Relief Muka Bumi Dan Vulkanisme


RELIEF MUKA BUMI DAN VULKANISME

A.   Tenaga Endogen dan Eksogen

1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu tempat dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akhir tenaga endogen ini menjelma gunung, bukit atau pegunungan. Pada penggalan lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme,dan seisme atau gempa.

a. Tektonisme
Tektonisme ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya,tenaga tektonik sanggup dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa.
Gerak orogenesa ialah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan mencakup tempat yang relatif sempit. Gerakan ini mengakibatkan terbentuknya pegunungan. Contohnya terbentuknya formasi lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik. Sedangkan gerak epirogenesa ialah kebalikan dari gerak orogenesa. Gerakan ini sangat lambat, dan mencakup areal yang sangat luas. Bila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan bahari tampak seolaholah naik, maka gerak epirogenesa disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya terjadi di pantai Timor dan pantai Skandinavia. Sebaliknya gerak epirogenesa negatif terjadi apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seperti permukaan air bahari turun.


b. Vulkanisme
Vulkanisme ialah semua tanda-tanda alam yang terjadi akhir adanya acara magma. Bagaimana terjadinya vulkanisme? Vulkanisme sebetulnya sebagai akhir dari kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan menimbulkan retakan-retakan pada permukaan bumi yang mengakibatkan pedoman lava dari penggalan dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan hingga ke permukaan bumi. Kegiatan magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya sanggup dilihat pada gunung berapi. Uraian wacana vulkanisme ini Anda pelajari dalam klarifikasi selanjutnya.
c. Seisme (gempa)
            Pernahkah Anda mengalami gempa? Jika pernah, apa yang Anda rasakan?Benar, bumi atau lantai yang kita pijak terasa bergoyang. Gempa bumi sanggup terjadi siang atau malam hari. Mungkin saja di siang hari Anda sedang duduk di kursi, tiba-tiba dingklik bergoyang, air dalam gelas bergoyang dan tumpah, gantungan listrik berayun, pintu dan jendela berderak, dan tiba-tiba di luar orang-orang berteriak, gempa... gempa... Gempa mirip ini mungkin pernah atau sering terjadi di tempat Anda. Bahkan gempa sanggup menimbulkan musibah yang hebat, misalnya menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, banjir, gelombang pasang, bahkan sanggup menelan korban mahluk hidup termasuk manusia. Misalnya gempa yang terjadi di Tokyo Jepang tahun 1933 menelan korban 60.000 insan dan 300.000 rumah hancur. Sekarang coba Anda sebutkan di tempat mana saja gempa yang terjadi di Indonesia! Ya benar, contohnya gempa yang terjadi di Bengkulu, atau di Nusa Tenggara Timur yang menewaskan banyak orang.
Tahukah Anda apa yang mengakibatkan terjadinya gempa? Zaman dulu di beberapa tempat konon ada yang percaya bahwa gempa disebabkan bumi ini terletak di ujung tanduk sapi (dewa). Sang Sapi menerima laporan bahwa bumi ini sudah kosong oleh orang-orang baik. Bumi ini hanya diisi oleh orang jahat. Sehingga Sang Sapi menggoyangkan kepalanya untuk memperlihatkan peringatan
pada insan melalui gempa. Tentunya Anda tidak akan percaya dengan dongeng di atas. Sesungguhnya gempa terjadi akhir getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku. Di tempat yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak. Misalnya di satu penggalan terangkat ke atas, sedangkan di penggalan sebelahnya menurun atau bertahan pada kedudukannya.
Pelengkungan pada perbatasan antara dua penggalan yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran gempa. Tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan gempa ini bermacam-macam. Karena itu gempa sanggup diklasifikasikan menurut penyebabnya, bentuk episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya.
Berdasarkan insiden yang menimbulkannya, gempa dibagi menjadi gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan:
1)     Gempa tektonik merupakan jenis gempa yang terkuat dan sanggup mencakup wilayah yang luas. Gempa ini merupakan akhir dari gerakan gempa tektonik yaitu berupa patahan atau retakan.
2)     Gempa vulkanik yaitu gempa yang terjadi sebelum atau pada dikala gunung berapi meletus. Gempa ini hanya terasa di tempat sekitar gunung berapi, sehingga tidak begitu berpengaruh jikalau dibandingkan dengan gempa tektonik.
3)     Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akhir runtuhnya atap gua yang terdapat di dalam litosfer, mirip gua kapur atau terowongan tambang. Gempa ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi. Masih banyak penggolongan jenis gempa. Misalnya menurut bentuk episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
·         gempa linier dan gempa sentral. Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis.,
·         Sedangkan gempa sentral yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik. Berdasarkan letak kedalaman hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu gempa dalam, gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal. Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat, gempa jauh, dan gempa sangat jauh. Berdasarkan letak episentrumnya, gempa sanggup dibedakan menjadi gempa bahari dan gempa darat.

2. Tenaga Eksogen
Pernahkah Anda melihat pengikisan pantai? Setiap dikala air bahari menerjang pantai yang balasannya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan mengakibatkan pantai menjadi dangkal. Di tempat pegunungan sanggup juga ditemukan sebuah bukit kerikil yang kian hari semakin kecil akhir tiupan angin.
Ilustrasi di atas merupakan rujukan tenaga eksogen. Kaprikornus tenaga eksogen ialah kebalikan dari tenaga endogen, yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen ialah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing tadi yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga sanggup mengubah bentuk permukaan bumi. Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
a. Atmosfere, yaitu perubahan suhu dan angin.
b. Air yaitu sanggup berupa pedoman air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
c. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, penggalan litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan bahari muncul bukit hasil acara tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di penggalan lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan proteksi hancur dari yang
kasar hingga yang halus. Bagaimana hingga di sini sanggup dipahami? Jika masih belum coba baca kembali
terutama penggalan yang dianggap sulit. Bagi Anda yang sudah paham, bagus! Kita lanjutkan pada bentuk-bentuk muka bumi di daratan.

B. Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan
Coba Anda perhatikan bentuk permukaan bumi di sekitar tempat tinggal Anda. Mungkin Anda berada di tempat pegunungan, gunung, bukit, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, ngarai/canyon, atau bentuk lainnya. Seperti telah dijelaskan dalam bahasan sebelumnya, perbedaan bentuk muka bumi ini disebabkan oleh tenaga endogen dan eksogen. Untuk memahami lebih jauh wacana bentuk muka bumi khususnya di daratan, Anda pelajari klarifikasi berikut.

1. Gunung
Anda pernah melihat gunung atau mungkin mendakinya. Jika dipandang dari kejauhan gunung sungguh pemandangan yang indah. Gunung ialah bentuk muka bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri. Pada beberapa gunung ditemukan juga yang bersambung dengan gunung lainnya, namun bentuk terpisahnya masih jelas.
Umumnya gunung merupakan gunung berapi. Gunung berapi ini ada yang masih utuh dengan kepundan di tengahnya, contohnya gunung Ciremai, gunung Muria, gunung Dompo Batang, dan banyak lagi gunung lainnya. Ada pula gunung berapi yang hanya merupakan sisa dari gunung api usang yang telah terpotong-potong oleh letusan yang ahli pada masa lampau, contohnya gunung Burangrang yang
merupakan sisa gunung api Sunda di Jawa Barat, dan Pulau Sertung yaitu penggalan sisi gunung Krakatau.
Bentuk gunung menjulang tinggi, yang berkhasiat sebagai penahan awan. Akibatnya tempat yang ada di tempat bawah dan sekitar gunung sanggup sering terjadi hujan. Adanya hujan ini sanggup menjadikan hutan. Hutan sanggup berfungsi menyimpan air, balasannya di sekitar hutan sering ditemukan mata air dan sungai-sungai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan mahluk hidup.

2. Pegunungan
Apa bedanya antara gunung dan pegunungan? Tadi telah dijelaskan di atas bahwa gunung merupakan bentuk muka bumi yang menjulang tinggi berbentuk kerucut atau kubah dan berdiri sendiri. Sedangkan pegunungan merupakan suatu jalur memanjang yang bekerjasama antara puncak yang satu dengan puncak lainnya, contohnya Pegunungan Yura di Prancis dan Pegunungan Panini di Inggris. Di Indonesia juga banyak ditemukan pegunungan.
Pegunungan terbentuk pada waktu terjadinya gerak kerak bumi yang dalam dan luas. Karena itu tempat pegunungan biasanya relatif luas. Secara sederhana sanggup kita membedakan pegunungan bau tanah dan pegunungan muda. Pegunungan bau tanah merupakan pegunungan yang relatif rendah dengan puncaknya yang relatif tumpul dan lerengnya landai. Misalnya Pegunungan Skandinavia dan Pegunungan Australia Timur yang terbentuk pada zaman Primer (Paleozoikum). Sedangkan pegunungan muda pada umumnya tinggi dengan puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam. Pegunungan lipatan yang paling muda ialah hasil pengangkatan zaman tertier, contohnya Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.

a. Pegunungan Lipatan
Pegunungan lipatan disebabkan oleh terlipatnya lapisan (strata) sedimen yang besar lantaran tekanan dari dalam bumi. Akibat proses pelipatan ini, lebar lapisan sedimen menciut sedangkan tebalnya bertambah. Lapisan sedimen yang terlipat itu disebut lipatan atas atau disebut juga antiklinal. Sedangkan lapisan sedimen yang terlipat ke bawah dinamakan lipatan bawah atau sinklinal. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini!

                                     Gambar 3. Terbentuknya pegunungan liipatan.

b. Pegunungan oleh Pengangkatan Kerak Bumi
Ada pegunungan yang disebabkan oleh pengangkatan kerak bumi. Pengangkatan kerak bumi ini khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan. Oleh lantaran itu gunung ini disebut gunung bungkah atau horst. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini!


                                               Gambar 4. Pegunungan bungkah.

c. Pegunungan Sisa
Kenapa disebut pegunungan sisa? Pegunungan ini terjadi apabila pegunungan yang tinggi terkikis oleh denudasi dalam jangka waktu yang lama. Gunung semacam ini sering juga disebut gunung denudasi atau gunung relik. Denudasi ialah insiden terbukanya atau terkelupasnya batuan orisinil pada insiden pelapukan.

3. Dataran Tinggi
Dataran luas yang letaknya di tempat tinggi atau pegunungan disebut dataran tinggi. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil pengikisan dan sedimentasi. Dataran tinggi dinamakan juga plato (plateau), contohnya Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang, atau Dataran Tinggi Alas. Dataran tinggi biisa juga terjadi oleh bekas Kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Misalnya Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah) yang
diduga oleh proses mirip itu.

4. Dataran Rendah
Dataran rendah ialah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas hingga ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, contohnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya penggalan barat, dan lain-lain. Dataran rendah terjadi akhir proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai bahari dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan tempat pegunungan.

5. Lembah
Anda mungkin sering menemukan atau menyebut tempat lembah. Lembah ialah tempat rendah yang terletak di antara dua pegunungan atau dua gunung. Lembah juga merupakan tempat yang mempunyai kedudukan lebih rendah dibandingkan tempat sekitarnya. Lembah di tempat pegunungan lipatan sering disebut sinklin. Lembah di tempat pegunungan patahan disebut graben atau slenk. Sedangkan lembah di tempat yang bergunung-gunung disebut lembah antar pegunungan. Sampai di sini mudah, bukan? Sekarang Anda bersama teman menyebutkan gunung, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, dan lembah yang ada di propinsimu. Jika sudah selesai, mari kita lanjutkan pada bentuk muka bumi di lautan.


C. Bentuk Muka Bumi di Lautan
Pernahkah Anda menyelam hingga ke dasar laut? Jika pernah, tentunya Anda sanggup berceritera bahwa mirip halnya di daratan, bentuk muka bumi di lautan juga tidak rata. Relief dasar bahari tidak begitu besar variasinya dibandingkan dengan relief daratan. Hal ini disebabkan lantaran lemahnya pengikisan dan sedimentasi. Relief dasar bahari terdiri dari bentukan-bentukan berupa:
1.   Palung bahari atau trog ialah tempat ingressi di bahari yang bentuknya memanjang.Contohnya, Palung Mindanau (10.830 meter), Palung Sunda (7.450 meter), dan sebagainya.
2.   Lubuk bahari atau “basin” terjadi akhir tenaga tektonik, merupakan bahari ingressi dan bentuknya bulat. Contohnya, Lubuk Sulu, Lubuk Sulawesi, Lubuk Banda, dan sebagainya.
3.   Gunung bahari ialah gunung yang kakinya ada di dasar laut. Kadang-kadang puncak gunung bahari muncul tinggi di atas laut. Contohnya, Gunung Krakatau, Maona Loa di Hawaii.
4.   Punggung bahari merupakan satuan atau formasi bukit di dalam laut. Contohnya, punggung bahari Sibolga.
5.   Ambang bahari atau drempel ialah punggung bahari yang memisahkan dua penggalan bahari atau dua bahari yang dalam. Contohnya, Ambang Laut Sulu, Ambang Laut Sulawesi, Ambang Laut Gibraltar, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini!



Gambar 5. Relief dasar laut.

Secara umum dasar bahari terdiri atas empat bagian. Pembagian ini dimulai dari penggalan daratan menuju ke tengah laut, ialah sebagai berikut:
1. Landasan Benua (Continental Shelf)
Continental shelf (landasan benua) ialah dasar bahari yang berbatasan dengan benua. Di dasar bahari ini sering ditemukan juga lembah yang mirip sungai. Lembah beberapa sungai yang terdapat di Continental Shelf ini merupakan bukti bahwa dulunya continental shelf meupakan penggalan daratan yang kemudian tenggelam.
2. Lereng Benua (Continental Slope)
Continental slope (lereng benua) biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Daerah continental slope sanggup mencapai kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5 derajat.
3. Deep Sea Plain
Deep sea plain mencakup dua pertiga seluruh dasar bahari dan terletak pada kedalaman lebih dari 1.500 m, biasanya relief di tempat ini bervariasi, mulai dari yang rata hingga pada puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan bahari sebagai pulau yang terisolasi.
4. The Deeps
The deeps merupakan kebalikan dari deep sea plain. Hanya sebagian kecil dasar
lautan sebagai the deeps. The deeps permukaan bahari ialah dasar bahari dengan cirri adanya palung bahari (trog) dan mencapai kedalaman yang besar, contohnya di Samudera Pasifik mencapai kedalaman 75.000m.




D. Vulkanisme
Semua tanda-tanda di dalam bumi sebagai akhir adanya acara magma disebut vulkanisme.
Gerakan magma itu terjadi lantaran magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya. Lalu apa yang disebut magma? Magma ialah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari banyak sekali mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akhir adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan
tekanan, contohnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.
Magma sanggup bergerak ke segala arah, bahkan sanggup hingga ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang mengakibatkan gunung api atau disebut juga vulkan. Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang sanggup mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma sanggup mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan majemuk bentuk (perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:
1.   Batolit ialah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akhir penurunan suhu yang sangat lambat.
2.   Lakolit ialah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang mengakibatkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga mirip lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
3.   Keping intrusi atau sill ialah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4.   Intrusi korok atau gang ialah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5.   Apolisa ialah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6.   Diatrema ialah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma hingga ke permukaan bumi.

Gambar 6. Penampang gunung api.
ekstrusi magma ialah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang mengakibatkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa
terjadi di lautan. Oleh lantaran itu gunung berapi sanggup terjadi di dasar lautan.
Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1.     Ekstrusi linier, terjadi jikalau magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk formasi gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan formasi gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2.     Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma akrab dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3.     Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan materi yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral, yaitu:
1. Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi lantaran magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lerengsangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya:Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
2. Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akhir adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, lantaran sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan materi padat (efflata). Di bekas kawahnya mirip sebuah cekungan yang adakala terisi air dantidak tidak mungkin menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
3. Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akhir erupsi gabungan antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini mengakibatkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari majemuk batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.


E. Gejala Pasca Vulkanis
Pada dikala gunung berapi meletus, memuntahkan materi material dari perut bumi ke permukaan bumi. Bahan yang dikeluarkan gunung api yang meletus sanggup mengeluarkan wujud padat, wujud cair dan gas. Wujud padat mirip : kerikil besar, kerikil kecil, pasir, abu, dan kerikil apung. Wujud cair sanggup berupa lava (aliran magma ke permukaan bumi dengan suhu tinggi) dan lahar panas (lumpur panas gabungan lava dan air). Sedangkan wujud gas sanggup berupa gas belerang, gas nitrogen, gas asam arang, dan uap air.
Bahan yang keluar dari gunung api; yang padat disebut efflata, yang cair disebut effusive dan berupa gas disebut ekshalasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 7. Bentuk-bentuk gunung api.
Gunung api melaksanakan aktivitasnya mulai kegiatan yang lemah, meningkat ke lebih kuat,
sampai pada suatu waktu mencapai puncaknya yaitu letusan. Namun sebuah gunung api akhirnya akan berhenti dari kegiatannya. Gunung api mirip ini biasanya dinyatakan telah mati. Gunung api yang dinyatakan mati bukan berarti hilang seluruh kegiatannya. Di sini magma dalam periode pendinginan, masih tetap memperlihatkan sisa kegiatannya. Kegiatan itu sering disebut tanda-tanda pasca vulkanis. Pasca vulkanis ini sanggup dibedakan dalam beberapa bentuk tanda-tanda antara lain sumber gas, sumber air panas, sumber air mineral (mahdani), dan geyser.

1. Sumber gas
Gas yang dikeluarkan sanggup berupa sumber gas welirang (solfatar), sumber gas uap air atau zat lemas, dan sumber gas asam arang atau disebut mofet. Gas welirang banyak ditemukan di kepundan gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar dengan tekanan tinggi dikenal sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini sanggup dipakai untuk pembangkit tenaga listrik, contohnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng Jawa Tengah, dan lain-lain.
Sedangkan gas asam arang sangat berbahaya lantaran sanggup mematikan mahluk hidup. Sumber gas asam arang sanggup muncul sembarang waktu di kepundan gunung api manapun. Oleh lantaran itu biasanya petugas Dinas Pengawasan Gunung Api dari posnya di sekitar gunung, sanggup memantau secara terus menerus kegiatan gunung api tersebut, sehingga sanggup memperingatkan penduduk setempat ketika gunungmengeluarkan gas beracun tersebut. Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba , mirip yang terjadi tahun 1979 di kawah Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah yang menewaskan sekitar 149 jiwa.

2. Sumber air panas
Air tanah berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung api, air hujan meresap ke dalam bergerak ke penggalan yang lebih dalam dan mendekati batuan yang masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Akibatnya air menjadi panas, bahkan hingga mendidih. Melalui celah-celah batuan di penggalan bawah air itu keluar sebagai mata air panas.Misalnya, sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa Barat, Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di tempat lainnya.



3. Sumber air mineral
Seperti halnya sumber air panas, sumber air mineral terjadi lantaran pemanasan airoleh sisa kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk gunung api, sehingga air itu mengandung welirang atau zat kimia lain. Sumber air mineral ini banyak ditemukan di tempat sekitar gunung api yang aktif atau yang sudah istirahat, contohnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban Perahu Jawa Barat.

4. Geyser
Geyser ialah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi lantaran gas panas yang asalnya dari batuan magma memanaskan penggalan bawah air yang terdapat dalam celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak sanggup mengadakan sirkulasi hingga ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi uap air setempat. Ketika ada jalan keluar ke permukaan bumi terjadilah pancaran air dengan suhu yang cukup tinggi. Contoh geyser yang sangat populer terdapat di Yellow Stone National Park California Amerika Serikat.

F. Manfaat Vulkanisme
Kegiatan gunung berapi mempunyai banyak manfaat bagi mahluk hidup khususnya manusia. Manfaat tersebut di antaranya:

1. Menyuburkan tanah
Ketika gunung meletus banyak mengeluarkan abu. Abu vulkanik ini pada awalnya menutupi tempat pertanian dan merusak tumbuhan yang ada. Namun dalam jangka waktu setahun atau dua tahun saja, tanah ini menjadi jauh lebih subur. Kesuburan ini sanggup bertahan usang bahkan sanggup puluhan tahun. Selain itu tanah hancuran materi vulkanik sangat banyak mengandung unsur hara yang menyuburkan tanah.
           
2. Bahan galian
Bahan galian yang sangat berharga banyak dihasilkan gunung api. Pada dikala gunung api masih aktif dihasilkan materi galian mirip : belerang, pasir, kerikil bangunan, tras, kerikil apung, dan sebagainya. Sedangkan pada dikala gunung api yang istirahat sanggup dihasilkan materi tambang mirip : emas, perak, besi, timah, marmer, dan lainnya. Di samping itu banyak pula batuan malihan akhir persinggungan magma dengan mineral tertentu, sehingga terbentuk cadangan mineral gres yang lebih berharga, mirip tembaga, kerikil pualam, dan kokas.

3. Obyek wisata
Jika Anda pernah mengunjungi kawah Gunung Bromo di Jawa Timur atau Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat tentunya Anda akan sanggup berceritera indahnya gunung api. Memang gunung api sanggup menjadi obyek wisata alam yang menarik. Di sini kita sanggup menyaksikan kepundan yang menarik, pemandangan yang indah, hawa yang sejuk dan segar, aroma bacin belerang, atau abnormalitas dan keindahan lain yang hanya sanggup ditemukan di sekitar gunung api.

4. Penangkap air hujan
Gunung api juga bermanfaat sebagai penangkap hujan yang baik. Dengan tanahnya yang subur, berakibat pada tumbuh suburnya banyak sekali flora dan hutan yang lebat. Ini berarti gunung berapi menjadi tempat reservoir air tanah yang sangat baik. Hutan lebat ini sanggup menghasilkan mata air yang sangat berkhasiat terutama sebagai sumber air di demam isu kemarau. Sedangkan demam isu hujan, hutan sanggup menyerap air dan menahan erosi/longsor sehingga sanggup mencegah terjadinya banjir. Selain memperlihatkan manfaat, ternyata vulkanisme juga membawa permasalahan. 


G. Permasalahan Vulkanisme
Pengaruh kegiatan vulkanisme selain yang menguntungkan tadi, ternyata sanggup menimbulkan problem terutama terhadap lingkungan di sekitarnya. Gunung api khususnya dikala meletus sanggup membahayakan dan mengancam jiwa. Bahaya tersebut di antaranya:
1. Pada waktu terjadi letusan, semburan lapili, dan pasir panas sanggup merusak bangunan, lahan pertanian, tanaman, bahkan binatang di sekitar gunung api. Abu vulkanik yang sanggup menyebar secara luas juga sanggup mengganggu dan membahayakan penerbangan. Aliran lava dan lahar panas sanggup merusak bangunan dan lahan pertanian yang dilaluinya.
2. Gas beracun yang dikeluarkan pada dikala erupsi sanggup mengancam mahluk hidup  termasuk manusia. Misalnya pada dikala letusan kawah Timbangan dan Sinila tahun 1979, sekitar 149 jiwa insan meninggal akhir menghirup gas beracun.
3. Bahan yang dikeluarkan gunung berapi biasanya menumpuk di puncak dan lerenglereng gunung. Pada waktu hujan, bahan-bahan ini terbawa oleh air hujan menjadi lahar dingin. Lahar masbodoh akan merusak tempat yang dilaluinya, mirip sungai, lahan pertanian, rumah, dan lain-lain. Misalnya lahar masbodoh gunung Merapi di Jawa Tengah sering melanda tempat Magelang dan Yogyakarta.

RELIEF MUKA BUMI DAN VULKANISME

A.   Tenaga Endogen dan Eksogen

1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu tempat dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akhir tenaga endogen ini menjelma gunung, bukit atau pegunungan. Pada penggalan lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme,dan seisme atau gempa.

a. Tektonisme
Tektonisme ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya,tenaga tektonik sanggup dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa.
Gerak orogenesa ialah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan mencakup tempat yang relatif sempit. Gerakan ini mengakibatkan terbentuknya pegunungan. Contohnya terbentuknya formasi lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik. Sedangkan gerak epirogenesa ialah kebalikan dari gerak orogenesa. Gerakan ini sangat lambat, dan mencakup areal yang sangat luas. Bila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan bahari tampak seolaholah naik, maka gerak epirogenesa disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya terjadi di pantai Timor dan pantai Skandinavia. Sebaliknya gerak epirogenesa negatif terjadi apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seperti permukaan air bahari turun.


b. Vulkanisme
Vulkanisme ialah semua tanda-tanda alam yang terjadi akhir adanya acara magma. Bagaimana terjadinya vulkanisme? Vulkanisme sebetulnya sebagai akhir dari kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan menimbulkan retakan-retakan pada permukaan bumi yang mengakibatkan pedoman lava dari penggalan dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan hingga ke permukaan bumi. Kegiatan magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya sanggup dilihat pada gunung berapi. Uraian wacana vulkanisme ini Anda pelajari dalam klarifikasi selanjutnya.
c. Seisme (gempa)
            Pernahkah Anda mengalami gempa? Jika pernah, apa yang Anda rasakan?Benar, bumi atau lantai yang kita pijak terasa bergoyang. Gempa bumi sanggup terjadi siang atau malam hari. Mungkin saja di siang hari Anda sedang duduk di kursi, tiba-tiba dingklik bergoyang, air dalam gelas bergoyang dan tumpah, gantungan listrik berayun, pintu dan jendela berderak, dan tiba-tiba di luar orang-orang berteriak, gempa... gempa... Gempa mirip ini mungkin pernah atau sering terjadi di tempat Anda. Bahkan gempa sanggup menimbulkan musibah yang hebat, misalnya menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, banjir, gelombang pasang, bahkan sanggup menelan korban mahluk hidup termasuk manusia. Misalnya gempa yang terjadi di Tokyo Jepang tahun 1933 menelan korban 60.000 insan dan 300.000 rumah hancur. Sekarang coba Anda sebutkan di tempat mana saja gempa yang terjadi di Indonesia! Ya benar, contohnya gempa yang terjadi di Bengkulu, atau di Nusa Tenggara Timur yang menewaskan banyak orang.
Tahukah Anda apa yang mengakibatkan terjadinya gempa? Zaman dulu di beberapa tempat konon ada yang percaya bahwa gempa disebabkan bumi ini terletak di ujung tanduk sapi (dewa). Sang Sapi menerima laporan bahwa bumi ini sudah kosong oleh orang-orang baik. Bumi ini hanya diisi oleh orang jahat. Sehingga Sang Sapi menggoyangkan kepalanya untuk memperlihatkan peringatan
pada insan melalui gempa. Tentunya Anda tidak akan percaya dengan dongeng di atas. Sesungguhnya gempa terjadi akhir getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku. Di tempat yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak. Misalnya di satu penggalan terangkat ke atas, sedangkan di penggalan sebelahnya menurun atau bertahan pada kedudukannya.
Pelengkungan pada perbatasan antara dua penggalan yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran gempa. Tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan gempa ini bermacam-macam. Karena itu gempa sanggup diklasifikasikan menurut penyebabnya, bentuk episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya.
Berdasarkan insiden yang menimbulkannya, gempa dibagi menjadi gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan:
1)     Gempa tektonik merupakan jenis gempa yang terkuat dan sanggup mencakup wilayah yang luas. Gempa ini merupakan akhir dari gerakan gempa tektonik yaitu berupa patahan atau retakan.
2)     Gempa vulkanik yaitu gempa yang terjadi sebelum atau pada dikala gunung berapi meletus. Gempa ini hanya terasa di tempat sekitar gunung berapi, sehingga tidak begitu berpengaruh jikalau dibandingkan dengan gempa tektonik.
3)     Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akhir runtuhnya atap gua yang terdapat di dalam litosfer, mirip gua kapur atau terowongan tambang. Gempa ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi. Masih banyak penggolongan jenis gempa. Misalnya menurut bentuk episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
·         gempa linier dan gempa sentral. Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis.,
·         Sedangkan gempa sentral yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik. Berdasarkan letak kedalaman hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu gempa dalam, gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal. Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat, gempa jauh, dan gempa sangat jauh. Berdasarkan letak episentrumnya, gempa sanggup dibedakan menjadi gempa bahari dan gempa darat.

2. Tenaga Eksogen
Pernahkah Anda melihat pengikisan pantai? Setiap dikala air bahari menerjang pantai yang balasannya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan mengakibatkan pantai menjadi dangkal. Di tempat pegunungan sanggup juga ditemukan sebuah bukit kerikil yang kian hari semakin kecil akhir tiupan angin.
Ilustrasi di atas merupakan rujukan tenaga eksogen. Kaprikornus tenaga eksogen ialah kebalikan dari tenaga endogen, yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen ialah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing tadi yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga sanggup mengubah bentuk permukaan bumi. Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
a. Atmosfere, yaitu perubahan suhu dan angin.
b. Air yaitu sanggup berupa pedoman air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
c. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, penggalan litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan bahari muncul bukit hasil acara tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di penggalan lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan proteksi hancur dari yang
kasar hingga yang halus. Bagaimana hingga di sini sanggup dipahami? Jika masih belum coba baca kembali
terutama penggalan yang dianggap sulit. Bagi Anda yang sudah paham, bagus! Kita lanjutkan pada bentuk-bentuk muka bumi di daratan.

B. Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan
Coba Anda perhatikan bentuk permukaan bumi di sekitar tempat tinggal Anda. Mungkin Anda berada di tempat pegunungan, gunung, bukit, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, ngarai/canyon, atau bentuk lainnya. Seperti telah dijelaskan dalam bahasan sebelumnya, perbedaan bentuk muka bumi ini disebabkan oleh tenaga endogen dan eksogen. Untuk memahami lebih jauh wacana bentuk muka bumi khususnya di daratan, Anda pelajari klarifikasi berikut.

1. Gunung
Anda pernah melihat gunung atau mungkin mendakinya. Jika dipandang dari kejauhan gunung sungguh pemandangan yang indah. Gunung ialah bentuk muka bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri. Pada beberapa gunung ditemukan juga yang bersambung dengan gunung lainnya, namun bentuk terpisahnya masih jelas.
Umumnya gunung merupakan gunung berapi. Gunung berapi ini ada yang masih utuh dengan kepundan di tengahnya, contohnya gunung Ciremai, gunung Muria, gunung Dompo Batang, dan banyak lagi gunung lainnya. Ada pula gunung berapi yang hanya merupakan sisa dari gunung api usang yang telah terpotong-potong oleh letusan yang ahli pada masa lampau, contohnya gunung Burangrang yang
merupakan sisa gunung api Sunda di Jawa Barat, dan Pulau Sertung yaitu penggalan sisi gunung Krakatau.
Bentuk gunung menjulang tinggi, yang berkhasiat sebagai penahan awan. Akibatnya tempat yang ada di tempat bawah dan sekitar gunung sanggup sering terjadi hujan. Adanya hujan ini sanggup menjadikan hutan. Hutan sanggup berfungsi menyimpan air, balasannya di sekitar hutan sering ditemukan mata air dan sungai-sungai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan mahluk hidup.

2. Pegunungan
Apa bedanya antara gunung dan pegunungan? Tadi telah dijelaskan di atas bahwa gunung merupakan bentuk muka bumi yang menjulang tinggi berbentuk kerucut atau kubah dan berdiri sendiri. Sedangkan pegunungan merupakan suatu jalur memanjang yang bekerjasama antara puncak yang satu dengan puncak lainnya, contohnya Pegunungan Yura di Prancis dan Pegunungan Panini di Inggris. Di Indonesia juga banyak ditemukan pegunungan.
Pegunungan terbentuk pada waktu terjadinya gerak kerak bumi yang dalam dan luas. Karena itu tempat pegunungan biasanya relatif luas. Secara sederhana sanggup kita membedakan pegunungan bau tanah dan pegunungan muda. Pegunungan bau tanah merupakan pegunungan yang relatif rendah dengan puncaknya yang relatif tumpul dan lerengnya landai. Misalnya Pegunungan Skandinavia dan Pegunungan Australia Timur yang terbentuk pada zaman Primer (Paleozoikum). Sedangkan pegunungan muda pada umumnya tinggi dengan puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam. Pegunungan lipatan yang paling muda ialah hasil pengangkatan zaman tertier, contohnya Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.





a. Pegunungan Lipatan
Pegunungan lipatan disebabkan oleh terlipatnya lapisan (strata) sedimen yang besar lantaran tekanan dari dalam bumi. Akibat proses pelipatan ini, lebar lapisan sedimen menciut sedangkan tebalnya bertambah. Lapisan sedimen yang terlipat itu disebut lipatan atas atau disebut juga antiklinal. Sedangkan lapisan sedimen yang terlipat ke bawah dinamakan lipatan bawah atau sinklinal. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini!


b. Pegunungan oleh Pengangkatan Kerak Bumi
Ada pegunungan yang disebabkan oleh pengangkatan kerak bumi. Pengangkatan kerak bumi ini khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan. Oleh lantaran itu gunung ini disebut gunung bungkah atau horst. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini

c. Pegunungan Sisa
Kenapa disebut pegunungan sisa? Pegunungan ini terjadi apabila pegunungan yang tinggi terkikis oleh denudasi dalam jangka waktu yang lama. Gunung semacam ini sering juga disebut gunung denudasi atau gunung relik. Denudasi ialah insiden terbukanya atau terkelupasnya batuan orisinil pada insiden pelapukan.

3. Dataran Tinggi
Dataran luas yang letaknya di tempat tinggi atau pegunungan disebut dataran tinggi. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil pengikisan dan sedimentasi. Dataran tinggi dinamakan juga plato (plateau), contohnya Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang, atau Dataran Tinggi Alas. Dataran tinggi biisa juga terjadi oleh bekas Kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Misalnya Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah) yang
diduga oleh proses mirip itu.

4. Dataran Rendah
Dataran rendah ialah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas hingga ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, contohnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya penggalan barat, dan lain-lain. Dataran rendah terjadi akhir proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai bahari dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan tempat pegunungan.

5. Lembah
Anda mungkin sering menemukan atau menyebut tempat lembah. Lembah ialah tempat rendah yang terletak di antara dua pegunungan atau dua gunung. Lembah juga merupakan tempat yang mempunyai kedudukan lebih rendah dibandingkan tempat sekitarnya. Lembah di tempat pegunungan lipatan sering disebut sinklin. Lembah di tempat pegunungan patahan disebut graben atau slenk. Sedangkan lembah di tempat yang bergunung-gunung disebut lembah antar pegunungan. Sampai di sini mudah, bukan? Sekarang Anda bersama teman menyebutkan gunung, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, dan lembah yang ada di propinsimu. Jika sudah selesai, mari kita lanjutkan pada bentuk muka bumi di lautan.


C. Bentuk Muka Bumi di Lautan
Pernahkah Anda menyelam hingga ke dasar laut? Jika pernah, tentunya Anda sanggup berceritera bahwa mirip halnya di daratan, bentuk muka bumi di lautan juga tidak rata. Relief dasar bahari tidak begitu besar variasinya dibandingkan dengan relief daratan. Hal ini disebabkan lantaran lemahnya pengikisan dan sedimentasi. Relief dasar bahari terdiri dari bentukan-bentukan berupa:
1.   Palung bahari atau trog ialah tempat ingressi di bahari yang bentuknya memanjang.Contohnya, Palung Mindanau (10.830 meter), Palung Sunda (7.450 meter), dan sebagainya.
2.   Lubuk bahari atau “basin” terjadi akhir tenaga tektonik, merupakan bahari ingressi dan bentuknya bulat. Contohnya, Lubuk Sulu, Lubuk Sulawesi, Lubuk Banda, dan sebagainya.
3.   Gunung bahari ialah gunung yang kakinya ada di dasar laut. Kadang-kadang puncak gunung bahari muncul tinggi di atas laut. Contohnya, Gunung Krakatau, Maona Loa di Hawaii.
4.   Punggung bahari merupakan satuan atau formasi bukit di dalam laut. Contohnya, punggung bahari Sibolga.
5.   Ambang bahari atau drempel ialah punggung bahari yang memisahkan dua penggalan bahari atau dua bahari yang dalam. Contohnya, Ambang Laut Sulu, Ambang Laut Sulawesi, Ambang Laut Gibraltar, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini!






Secara umum dasar bahari terdiri atas empat bagian. Pembagian ini dimulai dari penggalan daratan menuju ke tengah laut, ialah sebagai berikut:
1. Landasan Benua (Continental Shelf)
Continental shelf (landasan benua) ialah dasar bahari yang berbatasan dengan benua. Di dasar bahari ini sering ditemukan juga lembah yang mirip sungai. Lembah beberapa sungai yang terdapat di Continental Shelf ini merupakan bukti bahwa dulunya continental shelf meupakan penggalan daratan yang kemudian tenggelam.
2. Lereng Benua (Continental Slope)
Continental slope (lereng benua) biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Daerah continental slope sanggup mencapai kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5 derajat.
3. Deep Sea Plain
Deep sea plain mencakup dua pertiga seluruh dasar bahari dan terletak pada kedalaman lebih dari 1.500 m, biasanya relief di tempat ini bervariasi, mulai dari yang rata hingga pada puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan bahari sebagai pulau yang terisolasi.
4. The Deeps
The deeps merupakan kebalikan dari deep sea plain. Hanya sebagian kecil dasar
lautan sebagai the deeps. The deeps permukaan bahari ialah dasar bahari dengan cirri adanya palung bahari (trog) dan mencapai kedalaman yang besar, contohnya di Samudera Pasifik mencapai kedalaman 75.000m.




D. Vulkanisme
Semua tanda-tanda di dalam bumi sebagai akhir adanya acara magma disebut vulkanisme.
Gerakan magma itu terjadi lantaran magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya. Lalu apa yang disebut magma? Magma ialah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari banyak sekali mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akhir adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan
tekanan, contohnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.
Magma sanggup bergerak ke segala arah, bahkan sanggup hingga ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang mengakibatkan gunung api atau disebut juga vulkan. Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang sanggup mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma sanggup mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan majemuk bentuk (perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:
1.   Batolit ialah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akhir penurunan suhu yang sangat lambat.
2.   Lakolit ialah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang mengakibatkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga mirip lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
3.   Keping intrusi atau sill ialah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4.   Intrusi korok atau gang ialah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5.   Apolisa ialah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6.   Diatrema ialah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma hingga ke permukaan bumi.
ekstrusi magma ialah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang mengakibatkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa
terjadi di lautan. Oleh lantaran itu gunung berapi sanggup terjadi di dasar lautan.
Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1.     Ekstrusi linier, terjadi jikalau magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk formasi gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan formasi gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2.     Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma akrab dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3.     Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan materi yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral, yaitu:
1. Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi lantaran magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lerengsangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya:Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
2. Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akhir adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, lantaran sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan materi padat (efflata). Di bekas kawahnya mirip sebuah cekungan yang adakala terisi air dantidak tidak mungkin menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
3. Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akhir erupsi gabungan antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini mengakibatkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari majemuk batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.


E. Gejala Pasca Vulkanis
Pada dikala gunung berapi meletus, memuntahkan materi material dari perut bumi ke permukaan bumi. Bahan yang dikeluarkan gunung api yang meletus sanggup mengeluarkan wujud padat, wujud cair dan gas. Wujud padat mirip : kerikil besar, kerikil kecil, pasir, abu, dan kerikil apung. Wujud cair sanggup berupa lava (aliran magma ke permukaan bumi dengan suhu tinggi) dan lahar panas (lumpur panas gabungan lava dan air). Sedangkan wujud gas sanggup berupa gas belerang, gas nitrogen, gas asam arang, dan uap air.
Bahan yang keluar dari gunung api; yang padat disebut efflata, yang cair disebut effusive dan berupa gas disebut ekshalasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini!
Gunung api melaksanakan aktivitasnya mulai kegiatan yang lemah, meningkat ke lebih kuat,
sampai pada suatu waktu mencapai puncaknya yaitu letusan. Namun sebuah gunung api akhirnya akan berhenti dari kegiatannya. Gunung api mirip ini biasanya dinyatakan telah mati. Gunung api yang dinyatakan mati bukan berarti hilang seluruh kegiatannya. Di sini magma dalam periode pendinginan, masih tetap memperlihatkan sisa kegiatannya. Kegiatan itu sering disebut tanda-tanda pasca vulkanis. Pasca vulkanis ini sanggup dibedakan dalam beberapa bentuk tanda-tanda antara lain sumber gas, sumber air panas, sumber air mineral (mahdani), dan geyser.

1. Sumber gas
Gas yang dikeluarkan sanggup berupa sumber gas welirang (solfatar), sumber gas uap air atau zat lemas, dan sumber gas asam arang atau disebut mofet. Gas welirang banyak ditemukan di kepundan gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar dengan tekanan tinggi dikenal sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini sanggup dipakai untuk pembangkit tenaga listrik, contohnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng Jawa Tengah, dan lain-lain.
Sedangkan gas asam arang sangat berbahaya lantaran sanggup mematikan mahluk hidup. Sumber gas asam arang sanggup muncul sembarang waktu di kepundan gunung api manapun. Oleh lantaran itu biasanya petugas Dinas Pengawasan Gunung Api dari posnya di sekitar gunung, sanggup memantau secara terus menerus kegiatan gunung api tersebut, sehingga sanggup memperingatkan penduduk setempat ketika gunungmengeluarkan gas beracun tersebut. Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba , mirip yang terjadi tahun 1979 di kawah Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah yang menewaskan sekitar 149 jiwa.

2. Sumber air panas
Air tanah berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung api, air hujan meresap ke dalam bergerak ke penggalan yang lebih dalam dan mendekati batuan yang masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Akibatnya air menjadi panas, bahkan hingga mendidih. Melalui celah-celah batuan di penggalan bawah air itu keluar sebagai mata air panas.Misalnya, sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa Barat, Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di tempat lainnya.



3. Sumber air mineral
Seperti halnya sumber air panas, sumber air mineral terjadi lantaran pemanasan airoleh sisa kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk gunung api, sehingga air itu mengandung welirang atau zat kimia lain. Sumber air mineral ini banyak ditemukan di tempat sekitar gunung api yang aktif atau yang sudah istirahat, contohnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban Perahu Jawa Barat.

4. Geyser
Geyser ialah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi lantaran gas panas yang asalnya dari batuan magma memanaskan penggalan bawah air yang terdapat dalam celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak sanggup mengadakan sirkulasi hingga ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi uap air setempat. Ketika ada jalan keluar ke permukaan bumi terjadilah pancaran air dengan suhu yang cukup tinggi. Contoh geyser yang sangat populer terdapat di Yellow Stone National Park California Amerika Serikat.

F. Manfaat Vulkanisme
Kegiatan gunung berapi mempunyai banyak manfaat bagi mahluk hidup khususnya manusia. Manfaat tersebut di antaranya:

1. Menyuburkan tanah
Ketika gunung meletus banyak mengeluarkan abu. Abu vulkanik ini pada awalnya menutupi tempat pertanian dan merusak tumbuhan yang ada. Namun dalam jangka waktu setahun atau dua tahun saja, tanah ini menjadi jauh lebih subur. Kesuburan ini sanggup bertahan usang bahkan sanggup puluhan tahun. Selain itu tanah hancuran materi vulkanik sangat banyak mengandung unsur hara yang menyuburkan tanah.
           
2. Bahan galian
Bahan galian yang sangat berharga banyak dihasilkan gunung api. Pada dikala gunung api masih aktif dihasilkan materi galian mirip : belerang, pasir, kerikil bangunan, tras, kerikil apung, dan sebagainya. Sedangkan pada dikala gunung api yang istirahat sanggup dihasilkan materi tambang mirip : emas, perak, besi, timah, marmer, dan lainnya. Di samping itu banyak pula batuan malihan akhir persinggungan magma dengan mineral tertentu, sehingga terbentuk cadangan mineral gres yang lebih berharga, mirip tembaga, kerikil pualam, dan kokas.

3. Obyek wisata
Jika Anda pernah mengunjungi kawah Gunung Bromo di Jawa Timur atau Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat tentunya Anda akan sanggup berceritera indahnya gunung api. Memang gunung api sanggup menjadi obyek wisata alam yang menarik. Di sini kita sanggup menyaksikan kepundan yang menarik, pemandangan yang indah, hawa yang sejuk dan segar, aroma bacin belerang, atau abnormalitas dan keindahan lain yang hanya sanggup ditemukan di sekitar gunung api.

4. Penangkap air hujan
Gunung api juga bermanfaat sebagai penangkap hujan yang baik. Dengan tanahnya yang subur, berakibat pada tumbuh suburnya banyak sekali flora dan hutan yang lebat. Ini berarti gunung berapi menjadi tempat reservoir air tanah yang sangat baik. Hutan lebat ini sanggup menghasilkan mata air yang sangat berkhasiat terutama sebagai sumber air di demam isu kemarau. Sedangkan demam isu hujan, hutan sanggup menyerap air dan menahan erosi/longsor sehingga sanggup mencegah terjadinya banjir. Selain memperlihatkan manfaat, ternyata vulkanisme juga membawa permasalahan. 


G. Permasalahan Vulkanisme
Pengaruh kegiatan vulkanisme selain yang menguntungkan tadi, ternyata sanggup menimbulkan problem terutama terhadap lingkungan di sekitarnya. Gunung api khususnya dikala meletus sanggup membahayakan dan mengancam jiwa. Bahaya tersebut di antaranya:
1. Pada waktu terjadi letusan, semburan lapili, dan pasir panas sanggup merusak bangunan, lahan pertanian, tanaman, bahkan binatang di sekitar gunung api. Abu vulkanik yang sanggup menyebar secara luas juga sanggup mengganggu dan membahayakan penerbangan. Aliran lava dan lahar panas sanggup merusak bangunan dan lahan pertanian yang dilaluinya.
2. Gas beracun yang dikeluarkan pada dikala erupsi sanggup mengancam mahluk hidup  termasuk manusia. Misalnya pada dikala letusan kawah Timbangan dan Sinila tahun 1979, sekitar 149 jiwa insan meninggal akhir menghirup gas beracun.
3. Bahan yang dikeluarkan gunung berapi biasanya menumpuk di puncak dan lerenglereng gunung. Pada waktu hujan, bahan-bahan ini terbawa oleh air hujan menjadi lahar dingin. Lahar masbodoh akan merusak tempat yang dilaluinya, mirip sungai, lahan pertanian, rumah, dan lain-lain. Misalnya lahar masbodoh gunung Merapi di Jawa Tengah sering melanda tempat Magelang dan Yogyakarta.



Related : Relief Muka Bumi Dan Vulkanisme

0 Komentar untuk "Relief Muka Bumi Dan Vulkanisme"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close