Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nizam menyampaikan bawah umur Indonesia unggul di bidang hapalan namun lemah dalam hal penalaran.
"Anak-anak Indonesia, berpengaruh dalam hapalan namun lemah dalam penalaran," ujar Nizam dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/12).
Dia memberi teladan soal PISA yang berisi hapalan, bawah umur Indonesia mempunyai nilai yang tinggi. Namun, begitu soal tersebut diubah, nilai bawah umur tersebut pribadi merosot.
Ke depan, pihaknya berupaya biar bawah umur terbiasa dalam mengerjakan soal yang memerlukan penalaran.
Peringkat dan capaian nilai Programme for Internasional Student Assessment (PISA) Indonesia untuk 2020 mengalami peningkatan sebanyak enam peringkat atau naik dari sebelumnya peringkat 71 pada 2012 menjadi peringkat 64 pada 2020.
Hasil survei 2020 yang dirilis pada hari ini, menyampaikan kenaikan pencapaian pendidikan di Indonesia yang signifikan adalah sebesar 22,1 poin.
Sebelumnya pada hasil survei 2012, Indonesia menempati peringkat 71 dari 72 negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh OECD untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi yakni membaca, matematika dan sains.
"Untuk matematika dan sains, mengalami peningkatan. Sementara dalam hal membaca masih kurang." Dia menyebut, lemahnya dalam hal membaca dekat kaitannya dengan keberadaan gawai, sehingga bawah umur lebih bahagia bermain gawai dibanding membaca. beritasatu.com
0 Komentar untuk "Anak Indonesia Lemah Dalam Menalar"