Dogdog Lojor diambil dari dua kata, yaitu dogdog dengan lojor. Dogdog berarti alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat, yang ditengahnya dibentuk rongga, kedua ujung ruas itu tidak sama, ujung yang satu mempunyai bulatan berdiameter kira-kira 15 cm, ujung lainnya berdiameter kira-kira antara 12-13 cm, sedangkan panjangnya kurang lebih 90 cm. Pada ujung bulatan yang lebih besar ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat menggunakan bambu melingkar yang dipaseuk/baji dengan maksud untuk menyetel bunyi atau bunyi. Bila kulit itu dipukul akan mengeluarkan bunyi dog, dog, dog dalam indera pendengaran orang Sunda. Oleh alasannya ialah itu, alat ini disebut dogdog. Kata lojor ibarat sama dengan lonjong atau lodor, yang artinya panjang. Kaprikornus dogdog lojor artinya dogdog panjang.
B. Fungsi Seni Dogdog Lojor
Pada masa lalu, seni ini merupakan suplemen dari suatu upacara adat, jadi tidak ada upacara etika tanpa pertunjukan seni Dogdog Lojor, ibarat dikala upacara Seren taun yang berfungsi untuk mengungkapkan rasa syukur atau persembahan kepada Dewi Sn sebagai Dewi Padi yang telah memperlihatkan berkah atas panen yang terjadi serta mohon keberkahan semoga panen yang akan tiba menerima hash yang baik. Sedekah Bumi sebagai upacara persembahan kepada arwah leluhur yang mempunyai kekuatan mistik semoga selamat dan terhindar dari malapetaka, pada upacara Ruwatan yaitu sebagai upaya untuk menerima keselamatan dan penolak ba1a yang diruwat biasanya anak dari yang gres lahir atau usia 40 han, pendirian rumah baru, pembukaan tanah baru, atau melaksanakan perkawinan. Sekarang tidak selamanya upacara etika tersebut disertai seni dogdog lojor, tetapi sebaliknya pula seni dogdog lojor berubah menjadi seni hiburan pertunjukan dan permainan rakyat.
Pada masa lalu, seni ini merupakan suplemen dari suatu upacara adat, jadi tidak ada upacara etika tanpa pertunjukan seni Dogdog Lojor, ibarat dikala upacara Seren taun yang berfungsi untuk mengungkapkan rasa syukur atau persembahan kepada Dewi Sn sebagai Dewi Padi yang telah memperlihatkan berkah atas panen yang terjadi serta mohon keberkahan semoga panen yang akan tiba menerima hash yang baik. Sedekah Bumi sebagai upacara persembahan kepada arwah leluhur yang mempunyai kekuatan mistik semoga selamat dan terhindar dari malapetaka, pada upacara Ruwatan yaitu sebagai upaya untuk menerima keselamatan dan penolak ba1a yang diruwat biasanya anak dari yang gres lahir atau usia 40 han, pendirian rumah baru, pembukaan tanah baru, atau melaksanakan perkawinan. Sekarang tidak selamanya upacara etika tersebut disertai seni dogdog lojor, tetapi sebaliknya pula seni dogdog lojor berubah menjadi seni hiburan pertunjukan dan permainan rakyat.
C. Latar Belakang Seni Dogdog Lojor
Pada mulanya seni dogdog lojor dilakukan dalam rangka pelaksanaan upacara etika oleh alasannya ialah itu dilaksanakan secara khidmat, pelaksanaannya pun dilakukan di tempat tertentu ibarat di halaman rumah ketua etika atau kokolot, yang tidakjauh dari lumbung, khususnya dikala melaksanakan upacara seren tahun atau upacara panen. Sejalan dengan perkembangan jaman, permainan ini dilakukan dengan penuh kegembiraan alasannya ialah menjadi permainan hiburan yang meriah. Oleh alasannya ialah itu, pelaksanaannya pun tidak lagi di tempat tertentu bahkan kini sudah mengenakan seragam tidak ibarat semula.
D. Alat yang Dipergunakan dan Fungsi Masing-Masing
Selain dogdog lojor, alat lain yang dipergunakan untuk menyertai musik ini ialah angklung yang bernada pentatonic dan berlaras salendro, paling sedikit empat buah angklung untuk tiap kelompoknya dengan empat macam nada pula. Permainan dogdog lojor ini merupakan permainan yang terdiri dari dua kelompok atau lebih, masing-masing kelompok mempunyai perangkat yang sama yaitu dua dogdog dan empat buah angklung. Dengan demikian sedikitnya akan terdapat 12 orang pemain. Adapun fungsi dogdog dalam permainan ini sebagai pengatur dan pemberi irama, sedangkan angklung sebagai melodinya.
E. Para Pemain
Pemain pada dogdog lojor ini berjumlah 12 orang, yang terdiri dari 4 orang pemain dogdog dan 8 orang pemain angklung, yang dibagi menjadi dua kelompok, oleh alasannya ialah itu tiap kelompok terdiri dari 2 orang pemain dogdog dan 4 orang pemain angklung. Permainan ini pada mulanya hanya dilakukan oleh laki-laki, tetapi kini perempuanpun sanggup mengikutinya. Tiap kelompok ada pemimpinnya, biasanya salah seorang yang memegang dogdog.
F. Jalannya Permainan
Setelah persiapan selesai, maka pimpinan masing-masing kelompok memberi arahan dengan memukul dogdognya, dengan pukulan: pak. . .pak. . .pong, pak. . . .pak. . . .pong. Ketika bunyi dogdog menyuarakan bunyi pong serempak kedua kelompok tersebut membunyikan angklungnya dengan membawakan lagu “Kacang Buncis atau Tongeret” dan sebagainya. Lagu tersebut adalah:
Lagu Kacang Buncis
Cis kacang buncis nyengcle
Ti anggolati kuda
Nu geulis tembonqpirzgping
Keun baejang kaula
Cis kacang buncis nyengcle
Kembang cengek flu mencenges
Nu geulis keur ngalewe
Dasar awewejereriges
Lagu Tongeret
Tongeret tong kerrrrrrrrrr
Tongeret tong kerrrrrrrrrr
Tamiang dibeulahan dibeulahan
Awewe wanterrrrrrrrr
A we we wanterrrrrrrrr
Ngajak kawin kaduaan ………………..kaduaan
Pada upacara-upacara khusus, terutama upacara adat, lagu tersebut tidak dipergunakan, tetapi cukup dengan senggak yang berbunyi hah... huh... huh... berulang-ulang. Lagu-lagu itu diulang hingga 3 kali ulangan, para pemain sambil berjalan berjingkat-jingkat mulai memasuki arena permainan dari arah yang berlawanan. Mereka berjalan, berjingkat, memutarkan badannya sambil menyanyi diikuti dengan bunyi alat yang mereka pegang. Mereka terus bergerak mengikuti irama lagu, menciptakan lingkaran beberapa kali. Ketika bunyi dogdog berbunyi: pak... pak... pak.. pak.. tung yang bersamaan pula dengan berakhirnya lagu, semua pemain berhenti sejenak. Tidak berapa usang terengar lagi aba-aba: pak.... pak... tung, para pemain itu melanjutkan permainannya dengan program ngadu atau bertanding.
Adapun program bertanding itu terdiri dari:
1. Ucing-ucingan
2. Oray-orayan
3. Ngadu bedug/dogdog
4. Ngadu domba/biri-biri
5. Ngadujalan
G. Wilayah Penyeba ran
Wilayah penyebaran kesenian Dogdog Lojor tersebar umumnya di tempat Banten Selatan, yang mencakup tempat Bayah, Cicarucuk, Ciherang, Cisungsang, Cisitu, Citokek, Cinangka, termasuk wilayah Kanekes Baduy. Selain wilayah Banten kesenian ini hidup dengan subur di tempat Sirnaresmi dan Ciptarasa Cisolok Kabupaten Sukabumi.
Yang berjasa berbagi seni dogdog lojor ialah Bapak Oco, Bapak Mansyur dan Bapak Okri dari Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, sedangkan perkembangan yang paling menonjol di tempat Pasir Nangka Kabupaten Lebak. Untuk kepentingan pertunjukan sanggup menghubungi pengurus Perkumpulan Dogdog lojor “Panji Wulung” Pasir Nangka serta perkumpulan “UPEC” pimpinan Bapak Uhen Cikotok.
0 Komentar untuk "Dogdog Lojor"