WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID –Untuk mewujudkan siswa nyaman dan betah bersekolah, diharapkan model dan sistem pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Salah satu faktor penentu mewujudkan sekolah yang menyenangkan ialah guru. Seorang guru seharusnya dihentikan dibebani banyak hukum sehingga ketika berhadapan dengan siswa sanggup maksimal mencurahkan segenap pemikirannya bagi kebutuhan dan kenyamanan siswa.
Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, ketika Peluncuran dan Peresmian Akselerasi Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di SMPN 2 Sleman menuturkan beban guru ketika mengajar ibarat menciptakan persyaratan administratif harus mulai diurai. Guru yang mempunyai banyak pikiran dan beban berimbas pada tidak efektif dalam mendidik siswa.
"Kami konsen mengangkat sekolah pinggiran supaya tak kalah berkualitas. Jika sekolah non favorit saja kualitasnya baik, maka pendidikan di Sleman secara keseluruhan akan meningkat dan merata. Bahkan tidak kalah dengan sistem pendidikan di Finlandia dan negara maju lain," terperinci Rizal.
Ditegaskan Rizal, sudah saatnya seorang guru menjadi inspirator dan rule model, tata hukum birokrasi untuk guru diubah untuk menekan perfomance guru yang turun alasannya terlalu banyak aturan.
Bupati Sleman, Drs H Sri Purnomo, MSi menambahkan peluncuran dan pelantikan akselerasi GSM ialah seni administrasi mewujudkan pendidikan berkualitas di Kabupaten Sleman.
"Kolaborasi ialah kunci dalam mewujudkan segala pekerjaan. Tidak ada pekerjaan yang sanggup diselesaikan sendiri. Kompetisi individu sudah tidak relevan. Di negara maju, sistem pendidikan yakni sekolah yang menyenangkan. Dari sisi kemudahan tidak jauh berbeda dengan di Indonesia tetapi sistem pendidikan yang berbeda menjadikan hasil bagi siswa didik juga berbeda. Sudah saatnya Sleman menerapkan sebuah pembelajaran yang tidak membebani," ujar Bupati.
Bupati mengajak untuk mengingat bagaimana balasan penolakan yang luar biasa dari banyak kalangan ketika Mendikbud periode sebelumnya melaunching sistem penerimaan siswa gres dengan sistem Zonasi.
"Penolakan terjadi luar biasa. Padahal impian dari sistem zonasi ini bagus. Sebenarnya ingin Indonesia semua maju sekolahnya. Yang cerdik tidak hanya mengumpul di satu atau dua sekolah favorit saja. Maka sistem pendidikan diubah. Salah satu cara dengan zonasi," urainya.
Sumber : krjogja.com
Demikian gosip dan informasi terkini yang sanggup kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di WWW.INFOKEMENDIKBUD.WEB.ID, Kami senantiasa memperlihatkan gosip dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari banyak sekali sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda supaya informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.
0 Komentar untuk "Siswa Betah Sekolah, Guru Tak Boleh Dibebani Banyak Aturan"