daerah sebagai bahasa ibu, namun bahasa resmi negara, yaitu bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di negara ini dan dikuasai oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.

Sementara itu, pada sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia mempunyai Populasi sekitar 250 juta.

Kebudayaan
Pertunjukan
Indonesia mempunyai sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis mempunyai warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali tradisional mempunyai aspek budaya dan mitologi Hindu, menyerupai wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah perihal kejadian mitologis Hindu Ramayana dan Baratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya sanggup ditemukan di daerah Sumatera menyerupai tari Ratéb Meuseukat dan tari Seudati dari Aceh.

Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah menyerupai pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan lain-lain.

Busana
Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia ialah kerajinan batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri batik mencakup Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, Pandeglang, Garut, Tasikmalaya dan juga Pekalongan. Kerajinan batik ini pun diklaim oleh negara lain dengan industri batiknya. Busana orisinil Indonesia dari Sabang hingga Merauke lainnya sanggup dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain baju kurung dengan songketnya dari Sumatera Barat (Minangkabau), kain ulos dari Sumatera Utara (Batak), busana kebaya, busana khas Dayak di Kalimantan, baju bodo dari Sulawesi Selatan, busana berkoteka dari Papua dan sebagainya.

Arsitektur
Arsitektur Indonesia mencerminkan keanekaragaman budaya, sejarah, dan geografi yang membentuk Indonesia seutuhnya. Kaum penyerang, penjajah, penyebar agama, pedagang, dan saudagar membawa perubahan budaya dengan memberi dampak pada gaya dan teknik bangunan. Tradisionalnya, imbas arsitektur aneh yang paling kuat ialah dari India. Tetapi, Cina, Arab, dan semenjak kurun ke-19 imbas Eropa menjadi cukup dominan.

Ciri khas arsitektur Indonesia kuno masih sanggup dilihat melalui rumah-rumah budbahasa dan/atau istana-istana kerajaan dari tiap-tiap provinsi. Taman Mini Indonesia Indah, salah satu objek wisata di Jakarta yang menjadi miniatur Indonesia, menampilkan keanekaragaman arsitektur Indonesia itu. Beberapa bangunan khas Indonesia contohnya Rumah Gadang, Monumen Nasional, dan Bangunan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di Institut Teknologi Bandung.

Olahraga .
Olahraga yang paling terkenal di Indonesia ialah badminton dan sepak bola; Liga Super Indonesia ialah liga klub sepak bola utama di Indonesia. Olahraga tradisional termasuk sepak takraw dan karapan sapi di Madura. Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, menyerupai caci di Flores, dan pasola di Sumba. Pencak silat ialah seni bela diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang kala ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada laki-laki dan olahraga spektator sering bekerjasama dengan judi yang ilegal di Indonesia.

Di ajang kompetisi multi cabang, prestasi atlet-atlet Indonesia tidak terlalu mengesankan. Di Olimpiade, prestasi terbaik Indonesia diraih pada dikala Olimpiade 1992, dimana Indonesia menduduki peringkat 24 dengan meraih 2 emas 2 perak dan 1 perunggu. Pada era 1960 hingga 2000, Indonesia merajai bulu tangkis. Atlet-atlet putra Indonesia menyerupai Rudi Hartono, Liem Swie King, Icuk Sugiarto, Alan Budikusuma, Ricky Subagja, dan Rexy Mainaky merajai kejuaraan-kejuaraan dunia. Rudi Hartono yang dianggap sebagai maestro badminton dunia, menjadi juara All England terbanyak sepanjang sejarah. Selain bulu tangkis, atlet-atlet tinju Indonesia juga bisa meraih gelar juara dunia, menyerupai Elyas Pical, Nico Thomas[60], dan Chris John.

Seni musik
Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke. Setiap provinsi di Indonesia mempunyai musik tradisional dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga keroncong yang berasal dari keturunan Portugis di daerah Tugu, Jakarta, yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan nama dangdut yaitu musik beraliran Melayu modern yang dipengaruhi oleh musik India sehingga musik dangdut ini sangat berbeda dengan musik tradisional Melayu yang sebenarnya, menyerupai musik Melayu Deli, Melayu Riau, dan sebagainya.


Seperangkat gamelan
Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia mempunyai banyak ragam dari pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia 'dicuri' oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia. Alat musik tradisional Indonesia antara lain meliputi:
meliputi:

* Angklung
* Bende
* Calung
* Dermenan
* Gamelan
* Gandang Tabuik
* Gendang Bali
* Gondang Batak
* Gong Kemada
* Gong Lambus
* Jidor
* Kecapi Suling
* Kulcapi Batak
* Kendang Jawa
* Kenong
* Kulintang
* Rebab
* Rebana
* Saluang
* Saron
* Sasando
* Serunai
* Seurune Kale
* Suling Lembang
* Sulim Batak
* Suling Sunda
* Talempong
* Tanggetong
* Tifa, dan sebagainya


Boga
Masakan Indonesia bervariasi bergantung pada wilayahnya. Nasi ialah kuliner pokok dan dihidangkan dengan lauk daging dan sayur. Bumbu (terutama cabai), santan, ikan, dan ayam ialah materi yang penting.

Sepanjang sejarah, Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini mengakibatkan terbawanya banyak bumbu, materi kuliner dan teknik memasak dari bangsa Melayu sendiri, India, Timur tengah, Tionghoa, dan Eropa. Semua ini bercampur dengan ciri khas kuliner Indonesia tradisional, menghasilkan banyak keanekaragaman yang tidak ditemukan di daerah lain. Bahkan bangsa Spanyol dan Portugis, telah mendahului bangsa Belanda dengan membawa banyak produk dari dunia gres ke Indonesia.

Sambal, sate, bakso, soto, dan nasi goreng merupakan beberapa rujukan kuliner yang biasa dimakan masyarakat Indonesia setiap hari. Selain disajikan di warung atau restoran, terdapat pula aneka kuliner khas Indonesia yang dijual oleh para pedagang keliling memakai gerobak atau pikulan. Pedagang ini menyajikan bubur ayam, mie ayam, mi bakso, mi goreng, nasi goreng, aneka macam soto, siomay, sate, nasi uduk, dan lain-lain.

Rumah makan Padang yang menyajikan nasi Padang, yaitu nasi disajikan bersama aneka lauk-pauk Masakan Padang, gampang ditemui di banyak sekali kota di Indonesia. Selain itu Warung Tegal yang menyajikan kuliner Jawa khas Tegal dengan harga yang terjangkau juga tersebar luas. Nasi rames atau nasi campur yang berisi nasi beserta lauk atau sayur pilihan dijual di warung nasi di tempat-tempat umum, menyerupai stasiun kereta api, pasar, dan terminal bus. Di Daerah spesial Yogyakarta dan sekitarnya dikenal nasi kucing sebagai nasi rames yang berukuran kecil dengan harga murah, nasi kucing sering dijual di atas angkringan, sejenis warung kaki lima. Penganan kecil semisal kue-kue banyak dijual di pasar tradisional. Kue-kue tersebut biasanya berbahan dasar beras, ketan, ubi kayu, ubi jalar, terigu, atau sagu.

Perfilman
Film pertama yang diproduksi pertama kalinya di nusantara ialah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibentuk oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp pada zaman HindiaBelanda. Film ini dibentuk dengan pemain film lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung. Setelah itu, lebih dari 2.200 film diproduksi. Di masa awal kemerdekaan, sineas-sineas Indonesia belum banyak bermunculan. Di antara sineas yang ada, Usmar Ismail merupakan salah satu sutradara paling produktif, dengan film pertamanya Harta Karun (1949). Namun kemudian film pertama yang secara resmi diakui sebagai film pertama Indonesia sebagai negara berkedaulatan ialah film Darah dan Doa (1950) yang disutradarai Usmar Ismail. Dekade 1970 hingga 2000-an, Arizal muncul sebagai sutradara film paling produktif. Tak kurang dari 52 buah film dan 8 judul sinetron dengan 1.196 episode telah dihasilkannya.

Popularitas industri film Indonesia memuncak pada tahun 1980-an dan mendominasi bioskop di Indonesia, meskipun kepopulerannya berkurang pada awal tahun 1990-an. Antara tahun 2000 hingga 2005, jumlah film Indonesia yang dirilis setiap tahun meningkat. Film Laskar Pelangi (2008) yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata menjadi film dengan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perfilman Indonesia dikala ini.

Kesusastraan
Bukti goresan pena tertua di Indonesia ialah banyak sekali prasasti berbahasa Sanskerta pada kurun ke-5 Masehi. Figur penting dalam sastra modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda Multatuli yang mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan Belanda; Muhammad Yamin dan Hamka yang merupakan penulis dan politikus pra-kemerdekaan; dan Pramoedya Ananta Toer, pembuat novel Indonesia yang paling terkenal. Selain novel, sastra tulis Indonesia juga berupa puisi, pantun, dan sajak. Chairil Anwar merupakan penulis puisi Indonesia yang paling ternama. Banyak orang Indonesia mempunyai tradisi ekspresi yang kuat, yang membantu mendefinisikan dan memelihara identitas budaya mereka. Kebebasan pers di Indonesia meningkat sesudah berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Stasiun televisi termasuk sepuluh stasiun televisi swasta nasional, dan jaringan daerah yang bersaing dengan stasiun televisi negeri TVRI. Stasiun radio swasta menyiarkan gosip mereka dan kegiatan penyiaran asing. Dilaporkan terdapat 20 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2007. Penggunaan internet terbatas pada minoritas populasi, diperkirakan sekitar 8.5%.

Lingkungan hidup
Wilayah Indonesia mempunyai keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga oleh beberapa pihak wilayah ekologi Indonesia disebut dengan istilah "Mega biodiversity" atau "keanekaragaman mahluk hidup yang tinggi" umumnya dikenal sebagai Indomalaya atau Malesia bedasarkan penelitian bahwa 10 persen tumbuhan, 12 persen mamalia, 16 persen reptil, 17 persen burung, 25 persen ikan yang ada di dunia hidup di Indonesia, padahal luas Indonesia hanya 1,3 % dari luas Bumi. Kekayaan makhluk hidup Indonesia menduduki peringkat ketiga sesudah Brasil dan Republik Demokratik Kongo.

Meskipun demikian, Guinness World Records pada 2008 pernah mencatat rekor Indonesia sebagai negara yang paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia. Setiap tahun Indonesia kehilangan hutan seluas 1,8 juta hektar. Kerusakan yang terjadi di daerah hulu (hutan) juga turut merusak daerah di daerah hilir (pesisir). Menurut catatan Down The Earth, proyek Asian Development Bank (ADB) di sektor kelautan Indonesia telah memicu terjadinya alih fungsi secara besar-besaran hutan bakau menjadi daerah pertambakan. Padahal hutan bakau, selain berfungsi melindungi pantai dari abrasi, merupakan habitat yang baik bagi banyak sekali jenis ikan. Kehancuran hutan bakau tersebut menimbulkan nelayan harus mencari ikan dengan jarak semakin jauh dan menambah biaya operasional mereka dalam mencari ikan. Selain itu, hancurnya hutan bakau juga menimbulkan semakin rentannya daerah pesisir Indonesia terhadap terjangan air pasang bahari dan banjir, terlebih di ekspresi dominan hujan.


Referensi
1.Jam penduduk Indonesia
2."Hasil Sensus Penduduk 2010 Data Agregrat per Provinsi" (PDF). Badan Pusat Statistik. 24 Agustus 2010. http://www.bps.go.id/download_file/SP2010_agregat_data_perProvinsi.pdf. Diakses pada 21 Agustus 2010.
3.International Monetary Fund (October 2009). World Economic Outlook Database. Siaran pers. Diakses pada 30 November.
4.HDR Stats
5.Indonesia Daftarkan 13.487 Pulau ke PBB
6."Indonesia has completed surveys on its 13,000 islands", ANTARA News Agency, 18 August 2010
7.Justus M. van der Kroef (1951). "The Term Indonesia: Its Origin and Usage". Journal of the American Oriental Society 71 (3): 166–171. doi:10.2307/595186. http://links.jstor.org/sici?sici=0003-0279%28195107%2F09%2971%3A3%3C166%3ATTIIOA%3E2.0.CO%3B2-5.
8.Badan Pusat Statistik Indonesia (1 September 2006). Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005–2006 (PDF) (dalam Bahasa Indonesia). Siaran pers. Diakses pada 26 September 2006.
9.Tomascik, T (1996). The Ecology of the Indonesian Seas - Part One. Hong Kong: Periplus Editions Ltd.. ISBN 962-593-078-7.
10.Anshory, Irfan, "Asal Usul Nama Indonesia ", (Pikiran Rakyat), 16 Agustus 2004. Diakses pada 5 Oktober 2006.
11.Earl, George S. W. (1850). "On The Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 119.
12.Logan, James Richardson (1850). "The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing Enquiries into the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 4, 252–347.; Earl, George S. W. (1850). "On The Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 254, 277–278.
13.Pope (1988). "Recent advances in far eastern paleoanthropology". Annual Review of Anthropology 17: 43–77. doi:10.1146/annurev.an.17.100188.000355. cited in Whitten, T (1996). The Ecology of Java and Bali. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 309–312.; Pope, G (15 Agustus, 1983). "Evidence on the Age of the Asian Hominidae". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 80 (16): 4,988–4992. doi:10.1073/pnas.80.16.4988. PMID 6410399. http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAEXTN/0,,contentMDK:20095968 pagePK:141137 piPK:141127 theSitePK:226309,00.html.
39."Poverty in Indonesia: Always with them". The Economist. 14 September 2006. http://www.economist.com/world/asia/displaystory.cfm?story_id=7925064. Diakses pada 26 Desember 2006.
40."Indonesia: Forecast". Country Briefings. The Economist. 3 Oktober 2006. http://www.economist.com/countries/Indonesia/profile.cfm?folder=Profile-Forecast.
41.Badan Pusat Statistik Indonesia (2008-12-02). Beberapa Indikator Penting Mengenai Indonesia (PDF) (dalam Bahasa Indonesia). Siaran pers. Diakses pada 2008-03-18.
42.Ridwan Max Sijabat. "Unemployment still blighting the Indonesian landscape ", (The Jakarta Post), 23 Maret 2007.
43.Bank Dunia. Making the New Indonesia Work for the Poor - Overview (PDF). Siaran pers. Diakses pada 26 Desember 2006.
44."Indonesia - The World Factbook". https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html.
45."Official Statistics and its Development in Indonesia" (PDF). Sub Committee on Statistics: First Session 18–20 February, 2004. Economic and Social Commission for Asia & the Pacific. p. 19. http://www.unescap.org/stat/sos1/sos1_indonesia.pdf.
46."Indonesia at a Glance" (PDF). Indonesia Development Indicators and Data. Bank Dunia. 13 Agustus 2006. http://devdata.worldbank.org/AAG/idn_aag.pdf.
47."Indeks Persepsi Korupsi". Transparency International. 24 Agustus 2007. http://www.transparency.org/policy_research/surveys_indices/cpi/2007. Diakses pada 28 September 2007.
48."Index of Economic Freedom". The Heritage Foundation & The Wall Street Journal. http://www.heritage.org/research/features/index/countries.cfm. Diakses pada 1 Juli 2008.
49."The Economist Intelligence Unit’s Quality-of-Life Index" (PDF). The Economist. http://www.economist.com/media/pdf/QUALITY_OF_LIFE.pdf. Diakses pada 12 September 2007.
50."Worldwide Press Freedom Index 2006" (PDF). Reporters Without Borders. http://www.rsf.org/IMG/pdf/cm2006.pdf. Diakses pada 1 Juli 2008.
51."cpi 2007 table". Transparency International. 13 Februari 2008. http://www.transparency.org/news_room/in_focus/2007/cpi2007/cpi_2007_table. Diakses pada 1 Juli 2008.
52."Human Development Reports: Indonesia". United Nations Development Programme. http://hdrstats.undp.org/countries/country_fact_sheets/cty_fs_IDN.html. Diakses pada 1 Juli 2008.
53."Global Competitiveness Index rankings and 2006–2007 comparisons" (PDF). World Economic Forum. http://www.weforum.org/pdf/Global_Competitiveness_Reports/Reports/gcr_2007/gcr2007_rankings.pdf. Diakses pada 1 Juli 2008.
54.Indonesian Central Statistics Bureau (30 Juni 2000). 2000 Population Statistics. Siaran pers. Diakses pada 5 Oktober 2006.
55.Calder, Joshua (2006-05-03). "Most Populous Islands". World Island Information. http://www.worldislandinfo.com/POPULATV2.htm. Diakses pada 26 September 2006.
56. (16 Mei 2008). "Country Profile 2008: Indonesia" (pdf). Economist Intelligence Unit. Diakses pada 31 Juli 2008.
57.Yang, Heriyanto (August 2005). "The History and Legal Position of Confucianism in Post Independence Indonesia" (PDF). Religion 10 (1): 8. http://web.uni-marburg.de/religionswissenschaft/journal/mjr/pdf/2005/yang2005.pdf. Diakses pada 2 Oktober 2006.
58."PENGERAJIN BATIK TAK PERLU RESAH ", Majalah Hukum & HAM Online, 30 September 2007. Diakses pada 14 Agustus 2008.
59.Witton, Patrick (2003). Indonesia. Melbourne: Lonely Planet. hlm. hal.103. ISBN 1-74059-154-2.
60.Elyas Pical Dapat Penghargaan. Surya, 27 Maret 2009. Diakses pada 10 September 2010.
61.Afriatni, Ami. Petinju Chris John Sukses Pertahankan Gelar Juara Dunia. Tempo, 19 Agustus 2007. Diakses pada 10 September 2010.
62."Kampung Tugu, Menyimpan Kenangan Sejarah ", Kompas, Rabu, 28 April 2004. Diakses pada 14 Agustus 2008.
63.Radhar Panca Dahana. "Perspektif: Mencuri Klaim, Itu Biasa ", Gatra.Com, Kamis, 6 Desember 2007. Diakses pada 14 Agustus 2008.
64.Witton, Patrick (2002). World Food: Indonesia. Melbourne: Lonely Planet. ISBN 1-74059-009-0.
65.Brissendon, Rosemary (2003). South East Asian Food. Melbourne: Hardie Grant Books. ISBN 1-74066-013-7.
66.http://www.cnngo.com/explorations/eat/40-foods-indonesians-cant-live-without-327106 40 of Indonesia's best dishes. Diakses pada 5 Desember 2011.
67.Kristianto, JB, "Sepuluh Tahun Terakhir Perfilman Indonesia ", (Kompas), 2 Juli 2005. Diakses pada 5 Oktober 2006.
68.Taylor (2003), halaman 299–301
69.Vickers (2005) halaman 3 to 7; Friend (2003), halaman 74, 180
70.Czermak, Karen. ""Preserving Intangible Cultural Heritage in Indonesia"" (PDF). SIL International. http://www.sil.org/asia/ldc/parallel_papers/unesco_jakarta.pdf. Diakses pada 4 Juli 2007.
71."Internet World Stats". Asia Internet Usage, Population Statistics and Information. Miniwatts Marketing Group. 24 Agustus 2006. https://edu.paperplane-tm.site/search?q= Dunia Sebut Indonesia Mega Biodiversity
74.https://edu.paperplane-tm.site/search?q= Sulung Prasetyo. Ekologi Indonesia Masuki Masa Genting, Paragraf 1. Sinar Harapan Online. Diakses pada 13 November 2009
76.http://www.satudunia.net/?q=content%2Futang-ekologis-adb-di-indonesia Firdaus Cahyadi Utang Ekologis ADB di Indonesia, Tulisan pernah dimuat di Koran Tempo, 2 Mei 2009

Sumber: Wikipedia Indonesia

Related : Perjalanan Republik Indonesia

0 Komentar untuk "Perjalanan Republik Indonesia"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close