Dewasa ini teknologi berkembang cukup pesat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Teknologi diciptakan oleh insan untuk mempermudah kelangsungan hidupnya, dengan berbekal pengetahuan yang dimilikinya. Tak heran kalau kini banyak sekali produk teknologi tersebut membanjiri dilingkungan kehidupan sekitar kita. Hal tersebut tentunya mempunyai konsekuensi terhadap realitas kehidupan baik dari sisi kasatmata maupun negatif.
Produk teknologi warta contohnya komputer, hand phone, internet, dan piranti canggih laninnya, selalu menjadi bab yang tidak sanggup dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari kita, sehingga seperti kita menggantungkan hidup kita pada teknologi tersebut. Oleh alasannya ialah itu, kita perlu untuk menyadari bahwa eksistensi teknologi ialah sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam kehidupan kita, sehingga tanpa teknologipun bekerjsama tidak ada masalah, asalkan kita mau menyadari hal itu.
Dahulu ketika penulis duduk dibangku sekolah menengah atas belum pernah menyentuh yang namanya telpon genggam, namun, kini bawah umur remaja sudah banyak yang memilikinya. Bahkan bawah umur SD kini sudah pandai berselancar di internet layaknya orang dewasa. Hal tersebut syah-syah saja asalkan disikapi dengan berilmu dan bijak dengan mengedepankan arahan etik sosial.
Kini bawah umur muda bahkan sanggup dikatakan sangat bersahabat dengan banyak sekali macam sarana teknologi menyerupai gadget (piranti canggih), bahkan menyebabkan gadget sebagai gaya hidup mereka. Jika dahulu Rene’ Descartes menyampaikan cogito ergo sum (aku berpikir maka saya ada), mungkin ketika ini ucapan Descartes itu akan bermetamorfosis saya mempunyai gadget maka saya ada.
Sayangnya, banyak sekali fasilitas yang ditawarkan teknologi modern, tidak diikuti dengan kearifan dalam menggunakannya. Sebagai contoh, melalui teknologi warta dan komunikasi, pola-pola tradisional dalam berkomunikasi kini mengalami perubahan yang signifikan. Pola hubungan antar individu dalam komunikasi sosial dalam lembaga silaturrohim akan mengalami kelunturan nilai kemanusiaannya.
Bagi bawah umur muda sekarang, sms-an, BBM-an, chatting, facebook, dan twitter dianggap lebih mengasyikkan daripada berbicara secara tatap muka. Bahkan ketika berkumpul ditempat yang sama, mereka malah asyik berkomunikasi dengan sobat yang entah sedang berada dimana. Bagi penulis, hal itu sangatlah krusial dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Inilah salah satu imbas jelek teknologi: Mendekatkan yang jauh, namun menjauhkan yang dekat.
Hal itu memang bukan salah teknologinya, alasannya ialah teknologi ialah benda mati yang hanya sanggup berfungi bila dijalankan oleh penggunanya. Justru kita perlu bertanya pada diri kita sendiri mengapa kita tidak bias mengontrol teknologi tersebut. Mengikuti kemajuan teknologi tidaklah salah, tapi kita harus tetap menjaga adab dan budaya sebagai masyarakat Indonesia. Kita menggunakan teknologi untuk memudahkan hidup kita, bukan justru menambah problematika dalam hidup kita.
Oleh alasannya ialah itu, marilah kita turut menyentuh hati kita semoga lebih berilmu dan bijaksana dalam mensikapi perkembangan teknologi. Dengan demikian, kita akan sanggup menjadi bangsa yang maju namun tetap teguh memegang nilai-nilai budaya kita sendiri. Pikiran boleh global, namun tingkah laris kita tetaplah lokal serta dengan nilai budaya sendiri.
Sumber:
Pidato Gubernur Provisi D.I.Y pada Pembukaan Pameran Komputer Tahun 2012 dan Dimodifikasi oleh Penulis
0 Komentar untuk "Menyikapi Perkembangan Teknologi Isu Dan Komunikasi"