Pernahkah terpikir, mengapa kini bulan Januari dijadikan bulan yang mengawali sebuah tahun? Mengapa bukan bulan lainnya? Dan tahukah anda, ternyata pada zaman dahulu, orang - orang merayakan tahun gres bukan pada 1 Januari, tapi pada setiap 1 Maret. Mengapa demikian?
Jauh sebelum ada sistem penanggalan, masyarakat zaman dahulu sudah mengenal perayaan tahunan semenjak tahun 2000 SM. Bangsa Mesopotamia (sekarang Irak) merayakan pergantian demam isu setiap tahunnya yaitu pada bulan Maret. Saat itu, perayaan tahun gres identik dengan perayaan pergantian musim. Bangsa Mesopotamia merayakan datangnya demam isu semi. Bangsa Mesir dan Persia merayakan datangnya demam isu gugur. Sedangkan bangsa Yunani merayakan datangnya demam isu dingin.
Ketika Bangsa Romawi mengenalkan sistem penanggalan, maka muncul perayaan tahun gres menurut tanggal. Namun tahun gres tersebut tidak dimulai dari 1 Januari, akan tetapi setiap tanggal 1 Maret. Hal ini terjadi alasannya ialah kalender yang dibentuk Bangsa Romawi dikala itu hanya terdiri dari 10 bulan dengan Maret sebagai bulan pertama.
Untuk menandakan bahwa Maret bulan pertama, kita sanggup lihat dari dari nama - nama bulan yang berasal dari bahasa Latin. September contohnya berasal dari kata Septem yang berarti tujuh. Namun kini September menjadi bulan ke sembilan. Oktober berasal dari kata Okto yang berarti delapan. Namun kini menjadi bulan ke sepuluh. Demikian pula dengan November dan Desember yang seharusnya mempunyai arti bulan kesembilan dan kesepuluh justru kini menjadi bulan ke sebelas dan ke duabelas.
Pergeseran yang terjadi tersebut ternyata alasannya ialah ada penambahan sebanyak dua bulan oleh Numa Pontiulus. Kalender yang terdiri dari sepuluh bulan buatan Romulus dianggap oleh Pontiulus tidak cocok dengan kenyataan demam isu yang ada serta jumlah harinya terlalu sedikit. Maka oleh Pontiulus ditambahkan dua bulan gres yaitu Januari (Ianuarius) dan Februari (Februarius).
Walau jumlah bulan setiap tahun dirubah menjadi dua belas bulan dengan adanya pergantian kalender, ternyata ini tidak merubah kebiasaan orang dalam merayakan tahun baru. Mereka tetap merayakan tahun gres setiap 1 Maret. Barulah pada 153 SM dimulai perayaan tahun gres pada 1 Januari.
Pada tahun 46 SM, Julius Caesar mengenalkan kalender gres menurut pada pergerakan matahari. Kalender ini diklaim lebih tepat dari kalender Romawi sebelumnya. Berdasarkan kalender ini, perayaan tahun gres pun dirayakan setiap 1 Januari.
Bangsa Romawi merayakan tahun gres pada 1 Januari bukan lagi atas dasar perubahan musim, mereka merayakan tahun gres dalam rangka merayakan pejabat Consul yang gres (berganti setiap 1 Januari).
Pada masa pertengahan, perayaan tahun gres setiap 1 Januari tidak boleh alasannya ialah bertentangan dengan agama Kristen. Dewan agama Kristen di Kota Tours, Perancis menghapus perayaan tahun gres 1 Januari. Karena keputusan ini, perayaan tahun gres di Eropa bergeser pada 25 Desember, 1 Maret, 25 Maret dan dikala Paskah.
Pada tahun 1582 kalender buatan Julius Caesar kembali disempurnakan oleh Christopher Clavius dengan nama Kalender Gregorian. Nama tersebut diambil dari nama pemimpin umat Kristen dikala itu, Paus Gregory XIII. Pada perkembangannya, kalender Gregorian dipergunakan hingga sekarang.
Dengan adanya kalender Gregorian, perayaan tahun gres kembali dilaksanakan pada 1 Januari. Namun demikian, Inggris tetap merayakan tahun gres pada 1 Maret hingga pada kesannya mengganti perayaan tahun barunya pada 1 Januari 1752.
Sumber : http://suryamalang.tribunnews.com/2020/12/31/inilah-asal-usul-orang-merayakan-tahun-baru-di-1-januari-kamu-bakal-terkejut?page=allPergeseran
0 Komentar untuk "Ternyata Perayaan Tahun Gres Awalnya Pada Bulan Maret"