Akhir-akhir ini makin banyak pecinta manga, dan anime yang dengan gembira menyebut dirinya seorang "Otaku" tanpa tahu apa itu otaku yang sebenarnya. Bagi mereka sebutan "Otaku" menyerupai melabelkan bahwa mereka ada seorang "ahli" dalam manga atau anime. Padahal di Jepang sendiri sebutan "Otaku" justru berkonotasi negatif.
Menurut catatan wikipedia, pada awalnya kata "otaku" dipakai untuk menyebutkan seseorang yang sangat menekuni hobi tertentu, tidak hanya anime ataupun manga. Namun semakin lama, konotasi "Otaku" semakin memburuk, alasannya banyak otaku yang berlebihan menekuni hobinya sampai tidak lagi bersosial.
Konotasi Otaku semakin memburuk ketika pada tahun 1989 seorang pembunuh berantai yang sangat sadis ditangkap. Di daerah tinggalnya ditemukan aneka macam koleksi anime dan film slasher, yang diduga menjadi pendorong bagi si pelaku untuk melaksanakan pembunuhan yang sadis. Sejak dikala itu, orang-orang di Jepang mulai menaruh curiga pada para otaku, dan mencap jelek mereka.
Di Jepang sendiri dikala ini sebutan Otaku tidak hanya disematkan kepada maniak anime atau manga, tetapi juga pada orang-orang yang dianggap aneh. Cewek-cewek Jepang menyebut perjaka yang tidak terkenal atau yang mempunyai selera jelek dalam berpakaian sebagai Otaku. Masyarakat Jepang juga sering menyebut pria dengan kebiasaan gila yang tidak dimengerti masyarakat sebagai Otaku, tidak peduli beliau menyukai anime atau tidak.
Saya sangat prihatin akhir-akhir ini banyak anak sampaumur Indonesia yang menyebut dirinya sebagai "Otaku", padahal di negaranya sendiri istilah "Otaku" sudah dikonotasikan begitu buruk. Saya sendiri lebih bahagia menyebut diri saya sebagai seorang pecinta anime daripada seorang Otaku. Anime dan manga yang saya ikuti pun pilih-pilih. Jika anime atau manga tersebut berisi kekerasan dan seksualitas yang berlebihan, saya menentukan untuk tidak melanjutkannya.
Awalnya saya juga berpikir bahwa makna kata "Otaku" hanya sebatas "maniak", sehingga saya memakai istilah "Otaku-indon" sebagai judul blog ini. Dan ternyata... fyuuuuuhhh. Maav.
Banyak anime yang mempunyai pesan-pesan moral yang hebat menyerupai One Piece, Kuroko No Basket, Slam Dunk, Naruto, Captain Tsubasa dan lainnya, So, kenapa kita harus mengikuti anime yang merusak moral dan mental??? Pilih-pilih dalam menonton anime ya teman-teman. Masa depan negara Indonesia tercinta berada di tangan kita!!! Keep Peace, Social, and Normal!!!
Jangan mau disebut Otaku, alasannya di Jepang, Jomblo awet itu juga disebut Otaku!!!
0 Komentar untuk "Jangan Mau Disebut Otaku!!!"