Bagi sebagian orang, Kota Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik, alasannya yakni di sana terdapat pusat produksi batik. Sedangkan Kabupaten Pekalongan, dikenal dengan julukan Kota Santri.
Sebagai Kota Santri, Kabupaten Pekalongan nyatanya juga mempunyai kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa. Dari wilayah pesisir pantai sampai daerah pegunungan, terbentang sajian alam yang menawan.
Salah satu kekayaan alam di tempat itu yakni Curug Bidadari. Objek wisata itu terletak Desa Jolotigo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Penamaan Curug bidadari sendiri berasal dari kisah yang hidup di masyarakat sekitar.
Di mana masyarakat sekitar meyakini, pada malam-malam tertentu muncul seorang putri yang mandi di curug itu. Sang Putri itu akan mandi di tiga lokasi yang ada di areal curug tersebut. Pertama, di pancuran sela-sela kerikil yang sekarang diberi tanda bambu oleh pengelola. Kedua, di tengah lorong dan yang ketiga sempurna di curugnya (di bawah air terjun).
Versi kisah lain menyebutkan, penamaan itu diberikan alasannya yakni setiap ada anak kecil yang rewel (suka menangis) kalau dibawa ke curug itu akan hilang rewelnya. Itu diyakini alasannya yakni si anak melihat keindahan pelangi di antara dua tebing yang mengapit curug. Yang mana, pada ketika itu ada bidadari yang turun dari langit dan menenangkan si anak.
Curug Bidadari juga kerap dikenal dengan nama Curug Batu Dinding Kolam Lima. Sebab di sana terdapat lima buah ceruk aliran air di sekitar gerojokan yang ibarat kolam renang.
Saat berwisata di lokasi itu, tetamu akan disuguhi pemandangan dua kolam alami dengan air yang berwarna kehijauan. Satu kolam sedalam 4 meter dan kolam di bawah gerojokan atau Curug Bidadari sedalam 7 meter.
Bagi wisatawan yang tertarik untuk berenang juga ditawarkan nuansa berenang yang berbeda dengan kolam alam yang murni dan airnya tawar. Bahkan bagi wisatawan yang handal berenang, sanggup mencoba sensasi yang anti-mainstream dengan terjun ke dalam kolam sedalam tujuh meter dari atas tebing kerikil yang mengapit Curug Bidadari.
Namun bagi yang kurang mahir berenang tentu harus berhati-hati. Terkait keamanan, wisatawan sanggup memakai perlengkapan yang telah disediakan pengelola dengan harga yang cukup terjangkau.
Di antara dua kolam itu, wisatawan akan diajak melintasi sungai yang panjang dengan airnya yang jernih dan cukup deras. Bebatuan di dasar sungai sanggup dijadikan sebagai pijakan untuk mencapai curug.
Di lokasi itu, konsep wisata yang diangkat benar-benar wisata yang memerhatikan lingkungan dan keberlanjutannya. Hal itu tampak dari jalanan menuju Curug Bidadari yang menampilkan keindahan penataan kerikil alam. Sambil menyusuri jalana itu, wisatawan juga sanggup mendengar cuitan burung, udara yang sejuk berkabut tipis, dan jajaran pohon karet serta bukit-bukit nan indah.
Untuk melepas lelah ketika menempuh perjalanan di areal wisata itu, wisatawan sanggup beristirahat sejenak di warung-warung yang terbuat dari bambu dan kayu-kayu. Di sana disajikan aneka macam sajian kudapan, mirip minuman teh panas khas daerah Talun, serta tempe dan tahu goreng yang dimasak dengan menggunakan tungku (kayu bakar).
Di areal wisata itu juga disediakan sejumlah fasilitas, mirip area parkir, musala, dan toilet. Akses menuju lokasi wisata itu juga cukup gampang untuk dijangkau. Wisatawan sanggup mencapai lokasi itu memakai kendaraan umum atau kendaraan pribadi, baik kendaraan beroda empat atau motor, cukup dipandu google maps.
Saat menyusuri jalan menuju lokasi, wisatawan juga akan dimanjakan oleh keindahan alam yang terbentang di Kecamatan Talun. Sawah-sawah yang luas, pepohonan yang seakan-akan menyapa di setiap pinggir jalan, dan masyarakat yang ramah menyambut kedatangan wisatawan.
Bagi yang berencana menuju lokasi, hendaknya menyiapkan pula alat dokumentasi alasannya yakni panorama di Curug Bidadari cukup instagramable
0 Komentar untuk "Kisah - Kisah Rakyat Wacana Curug Bidadari Pekalongan)"