Oleh: Hariz Yulian Nur Fiqri *)
Masalah sosial merupakan suatu perkara atau dilema yang harus diselesaikan yang berafiliasi dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan. Masalah sosial berkaitan bersahabat dengan hal-hal yang mengganggu kedamaian didalam suatu kelompok masyarakat. Masalah sosial mempunyai beberapa karakter, antara lain:
a.Kondisi yang dirasakan banyak orang
Suatu perkara sanggup disebut sebagai perkara sosial jikalau kondisinya dirasakan oleh banyak orang, namun tidak ada batasan mengenai berapa jumlah orang yang harus mencicipi perkara tersebut. Jika suatu perkara mendapat perhatian dari beberapa orang, maka perkara tersebut merupakan masalah sosial.
b.Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan
Menurut paham hedonisme, orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa menghindari masalah, lantaran perkara selalu tidak menyenangkan. Penilaian masyarakat sangat memilih suatu perkara sanggup dikatakan sebagai perkara sosial.
c.Kondisi yang menuntut permecahan.
Suatu kondisi yang tidak menyenangkan senantiasa menuntut pemecahan.Umumnya, suatu kondisi dianggap perlu dipecahkan jikalau masyarakat menganggap perkara tersebut perlu dipecahkan.
d.Pemecahan perkara tersebut harus diselesaikan melalui agresi secara kolektif.
Masalah sosial berbeda dengan perkara individual. Masalah individual sanggup diatasi secara individual, tetapi perkara sosial hanya sanggup diatasi melalui rekayasa sosial menyerupai agresi sosial, kebijakan sosial atau perencanaan sosial, lantaran penyebab dan kesannya bersifat multidimensional dan menyangkut banyak orang.
Menurut Daldjoeni dalam Abulsyani (1994:187) bahwa, perkara social sanggup bertalian dengan perkara alami ataupun perkara pribadi, maka secara menyeluruh ada beberapa sumber penyebab timbulnya perkara social, yaitu antara lain:
a.Faktor alam (ekologis-geografis)
Ini menyangkut tanda-tanda menipisnya sumber daya alam. Penyebabnya sanggup berupa tindakan eksploitasi berlebihan atasnya oleh insan dengan teknologinya yang makin maju, sehingga kurang diperhatikan perlunya pelestarian lingkungan. Dapat pula lantaran semakin banyaknya jumlah penduduk yang secara otomatis cepat menipiskan persediaan sumber daya meskipun sudah dilakukan penghematan.
b.Faktor biologis (dalam arti kependudukan)
Ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang dirasakan secara nasional, regional maupun local. Pemindahan insan (mobilitas fisik) yang sanggup dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas perkara pemukiman baik dipedesaan maupun diperkotaan.
c.Faktor budaya
Ini menimbulkan banyak sekali keguncangan mental dan berlalian dengan beraneka penyakit kejiwaan. Pendorongnya yaitu perkembangan teknologi (komunikasi dan transportasi) dan implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan, keagamaan, serta pemakaian waktu senggang.
d.Faktor sosial
Dalam arti banyak sekali kebijaksanaan ekonomi dan politik yang dikendalikan untuk masyarakat.
Berikut ada beberapa pola permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat anatara lain:
A.Pengangguran
Pengangguran yaitu seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum sanggup memperolehnya. Masalah pengangguran yang mengakibatkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu perkara pokok makro ekonomi yang paling utama.
Adapun faktor – faktor timbulnya pengangguran yaitu sebagai berikut:
1).Jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand).
2).Kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
3).Masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha berdikari lantaran tidak mempunyai keterampilan yang memadai.
4).Terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran krisis global.
5).Terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian.
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan banyak sekali kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.
a.Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Pengangguran bisa mengakibatkan masyarakat tidak sanggup memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi lantaran pengangguran bisa mengakibatkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh lantaran itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
b.Pengangguran akan mengakibatkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi lantaran pengangguran yang tinggi akan mengakibatkan aktivitas perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk aktivitas ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
c.Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga seruan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melaksanakan ekspansi atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b.Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
1).Pengangguran sanggup menghilangkan mata pencaharian
2).Pengangguran sanggup menghilangkan ketrampilan
3).Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
4).Bertambahnya tingkat kemiskinan
5).Timbulnya kriminalitas di kalangan masyarakat.
B.Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja yaitu semua perubahan sikap atau sikap anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang sanggup menimbulkan ancaman atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua sikap yang menyimpang dari norma-norma aturan pidana yang dilakukan oleh remaja.
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.Penyebab kenakalan remaja yaitu ulah atau tindakan para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar menyerupai sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura menyerupai minum-minuman keras, memakai obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut sanggup dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.Faktor yang mengakibatkan terjadinya kenakalan remaja secara umum sanggup dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1.Faktor Intern
b.Faktor Kepribadian
Kepribadian yaitu suatu organisasi yang dinamis pada sistem psikosomatis dalam individu yang turut memilih caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut huruf psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya.
Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa bawah umur untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas lantaran belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau sikap menyimpang.
b.Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini sanggup meliputi segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat badan dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).
Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan santunan bimbingan akan mengakibatkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c.Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, sehabis akhir menjalankan proses hukuman aturan (keluar dari penjara), sering kali pada ketika kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melaksanakan tindakan penyimpangan aturan lantaran meresa tertolak dan terasingkan.
2.Faktor Ekstern
a.Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan aktivitas bisnis sering mengalami kekosongan batin lantaran bimbingan dan kasih sayang eksklusif dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang renta yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan mengakibatkan munculnya sikap menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan lantaran kurangnya kebutuhan materi melainkan lantaran kurangnya perhatian dan kasih sayang orang renta kepada anaknya.
b.Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola sikap anak muda kini kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, gampang menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku, menyerupai mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan sikap ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c.Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, sanggup juga mengakibatkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative. Misalnya, melaksanakan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.
d.Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan gampang memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) sanggup mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e.Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat
Perkembangan teknologi di banyak sekali bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laris anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga gampang berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.
C.Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak sanggup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak sanggup menikmati kemudahan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut:
a).Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
b).Tidak adanya jalan masuk terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).
c).Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
d).Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
e).Rendahnya kualitas sumber daya insan dan terbatasnya sumber daya alam.
f).Kurangnya apresiasi dalam aktivitas sosial masyarakat.
g).Tidak adanya jalan masuk dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
h).Ketidakmampuan untuk berusaha lantaran cacat fisik maupun mental.
i).Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, perempuan korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
Ada dua kondisi yang mengakibatkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi tanggapan sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh efek dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan banyak sekali kemudahan yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan berdasarkan pendapat Karimah Kuraiyyim, yang antara lain adalah:
1.Merosot nya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digaris bawahi di sini yaitu bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
2.Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat terang faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh lantaran itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal
3.Biaya kehidupan yang tinggi
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu tempat yaitu sebagai tanggapan dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau honor masyarakat. Tentunya kemiskinan yaitu konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh lantaran kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan perempuan di depan publik dan banyaknya pengangguran.
4.Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak eksklusif mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu, ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini, diantaranya :
a).Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
b).Terbatasnya jalan masuk serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya lapangan pekerjaan
c).Kurangnya pengawasan serta proteksi terhadap asset usaha
d).Kurangnya pembiasaan terhadap honor upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan seseorang
e).Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam
f).Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
g).Tata kelola pemerintahan yang jelek yang mengakibatkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.
*) Hariz Yulian Nur Fiqri
Mahasiswa Tadris IPS IAIN Ponorogo
Masalah sosial merupakan suatu perkara atau dilema yang harus diselesaikan yang berafiliasi dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan. Masalah sosial berkaitan bersahabat dengan hal-hal yang mengganggu kedamaian didalam suatu kelompok masyarakat. Masalah sosial mempunyai beberapa karakter, antara lain:
a.Kondisi yang dirasakan banyak orang
Suatu perkara sanggup disebut sebagai perkara sosial jikalau kondisinya dirasakan oleh banyak orang, namun tidak ada batasan mengenai berapa jumlah orang yang harus mencicipi perkara tersebut. Jika suatu perkara mendapat perhatian dari beberapa orang, maka perkara tersebut merupakan masalah sosial.
b.Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan
Menurut paham hedonisme, orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa menghindari masalah, lantaran perkara selalu tidak menyenangkan. Penilaian masyarakat sangat memilih suatu perkara sanggup dikatakan sebagai perkara sosial.
c.Kondisi yang menuntut permecahan.
Suatu kondisi yang tidak menyenangkan senantiasa menuntut pemecahan.Umumnya, suatu kondisi dianggap perlu dipecahkan jikalau masyarakat menganggap perkara tersebut perlu dipecahkan.
d.Pemecahan perkara tersebut harus diselesaikan melalui agresi secara kolektif.
Masalah sosial berbeda dengan perkara individual. Masalah individual sanggup diatasi secara individual, tetapi perkara sosial hanya sanggup diatasi melalui rekayasa sosial menyerupai agresi sosial, kebijakan sosial atau perencanaan sosial, lantaran penyebab dan kesannya bersifat multidimensional dan menyangkut banyak orang.
Menurut Daldjoeni dalam Abulsyani (1994:187) bahwa, perkara social sanggup bertalian dengan perkara alami ataupun perkara pribadi, maka secara menyeluruh ada beberapa sumber penyebab timbulnya perkara social, yaitu antara lain:
a.Faktor alam (ekologis-geografis)
Ini menyangkut tanda-tanda menipisnya sumber daya alam. Penyebabnya sanggup berupa tindakan eksploitasi berlebihan atasnya oleh insan dengan teknologinya yang makin maju, sehingga kurang diperhatikan perlunya pelestarian lingkungan. Dapat pula lantaran semakin banyaknya jumlah penduduk yang secara otomatis cepat menipiskan persediaan sumber daya meskipun sudah dilakukan penghematan.
b.Faktor biologis (dalam arti kependudukan)
Ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang dirasakan secara nasional, regional maupun local. Pemindahan insan (mobilitas fisik) yang sanggup dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas perkara pemukiman baik dipedesaan maupun diperkotaan.
c.Faktor budaya
Ini menimbulkan banyak sekali keguncangan mental dan berlalian dengan beraneka penyakit kejiwaan. Pendorongnya yaitu perkembangan teknologi (komunikasi dan transportasi) dan implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan, keagamaan, serta pemakaian waktu senggang.
d.Faktor sosial
Dalam arti banyak sekali kebijaksanaan ekonomi dan politik yang dikendalikan untuk masyarakat.
Berikut ada beberapa pola permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat anatara lain:
A.Pengangguran
Pengangguran yaitu seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum sanggup memperolehnya. Masalah pengangguran yang mengakibatkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu perkara pokok makro ekonomi yang paling utama.
Adapun faktor – faktor timbulnya pengangguran yaitu sebagai berikut:
1).Jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand).
2).Kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
3).Masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha berdikari lantaran tidak mempunyai keterampilan yang memadai.
4).Terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran krisis global.
5).Terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian.
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan banyak sekali kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.
a.Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Pengangguran bisa mengakibatkan masyarakat tidak sanggup memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi lantaran pengangguran bisa mengakibatkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh lantaran itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
b.Pengangguran akan mengakibatkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi lantaran pengangguran yang tinggi akan mengakibatkan aktivitas perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk aktivitas ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
c.Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga seruan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melaksanakan ekspansi atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b.Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
1).Pengangguran sanggup menghilangkan mata pencaharian
2).Pengangguran sanggup menghilangkan ketrampilan
3).Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
4).Bertambahnya tingkat kemiskinan
5).Timbulnya kriminalitas di kalangan masyarakat.
B.Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja yaitu semua perubahan sikap atau sikap anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang sanggup menimbulkan ancaman atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua sikap yang menyimpang dari norma-norma aturan pidana yang dilakukan oleh remaja.
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.Penyebab kenakalan remaja yaitu ulah atau tindakan para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar menyerupai sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura menyerupai minum-minuman keras, memakai obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut sanggup dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.Faktor yang mengakibatkan terjadinya kenakalan remaja secara umum sanggup dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1.Faktor Intern
b.Faktor Kepribadian
Kepribadian yaitu suatu organisasi yang dinamis pada sistem psikosomatis dalam individu yang turut memilih caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut huruf psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya.
Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa bawah umur untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas lantaran belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau sikap menyimpang.
b.Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini sanggup meliputi segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat badan dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).
Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan santunan bimbingan akan mengakibatkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c.Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, sehabis akhir menjalankan proses hukuman aturan (keluar dari penjara), sering kali pada ketika kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melaksanakan tindakan penyimpangan aturan lantaran meresa tertolak dan terasingkan.
2.Faktor Ekstern
a.Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan aktivitas bisnis sering mengalami kekosongan batin lantaran bimbingan dan kasih sayang eksklusif dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang renta yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan mengakibatkan munculnya sikap menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan lantaran kurangnya kebutuhan materi melainkan lantaran kurangnya perhatian dan kasih sayang orang renta kepada anaknya.
b.Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola sikap anak muda kini kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, gampang menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku, menyerupai mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan sikap ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c.Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, sanggup juga mengakibatkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative. Misalnya, melaksanakan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.
d.Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan gampang memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) sanggup mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e.Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat
Perkembangan teknologi di banyak sekali bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laris anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga gampang berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.
C.Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak sanggup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak sanggup menikmati kemudahan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut:
a).Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
b).Tidak adanya jalan masuk terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).
c).Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
d).Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
e).Rendahnya kualitas sumber daya insan dan terbatasnya sumber daya alam.
f).Kurangnya apresiasi dalam aktivitas sosial masyarakat.
g).Tidak adanya jalan masuk dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
h).Ketidakmampuan untuk berusaha lantaran cacat fisik maupun mental.
i).Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, perempuan korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
Ada dua kondisi yang mengakibatkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi tanggapan sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh efek dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan banyak sekali kemudahan yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan berdasarkan pendapat Karimah Kuraiyyim, yang antara lain adalah:
1.Merosot nya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digaris bawahi di sini yaitu bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
2.Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat terang faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh lantaran itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal
3.Biaya kehidupan yang tinggi
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu tempat yaitu sebagai tanggapan dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau honor masyarakat. Tentunya kemiskinan yaitu konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh lantaran kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan perempuan di depan publik dan banyaknya pengangguran.
4.Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak eksklusif mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu, ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini, diantaranya :
a).Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
b).Terbatasnya jalan masuk serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya lapangan pekerjaan
c).Kurangnya pengawasan serta proteksi terhadap asset usaha
d).Kurangnya pembiasaan terhadap honor upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan seseorang
e).Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam
f).Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
g).Tata kelola pemerintahan yang jelek yang mengakibatkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.
*) Hariz Yulian Nur Fiqri
Mahasiswa Tadris IPS IAIN Ponorogo
1 Komentar untuk "Masalah Sosial – Pengertian, Karakter, Penyebab Dan Contoh"
Terima kasih.