Mengajar yang Disukai Siswa dan Otak
“Berhenti mengajar jikalau cara mengajar Anda tidak sesuai dengan cara kerja otak siswa.”
Pengajaran yang Disukai Siswa, Rahasia Guru Super
Sederhana saja : Sekolah bukan kumpulan dari hewan, tetapi manusia. Institusi sekolah ialah kumpulan penerima didik yang sedang berada pada usia tumbuh kembang untuk belajar. Gravitasi mencar ilmu siswa berpusat pada otak, bukan dengkulnya. Guru Super ialah ketika guru mengajar siswa mengalami proses belajar. Ingat! Guru mengajar, belum tentu penerima didik belajar. Bisa jadi ketika guru mengajar penerima didik asyik termangu atau tidur. Mengajar dan mencar ilmu ialah dua proses yang berbeda.Bisa saja guru mengajar hingga berbusa-busa mulutnya, namun penerima didik tidak mengerti apa yang disampaikan guru, atau bisa saja guru mengajar, penerima didik “ngelamun ndak jelas”. Dalam pembelajaran, hak paling asasi penerima didik ialah ketika guru mengajar sesuai dengan gaya mencar ilmu dan modalitas mencar ilmu penerima didik. Guru harus tahu ini, bahwa hak mengajar itu ada di tangan penerima didik, bukan di tangan guru. Yang perlu dilakukan guru ialah “merebut” hak mengajar itu, sebut Mustofa Jufri, seorang psikolog manusia. Bagaimana caranya? Caranya, puaskan otak reptil penerima didik terlebih dahulu, didik penerima didik sesuai gaya mencar ilmu dan modalitas belajarnya, dan masukkan informasi pengetahuan lewat jendela (lobus) kecerdasan penerima didik yang terbuka lebar.
Mengapa harus menyerupai itu caranya? Mari kita tengok berikut ini: Tuhan Yang Maha Pencipta, menunjukkan kita seperangkat mesin berjulukan otak. Karena dengan otak insan menjadi pandai, kecuali otak tersebut rusak secara medis. Pendapat ilmiah dari Jef Hawkins dan Sandra Blakeslee menyebut otak insan tidak ubahnya menyerupai mesin penghasil kecerdasan, dan insan menjadi genius ketika mesin itu bekerja dengan prosedur naturalnya.
Di sekolah Anda, adakah penerima didik Anda yang tidak mempunyai mesin kecerdasan itu? Tentu tidak, sebab Tuhan telah menunjukkan kita seperangkat daging lunak yang disebut otak. Sehingga pastilah semua penerima didik BERPOTENSI untuk genius hingga pada taraf kompetensi maksimal. Lalu, mengapa ada penerima didik yang sulit memahami pelajaran? Menjawab pertanyaan ini: Bacalah dongeng Tina, Demira, Kohoy, dan Christian. Mereka ialah belum dewasa asal Papua yang dianggap paling bodoh. Tina sendiri empat tahun tidak naik kelas. Namun berkat “obat mujarab pengajaran” belum dewasa Papua itu berhasil meraih empat emas, lima perak, tiga perunggu dalam kejuaraan kognitif matematika di China dan mereka berhasil menemukan alat pendeteksi tsunami. Bahkan Kohoy, bercitacita menjadi profesor matematika.
Mengajar yang Disukai Otak
Chatib dan Said (2012), menyebut empat tipe kemampuan menyerap informasi pelajaran pada setiap anak, yaitu:
1. Tipe pembelajar cepat (fast learner).
Ciri umum anak yang mempunyai tipe pembelajar cepat ialah sangat gampang memahami pengetahuan yang diinformasikan. Biasanya anak dengan tipe ini, sekali guru menjelaskan anak eksklusif dengan gampang memahami, hanya butuh sekali pengulangan anak dengan sangat gampang memahami isi materi.
2. Tipe pembelajar normal (normaly learner).
Anak dengan tipe pembelajar normal membutuhkan sekali hingga tiga kali pengulangan materi didik semoga memahami isi materi ajar.
3. Tipe pembelajar lambat (slow learner).
Anak dengan tipe pembelajar lambat ialah anak yang memerlukan waktu pengulangan yang sering. Guru membutuhkan beberapa kali pengulangan (bisa lebih dari 3-6 x) semoga anak bisa memahami materi. Tipe mencar ilmu anak ini merespons dengan lambat informasi materi yang diterimanya. Anak dengan tipe ini mempunyai kendala mencar ilmu yang sangat besar dibanding anak dengan tipe pembelajar normal.
4. Pembelajar sangat lambat (very slow learner).
Umumnya, anak yang berada pada tipe ini ialah anak kategori berkebutuhan khusus. Tipe anak ini, amat sangat lambat memahami isi materi dikarenakan alasan medis dan psikologis (mental). Empat tipe kemampuan menyerap informasi pelajaran pada anak ialah deskripsi mengenai kecepatan memahami konteks materi ajar. Tipe nomor berapa anak kita berada sangat dipengaruhi oleh kualitas edukasi dalam keluarga dan sekolah semenjak usia balita atau 0 hingga 7 tahun pertama. Semakin tidak berkualitas model edukasi keluarga dan sekolah, maka semakin besar peluang anak mempunyai tipe nomor 4 dan 3.
Jika faktanya, tidak ada anak yang BODOH, yang ada anak yang mempunyai HAMBATAN BELAJAR. Maka, ada solusi cara membuka kendala mencar ilmu anak. Ada dua cara membuka tirai kendala mencar ilmu anak: pertama, apersepsi in the class, kedua, taktik mengajar sesuai gaya mencar ilmu anak. Penggunaan apersepsi di dalam kelas (apersepsi in the class) meliputi: alfa zona (zona fokus), warmer, scene setting, dan pre teach. Adapun, taktik mengajar multiple intelligences, sanggup dilihat pada halaman berikut ini.
Strategi mengajar dan pendekatan multiple intelligences pada gambar di atas:
- Pengamatan (logis-matematis, naturalis).
- Tanya jawab (linguistik).
- Wawancara (linguistik, interpersonal).
- Demonstrasi (kinestetik, interpersonal).
- Merangkai teladan (spasial-visual, kinestetik, interpersonal).
- Eksperimen (logis-matematis).
- Tebak kata, mengurut teladan menurut kriteria kata (linguistik, logis-matematis).
- Curah gagasan (linguistik, logis-matematis).
0 Komentar untuk "Mengajar Yang Disukai Siswa Dan Otak"