Peranan Guru Dalam Masyarakat

Peranan guru dalam masyarakat tergantung pada citra masyarakat perihal kedudukan guru dan ststus sosialnya di masyarakat. Kedudukan sosial guru berbeda di negara satu dengan negara lain dan dari satu zaman ke zaman lain pula. Di negara-negara maju biasanya guru di tempatkan pada posisi sosial yang tinggi atas peranan-peranannya yang penting dalam proses mencerdaskan bangsa. Namun keadaan ini akan jarang kita temui di negara-negara berkembang ibarat Indonesia.


Sebenarnya peranan itu juga tidak terlepas dari kualitas langsung guru yang bersangkutan serrta kompetensi mereka dalam bekerja. Pada masyarakat yang paling menghargai guru pun akan sangat sulit untuk berperan banyak dan mendapat keduduka sosial yang tinggi bila seorang guru tidak mempunyai kecakapan dan kompetensi di bidangnya. Ia akan tersisih dari persaingan dengan guru-guru lainnya. Apalagi guru-guru yang tidak bisa menawarkan keteladanan bagi para muridnya, sudah barang tentu ia justru menjadi materi omongan orang banyak. Jika dihadapan para muridnya seorang guru harus bisa menjadi teladan, ia pun dituntut hal yang sama di dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

Penghargaan atas peranan guru di negara kita bisa dibedakan menjadi dua macam. Pertama, penghargaan sosial, yakni penghargaan atas jasa guru dalam masyarakat. Dilihat dari sikap-sikap sosial anggota masyarakat serta penempatan posisi guru dalam stratifikasi sosial masyarakat yang bersangkutan. Hal semacam ini akan tampak terang kita amati pada masyarakat pedesaan yang mana mereka selalu memperlihatkan rasa hormat dan santun terhadap para guru yang menjadi pengajar bagi bawah umur mereka. Mereka (masyarakat) lebih biasa memberi kata-kata sapaan santun terhadap guru ibarat pak guru, mas guru dan sebagainya daripada profesi-profesi yang lain.

Kedua, ialah penghargaan ekonomis, yakni penghargaan atas kiprah guru dipandang dari seberapa besar honor yang diterima oleh guru. Dengan kondisi honor guru-guru di Indonesia khususnya guru honorer hingga kini, mustahil menjadi sejahtera dalam hal ekonomi hanya dengan pekerjaan mangajarnya saja. Hal inilah yang mengakibatkan kurang maksimalnya peranan guru dalam menjalankan kiprah mengajar apalagi melaksanakan dedikasi pada masyarakat. Beruntunglah guru semenjak diberlakukannya UU Guru dan Dosen, Pendidik bisa menikmati kesejahteraan berkat tunjangan profesi.

Dalam perspektif perubahan sosial, guru yang baik tidak saja harus bisa melaksanakan kiprah profesionalnya di dalam kelas, namun harus pula berperan melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di luar kelas atau di dalam masyarakat. Hal tersebut sesuai pula dengan kedudukan mereka sebagai agent of change yang berperan sebagai inovator, motivator dan fasilitator terhadap kemajuan serta pembaharuan.

Dalam masyarakat, guru ialah sebagai pemimpin yang menjadi panutan atau teladan serta teladan (reference) bagi masyarakat sekitar. Mereka ialah pemegang norma dan nilai-nilai yang harus dijaga dan dilaksanakan. Ini sanggup kita lihat bahwa betapa ucapan guru dalam masyarakat sangat besar lengan berkuasa terhadap orang lain. Ki Hajar Dewantoro menggambarkan kiprah guru sebagai stake holder atau tokoh panutan dengan ungkapan-ungkapan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Di sini tampak terang bahwa guru memang sebagai “pemeran aktif”, dalam keseluruhan acara masyarakat sercara holistik. Tentunya para guru harus bisa memposisikan dirinya sebagai biro yang benar-benar membangun, sebagai pelaku propaganda yang bijak dan menuju ke arah yang nyata bagi perkembangan masyarakat.

Peranan Guru terhadap Guru Lain

Kalimat di atas mengandung makna bahwa seorang guru harus bisa berperan untuk kepentingan komunitasnya sendiri, yakni komunitas para guru. Sebagai sebuah profesi, biasanya kekerabatan antar guru satu dengan guru lainnya diwadahi oleh organisasi yang menaungi dan mewadahi aspirasi mereka. Di negara kita organisasi yang menaungi para guru, misalnya: IGI (Ikatan Guru Indonesia), PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) dan sebagainya. Lewat organisasi-organisasi ini para guru bisa saling berkomunikasi dan memperjuangkan kepentingan bersama mereka dengan semangat kebersamaan yang tinggi sehingga apa yang menjadi cita-cita para guru relatif lebih gampang dicapai.

Pertanyaan yang fundamental sehubungan dengan jenis-jenis organisasi profesi keguruan tersebut ialah sejauh mana acara serta kegiatannya menyentuh kebutuhan diri guru serta pengembangan karirnya?. Secara operasional seharusnya usaha dan pelatihan yang dilakukan oleh organisasi profesi keguruan tersebut sanggup mengangkat martabat guru yang menjadi anggotanya, memberi pemberian aturan bagi guru, meningkatkan kesejahteraan hidup guru, memandu serta mengusahakan peluang untuk pengembangan karir guru, dan membantu ikut memecahkan konflik-konflik dan masalah-masalah yang dialami atau yang dihadapi oleh para guru .

Related : Peranan Guru Dalam Masyarakat

0 Komentar untuk "Peranan Guru Dalam Masyarakat"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)