Penilaian Autentik, Evaluasi Berbasis Proses

Penilaian Autentik, Penilaian Berbasis Proses

 Fokus utama evaluasi dalam pendidikan yakni sikap dan sikap siswa Penilaian Autentik, Penilaian Berbasis Proses


Fokus utama evaluasi dalam pendidikan yakni sikap dan sikap siswa, menyusul evaluasi akademik dan evaluasi keterampilan. Proses kegiatan ketiga area ini sangat mungkin dilakukan secara autentik, yaitu menilai proses pembelajaran serta hasil belajar. Umum bila guru mengalami kesulitan ketika harus menilai aspek sikap dan menuangkannya dalam laporan hasil belajar. Berbeda ketika menilai aspek pengetahuan yang dianggap sangat gampang oleh guru.

Aspek
Sumber penilaian
Menilai sikap
Diperoleh dari kegiatan proses berguru siswa.
Cara menilai dengan memakai rubrik penilaian.
Menilai keterampilan
Diperoleh dari kegiatan proses, namun sanggup juga diperoleh dari hasil final (dalam bentuk karya).
Cara menilai dengan memakai rubrik penilaian.
Menilai pengetahuan
Diperoleh dari hasil akhir, namun sanggup juga diperoleh dari proses.
Cara evaluasi memakai scoring atau sanggup juga memakai rubrik penilaian.

Chatib (2009), dalam buku Sekolahnya Manusia telah lebih awal menyebut evaluasi autentik sangat manusiawi dalam menilai proses dan hasil berguru siswa. Kurikulum 2013 telah mengadopsi model evaluasi ini ke dalam sistem penilaiannya. Penilaian autentik didasari pada:
  1. Sifat proses pembelajaran yakni apersepsi–scene setting berbasis otak.
  2. Sifat proses pembelajaran yakni scientific approach atau pendekatan ilmiah.
  3. Sifat evaluasi proses pembelajaran yakni assessment authentic atau evaluasi autentik (penilaian berbasis proses).
Diagram alir evaluasi autentik berbasis proses sebagaimana disebut Chatib (2009) bermuara dari input awal siswa sebagai anak bangsa yang ingin belajar.

 Fokus utama evaluasi dalam pendidikan yakni sikap dan sikap siswa Penilaian Autentik, Penilaian Berbasis Proses


Bentuk evaluasi autentik meliputi evaluasi kinerja, portofolio, dan tes tertulis. Keunggulan yang diperoleh dari penerapan evaluasi autentik dalam pembelajaran, sebagai berikut:
  • Guru memandang evaluasi dan pembelajaran secara terpadu.
  • Aktivitas berguru siswa mencerminkan problem dunia nyata.
  • Guru memakai banyak sekali cara dan kriteria.
  • Cara evaluasi holistik, meliputi kompetensi utuh yang merefleksikan sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Logika dasar penerapan evaluasi autentik, sebagai berikut:
  • Pengukuran tunggal tidak cukup untuk memperlihatkan gambaran/informasi wacana kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap seorang siswa.
  • Hasil evaluasi tidak mutlak dan tidak awet alasannya yakni siswa terus berkembang sesuai dengan pengalaman berguru yang dialaminya.
Kita menyadari, bahwa banyak di antara kita ketika masih bersekolah mendapat nilai ujian di bawah standar, atau pas-pasan atau mungkin juga sempurna. Namun nilai itu tidak awet terhadap kondisi keadaaan kita di masa sekarang. Seiring usia kedewasaan kita seiring itu pula respons kondisi 
keadaan masa depan berkembang. Sehingga kisah siswa paling terbelakang ketika masih bersekolah, lalu menjadi pengusaha sukses di lalu hari menjadi fakta konkret di kehidupan kita. Sempit bila nilai hasil tes standar dipakai untuk proses pembelajaran tumbuh kembang siswa.

Penilaian autentik yakni evaluasi pada ketika proses berguru siswa berlangsung. Motivasi siswa untuk berhasil yakni esensi yang terkandung dalam evaluasi autentik. Motivasi dari semua pihak akan sanggup membantu siswa yang awalnya merasa tidak berhasil melaksanakan kegiatan pembelajaran tertentu, menjadi sebuah keyakinan untuk berhasil. Sebab teladan kerja evaluasi autentik yakni ipsative dan ability test.

Apa itu ipsative dan ability test? Ipsative dalam evaluasi autentik yakni evaluasi terhadap hasil berguru siswa diukur dari perkembangan siswa itu sendiri sebelum dan setelah pembelajaran. (Chatib,2009: 163)

Hasil riset Kazuo Murakami menyimpulkan bahwa setiap individu yakni berbeda dalam usahanya untuk meraih prestasi terbaiknya. Karena itu, guru dan orangtua disarankan tidak membandingkan prestasi siswa/anaknya dengan siswa/anak lainnya. Adapun ability test yakni tes kemampuan yang bertujuan mengetahui kemampuan siswa, bukan ketidakmampuan siswa. (Chatib, 2009: 157)

Related : Penilaian Autentik, Evaluasi Berbasis Proses

0 Komentar untuk "Penilaian Autentik, Evaluasi Berbasis Proses"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)