Ucapan Selamat Hari Guru Nasional Indonesia (HGN) Tahun 2020, itulah https://bloggoeroe.blogspot.co.id/
Padamu para cendekia, gelar tersebut dekat kaitannya dengan sang pencetak generasi-generasi muda yang profesional, kreatif, inovatif, dan mempunyai tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Generasi muda tersebut tentunya tidak sanggup secara instan menjadi menyerupai yang diharapkan. Perlu adanya tahapan demi tahapan yang harus dilalui layaknya proses karantina pendidikan. Pada proses tersebut, guru sebagai satria tanpa tanda jasa menjadi pemain drama protagonis layaknya pada film-film ternama.
Selamat Hari Guru Nasional
Padamu para cendekia, gelar tersebut dekat kaitannya dengan sang pencetak generasi-generasi muda yang profesional, kreatif, inovatif, dan mempunyai tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Generasi muda tersebut tentunya tidak sanggup secara instan menjadi menyerupai yang diharapkan. Perlu adanya tahapan demi tahapan yang harus dilalui layaknya proses karantina pendidikan. Pada proses tersebut, guru sebagai satria tanpa tanda jasa menjadi pemain drama protagonis layaknya pada film-film ternama.
Selamat Hari Guru Nasional
Selamat Hari Guru Nasional Indonesia |
Tertanggal 25 November, Indonesia sebagai negara ibu pertiwi memeringati hari guru nasional. Tanggal tersebut ditetapkan bebarengan dengan hari Persatuan Guru Republik Indonesia. Hari Guru Nasional mempunyai keistimewaan yakni tidak dirayakan dengan berlibur ria. Namun sebaliknya. Dirayakan dengan upacara dan tunjangan penghargaan kepada guru-guru yang mempunyai prestasi dan kesetiaan tinggi terhadap pendidikan. Perayaan ini tidak jauh berbeda dengan perayaan Hari Pendidikan Nasional, mengingat bahwa pada hari tersebut yang jatuh pada tanggal 2 Mei, tidak dirayakan dengan libur tanggal merah, melainkan dengan upacara demi mengingat semangat pendidikan di bumi nusantara.
Tokoh satria pendidikan Nasional
Tokoh satria pendidikan Nasional
Kihajar Dewantoro |
Ki Hajar Dewantoro merupakan tokoh yang selalu dikenang dalam ranag pendidikan. Tokoh satria nasional yang mempunyai nama orisinil Raden Mas Suwardi Suryaningrat ini mempunyai fatwa yang dipakai hingga kini, yakni:
Ing ngarsa sung tuladha mempunyai makna bahwa di depan memberi teladan, maksudnya yaitu apabila seseorang mempunyai jabatan hendaknya memberi suri tauladan yang baik kepada setiap bawahannya sehingga sanggup ditiru dan dijadikan pedoman kebaikan.
Ing madya mangun karsa artinya ditengah menawarkan peluang, tujuannya yaitu bagi siapapun yang ada di tengah masyarakat, ataupun ditengah suatu organisasi, berikanlah terobosan-terobosan yang menjadi peluang keberhasilan dalam jangka waktu yang panjang.
Tut wuri handayani ialah dibelakang memberi dorongan. Inilah semboyan yang hingga ketika ini dipakai di dunia pendidikan.
Ing ngarsa sung tuladha mempunyai makna bahwa di depan memberi teladan, maksudnya yaitu apabila seseorang mempunyai jabatan hendaknya memberi suri tauladan yang baik kepada setiap bawahannya sehingga sanggup ditiru dan dijadikan pedoman kebaikan.
Ing madya mangun karsa artinya ditengah menawarkan peluang, tujuannya yaitu bagi siapapun yang ada di tengah masyarakat, ataupun ditengah suatu organisasi, berikanlah terobosan-terobosan yang menjadi peluang keberhasilan dalam jangka waktu yang panjang.
Tut wuri handayani ialah dibelakang memberi dorongan. Inilah semboyan yang hingga ketika ini dipakai di dunia pendidikan.
Logo/Lambang Pendidikan
Tut Wuri Handayani |
Ucapan yang sangat menyentuh kalbu bagi seorang guru sering dikumandangkan, entah berupa puisi, lagu, cindera mata bahkan berupa poster ataupun brosur. Pada lagu yang sering dikumandangkan ialah dengan judul ‘Trima kasihku’. Kan ku ingat slalu nasehat guruku. Salah satu liriknya mengingatkan kita bahwa setiap nasehat yang diberikan oleh seorang guru selalu bermaksud untuk mengantarkan anak didiknya menjadi lebih baik setiap waktu.
Ucapan selamat Hari Guru Nasional Indonesia 2020
Ucapan hari guru nasional yang tertuang pada lirik lagu menciptakan setiap hati orang yang mendengarkan bergejolak luar biasa menyentuh sanubari. Ucapan dari bapak Sartono, sang pengarang lagu Hymne guru, dalam liriknya menyampaikan bahwa guru yaitu pelita dalam kegelapan, sebagai embun penyejuk dalam kehausan, sebagai satria tanpa tanda jasa. Untaian kata-kata tersebut menggambarkan sosok seorang guru yang bisa kebodohan dan menggantikannya dengan kemampuan dan kompetensi.
Seorang guru yang bisa menawarkan semangat mencar ilmu dan semangat mencoba kepada anak didiknya yang mulai nampak putus asa. Memberikan kepada murid-muridnya harapan dan keinginan sesuai keinginannya, dan menawarkan cara serta metode untuk menggapai keinginan tersebut dengan optimisme. Dan yang terakhir, guru menawarkan semua ilmunya tanpa adanya harapan bahwa ilmu tersebut harus diganti dengan tanda jasa, keikhlasan guru inilah yang mengakibatkan pelajar lebih gampang menyerap ilmu yang diberikan oleh sesosok guru. Namun bagaimana dengan sosok guru ketika ini yang mendapatkan tanda jasa yang boleh dibilang cukup besar?
Ucapan selamat Hari Guru Nasional Indonesia 2020
Ucapan hari guru nasional yang tertuang pada lirik lagu menciptakan setiap hati orang yang mendengarkan bergejolak luar biasa menyentuh sanubari. Ucapan dari bapak Sartono, sang pengarang lagu Hymne guru, dalam liriknya menyampaikan bahwa guru yaitu pelita dalam kegelapan, sebagai embun penyejuk dalam kehausan, sebagai satria tanpa tanda jasa. Untaian kata-kata tersebut menggambarkan sosok seorang guru yang bisa kebodohan dan menggantikannya dengan kemampuan dan kompetensi.
Seorang guru yang bisa menawarkan semangat mencar ilmu dan semangat mencoba kepada anak didiknya yang mulai nampak putus asa. Memberikan kepada murid-muridnya harapan dan keinginan sesuai keinginannya, dan menawarkan cara serta metode untuk menggapai keinginan tersebut dengan optimisme. Dan yang terakhir, guru menawarkan semua ilmunya tanpa adanya harapan bahwa ilmu tersebut harus diganti dengan tanda jasa, keikhlasan guru inilah yang mengakibatkan pelajar lebih gampang menyerap ilmu yang diberikan oleh sesosok guru. Namun bagaimana dengan sosok guru ketika ini yang mendapatkan tanda jasa yang boleh dibilang cukup besar?
Sebagai perubahan dan demi perbaikan yaitu untuk syair atau lirik lagu Hymne Guru lihat di bawah ini :
Lirik Lagu Nasional Hymne Guru |
Saat itu juga Sumarna mengingatkan bahwa lirik lagu Hymne Guru yang awalnya 'engkau patriot satria bangsa, tanpa tanda jasa' berubah menjadi 'engkau patriot satria bangsa, pembangun manusia cendekia'
Esensi dari tanda jasa merupakan salah satu cara untuk menyejahterakan tenaga pendidik. Namun demikian profesionalitas kerja tetap lebih diutamakan. Dengan adanya nominal fee diperlukan etos kerja dan profesionalitas guru terjaga demi keberlangsungan generasi muda yang kompetitif. Terlebih ketika ini Indonesia memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean, dimana pasar dibuka secara bebas, persaingan dunia kerja semakin kompetitif dan lapangan kerja akan semakin sempit.
Dengan demikian profesional fee dan ucapan terima kasih haruslah menjadi pemacu semangat bagi para guru untuk mendidik secara kreatif, menawarkan pendidikan sesuai ekspektasi pemerintah dan orang bau tanah dari anak didik. Membayar tuntas dengan capaian-capaian prestasi sang murid, mengantarkan mereka ke gerbang kesuksesan. Guru yang menyerupai itulah yang menjadi harapan bangsa, sebagai peramu manusia cendekia.
Semangat usaha para Guru
Di Indonesia, guru yang benar-benar mempunyai semangat usaha yang tinggi, acap kali malah mendapatkan ‘gaji’ yang tidak sepadan dengan usahanya. Seperti guru-guru honorer yang mempunyai keinginan menawarkan prestasi kepada sekolah yang menjadi ladangnya. Meluangkan banyak waktu dan mengorbankan kepentingan pribadi demi kemajuan sekolahannya. Kejadian ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang ada di perbatasan. Daerah perbatasan mempunyai keterbatasan infrastruktur, sehingga guru dituntut untuk kreatif serta inovatif dalam mengajar, memakai alat seadanya demi menyalurkan ilmu yang dimiliki.
Guru merupakan estafet dari pemerintah yang mempunyai ekspektasi ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’ tertuang pada Pembukaan UUD 1945. Estafet tersebut tentunya tidak serta merta menciptakan guru dimudahkan. Jika mengingat film ‘Tanah Surga Katanya’ yang menceritakan kehidupan daerah perbatasan di Pulau Kalimantan.
Film yang disutradarai oleh Herwin Novianto ini menggambarkan sosok guru yang sangat sabar menghadapi ujian dunia perbatasan. Dengan segala kemudahan yang serba terbatas, guru tersebut masih dituntut untuk menawarkan ilmu yang sanggup mensukseskan mereka. Ironisnya, pada film tersebut digambarkan bahwa murid-murid yang ada disana tidak tahu lagu kebangsaan indonesia raya dan tidak tahu bendera indonesia. Ujian kesabaran yang luar biasa, dan honor yang diberikan oleh pemerintahpun susah dipakai lantaran disana memakai mata uang Ringgit Malaysia.
Pada film tersebut diceritakan bahwa guru di daerah perbatasan mempunyai semangat yang jauh lebih besar dari pada guru yang ada di daerah metropolis. Pasalnya, mereka tidak hanya mengajar disaat ada jam pelajaran sekolah saja, namun mereka juga bersedia untuk membantu setiap ketika tenaganya dibutuhkan. Guru yang menyerupai inilah yang layak dan pantas diberi gelar ‘Pahlawan tanpa tanda jasa’.
Profesionalitas seorang guru baik di tempat perdesaan maupun di tempat perkotaan ketika ini sedang diuji. Bagaimana tetap menjaga konsistensi kreatifitas mereka dalam menawarkan ilmu. Serta mengesampingkan nilai nominal fee yang diberikan. Seperti tidak layak memandang ratusan guru melaksanakan agresi turun ke jalan demi mendapatkan SK (Surat Keputusan) PNS (Pegawai Negeri Sipil). Berbondong-bondong demonstrasi demi mendapatkan upah yang banyak tanpa menimbang apakah bantuan yang diberikan sudah termasuk layak. Tidakkah aib dengan para guru di daerah perbatasan yang tidak ingin angkat bicara tentang upah yang diterimanya.
Keikhlasan dari seorang ‘Pahlawan’ ini memang seharusnya mulai dibina ulang supaya mendapatkan pelajar-pelajar berprestasi di seluruh bidang ilmu dan teknologi di bumi pertiwi ini.
“Selamat hari guru nasional kepada semua guru yang berada di seluruh nusantara, jasa kalian akan selalu dikenang disetiap sanubari bangsa, tetaplah menjadi pelita bangsa, pembentuk karakter, seorang yang selalu gigih dalam mendidik. Segalanya tidak akan terlupakan dan akan selalu kami kenang”.
Dengan demikian ucapan-ucapan yang diberikan kepada setiap guru di hari guru nasional mempunyai harapan. Semoga guru-guru yang ada di seluruh nusantara tetap tulus menawarkan ilmu dan doa kepada seluruh siswanya, sehingga mencetak generasi-generasi muda yang luar biasa.
Tapi tidak semua guru sejahtera, masih banyak yang belum layak untuk mendapatkan keseahteraan yang setara sebagaimana yang di undangkan.
Untuk selama ini Jembatan Menuju Perubahan Nasib Guru yaitu Ogranisasi Profesional PGRI pada Rapimnas di Jogjakarta baru-baru ini.
Rapimnas 2020 PGRI: Jembatan Menuju Perubahan Nasib Guru
Siapa yang tidak iri pada PGRI, wadah guru seluruh negeri ini. Siapa yang tak percaya PGRI yang lahir dari rahim penderitaan bangsa. Organisasi ini sama tuanya dengan usia Republik Indonesia. Para pemimpin dan generasi jago yang menjunjung mimpi menjadi negeri yang ‘gemah ripah lohjinawi’ juga lahir dari belaian kasih dan harapan para guru.
Sosok guru itu ‘pandita ilmu’. Soekarno pun tak berlebihan menjuluki guru sabagai ‘rosul’. Soeharto pelanjut kepemimpinan Soekarno pernah mengatakan, PGRI dan nasib guru harus dihidup-hidupkan ketika pemerintah tidak bisa menyejahterakan guru. Pemerintah hanya menghidupkan guru dengan julukan satria tanpa tanda jasa dalam lagu yang diciptakan Sartono.
Apresiasi pemerintah Orde Baru cukup edukatif dengan kehadiran Soeharto di setiap event perayaan Hari Guru dan PGRI, bahkan Gedung Guru dibangun atas kebijaksanaan baik pemerintah ketika itu. Prasasti pelantikan Gedung Guru pun infinit bertengger di depan Gedung Guru di Jalan Tanah Abang II, Jakarta Pusat, semenjak 21 April 1985.
Gedung Guru menjadi markas guru yang terus mengelindingkan perubahan. Berlanjut di era kepemimpinan B.J Habibie, Gus Dur, Megawati geliat usaha sunyi guru berhasil mendorong pemerintah untuk menaikkan honor guru. Berlanjut di era SBY mengiyakan desakan guru supaya tunjangan sertifikasi guru sebagai konsekuensi UU Sisdiknas No.20/2003 diberlakukan.
Memasuki era Jokowi, PGRI tetap tak mengendurkan tekanan pemerintah supaya menaikkan kesejahteraan guru utamanya pada guru honor. Banyak peraturan pemerintah melalui corong bisikan Kemendikbud yang belum sinkron. Ambivalensi kebijakan pemerintah terus disikapi dalam aneka macam rapat dan pertemuan PGRI yang berujung pada konkernas, rapimnas, konpus terus bergelinding sebagai sebuah usaha nyata.
Greget ini berdenyut keras digulirkan sebagai kelanjutan sebuah orkestra yang sekarang dikonduktori Unifah Rosyidi. Akhir Juli (21-23) 2020 Rapimnas di Hotel Sahid Jaya, Yogjakarta mengelembungkan jadwal perubahan menurut temuan problematik guru di tiga puluh empat provinsi.
Presiden Jokowi, Sri Sultan HB X hadir dalam Rampinas mengamini tekad PGRI. Ini menjadi momentum disaksikan utusan persatuan guru dari Brunei, Thailand, Malaysia,Turki ketika pembukaan Rapimnas yang dihelat di Hotel Sahid Jaya Kota Gudeg.
Aura perubahan pun bergetar di hari 1500 guru di aula Indraprasta. Presiden Jokowi menawarkan kata kunci guru biro perubahan dan PGRI harus dihidupkan dari serangkaian kalimat orasinya. Begitu juga Suatan Yogja mengapresiasi dengan menguatkan kiprah guru itu mendidik, mengajar, membimbing.
Ini sebagai salur dari beberapa orasi Unifah yang energik dalam mendenyutkan perubahan. Itu sebabnya, Rapimnas 2020 PGRI menjadi kekuatan untuk mengubah nasib guru dan memajukan pendidikan anak bangsa di era millennium ketiga yang sarat dengan tuntutan persaingan bebas.
Sosok guru itu ‘pandita ilmu’. Soekarno pun tak berlebihan menjuluki guru sabagai ‘rosul’. Soeharto pelanjut kepemimpinan Soekarno pernah mengatakan, PGRI dan nasib guru harus dihidup-hidupkan ketika pemerintah tidak bisa menyejahterakan guru. Pemerintah hanya menghidupkan guru dengan julukan satria tanpa tanda jasa dalam lagu yang diciptakan Sartono.
Apresiasi pemerintah Orde Baru cukup edukatif dengan kehadiran Soeharto di setiap event perayaan Hari Guru dan PGRI, bahkan Gedung Guru dibangun atas kebijaksanaan baik pemerintah ketika itu. Prasasti pelantikan Gedung Guru pun infinit bertengger di depan Gedung Guru di Jalan Tanah Abang II, Jakarta Pusat, semenjak 21 April 1985.
Gedung Guru menjadi markas guru yang terus mengelindingkan perubahan. Berlanjut di era kepemimpinan B.J Habibie, Gus Dur, Megawati geliat usaha sunyi guru berhasil mendorong pemerintah untuk menaikkan honor guru. Berlanjut di era SBY mengiyakan desakan guru supaya tunjangan sertifikasi guru sebagai konsekuensi UU Sisdiknas No.20/2003 diberlakukan.
Memasuki era Jokowi, PGRI tetap tak mengendurkan tekanan pemerintah supaya menaikkan kesejahteraan guru utamanya pada guru honor. Banyak peraturan pemerintah melalui corong bisikan Kemendikbud yang belum sinkron. Ambivalensi kebijakan pemerintah terus disikapi dalam aneka macam rapat dan pertemuan PGRI yang berujung pada konkernas, rapimnas, konpus terus bergelinding sebagai sebuah usaha nyata.
Greget ini berdenyut keras digulirkan sebagai kelanjutan sebuah orkestra yang sekarang dikonduktori Unifah Rosyidi. Akhir Juli (21-23) 2020 Rapimnas di Hotel Sahid Jaya, Yogjakarta mengelembungkan jadwal perubahan menurut temuan problematik guru di tiga puluh empat provinsi.
Presiden Jokowi, Sri Sultan HB X hadir dalam Rampinas mengamini tekad PGRI. Ini menjadi momentum disaksikan utusan persatuan guru dari Brunei, Thailand, Malaysia,Turki ketika pembukaan Rapimnas yang dihelat di Hotel Sahid Jaya Kota Gudeg.
Aura perubahan pun bergetar di hari 1500 guru di aula Indraprasta. Presiden Jokowi menawarkan kata kunci guru biro perubahan dan PGRI harus dihidupkan dari serangkaian kalimat orasinya. Begitu juga Suatan Yogja mengapresiasi dengan menguatkan kiprah guru itu mendidik, mengajar, membimbing.
Ini sebagai salur dari beberapa orasi Unifah yang energik dalam mendenyutkan perubahan. Itu sebabnya, Rapimnas 2020 PGRI menjadi kekuatan untuk mengubah nasib guru dan memajukan pendidikan anak bangsa di era millennium ketiga yang sarat dengan tuntutan persaingan bebas.
Sumber : http://pgri.or.id/berita-terkini
Kami ingatkan sekali lagi, kepada teman-teman yang tidak ingat hari guru nasional tanggal berapa? Maka, tanggapan yang benar hari guru nasional diperingati pada tanggal 25 November. Disetiap tanggal dan bulan tersebut kita pastinya selalu memperingati hari guru nasional. Sekian dan terima kasih. Salam pendidikan, Salam untuk Hari Guru Nasional.
Kami ingatkan sekali lagi, kepada teman-teman yang tidak ingat hari guru nasional tanggal berapa? Maka, tanggapan yang benar hari guru nasional diperingati pada tanggal 25 November. Disetiap tanggal dan bulan tersebut kita pastinya selalu memperingati hari guru nasional. Sekian dan terima kasih. Salam pendidikan, Salam untuk Hari Guru Nasional.
0 Komentar untuk "Ucapan Selamat Hari Guru Nasional Indonesia (Hgn) Tahun 2020"