Perbedaan Kampret, Codot, Kelelawar, dan Kalong dalam Sudut Pandang Bahasa dan Budaya Indonesia
Saya tergelitik untuk menulis tentang perbedaan kampret dan codot bukan karena pertarungan antara kampret vs cebong. Sama sekali tidak. Saya tertarik untuk menulis ini karena postingan di blog yang berjudul BERBAGI MAKAN DENGAN SAUDARA KAMPRET.
Saudara kampret yang dimaksud dalam tulisan itu adalah codot. Mamalia pemakan buah. Sebenarnya apa bedanya kampret dan codot. Apa pula bedanya dengan kelelawar lainnya? Ada berapa jenis kelelawar.
Nah, dalam tulisan ini akan dijelaskan tentang kelalwar, kampret, codot, kalong, keluang. Tentu saja sudut pandangnya adalah sudut pandang bahasa.
Salah satu scene Upin-Ipin tentang Kelelawar alias Keluang |
Penjelasan Kelelawar
Kelelawar adalah binatang jenis mamalia. Bahkan, kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang bisa terbang. Begitu penjelasan dari wikipedia.org.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi kelima, Kelalawar dikelompokkan sebagai nomina yang memiliki penjelasan: binatang menyusui pemakan serangga yang terbang untuk mencari makan pada malam hari〔Hipposideros spp
Dalam dalam bahasa Inggris, kelelawar adalah bat, menjadi lambang superhero Batman. Bedanya kelelawar bisa terbang dengan sayapnya, tapi Batman tidak bisa. Bisanya melompat dengan bantuan alat canggih. Kesamaannya, sama-sama keluar pada malam hari.
Kelelawar memiliki sayap yang tidak tersusun dari bulu, beda dengan burung yang bisa terbang karena memiliki sayap berupa bulu, sayap kelelawar berupa selaput.
Jenis-Jenis Kelelawar
Masih mengandalkan situs wikipedia.org, kelelawar terdiri dari berbagai jenis. Jenis-jenis kelelawar antara lain:
Daftar jenis kelelawar di atas, berdasarkan pembagian secara biologi-ilmiah. Sementara dalam khasanah nusantara (Jawa khususnya) beberapa jenis kelelawar yaitu:
1. Kampret
2. Codot
3. Kalong
Kampret
Kampret adalah kelelawar (lowo, dalam Bahasa Jawa) kecil pemakan serangga kecil. Kampret ini tidak pernah hinggap untuk makan, tapi selalu terbang. Biasanya berputar-putar di sekitar kumpulan seranga yang beterbangan.
Selain nama hewan, istilah kampret juga digunakan sebagai umpatan.
Codot
Codot adalah kelelawar pemakan buah. Biasanya hinggap di sekitar buah yang sudah masak. Kehadiran codot menjadi pertanda bahwa buah di pohon tersebut sudah masak dan siap dipetik. Dalam percakapan, ada istilah nyodot. Yaitu ungkapan untuk menyebut orang yang makan buah tanpa turun dari pohonnya.
Sama halnya dengan kampret, istilah codot juga digunakan untuk mengumpat.
Kalong
Kalong adalah kelelawar berukuran besar. Karena ukurannya yang besar, kehadirannya bisa menarik perhatian, selain itu juga jarang ditemukan. Kalong adalah kelelawar pemakan buah. Hanya aktif di malam hari.
Penjelasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalong adalah kelawar besar yang aktif mencari makan pada malam hari dan tidur di siang hari dengan posisi menggantung. Dalam kamus, istilah yang sepadan dengan ini adalah keluang. Kata keluang lebih familiar digunakan oleh orang Malaysia. Terlihat dalam serial Upin-Ipin yang terdapat episode khusus tentang Keluang yang bisa jadi uang.
Kata kalong juga digunakan pada istilah santri kalong. Yaitu istilah untuk santri yang mengaji hanya pada malam hari, tidak tinggal di pondok pesantren. Tetap tinggal di rumah, tapi kalau malam hari nyantri di pondok pesantren atau di langgar tempat kiai.
Selain ketiga jenis di atas, dalam masyarkata Jawa, juga dikenal istilah Keblek. Berdasarkan kepercayaan masyarakat, keblek adalah makhluk mistis yang bisa terbang, diidentikkan serupa dengan kelelawar. Keblek dipercaya sebagai makhluk jadi-jadian yang bisa mencuri beras. Kalau keblek masuk rumah, pasti beras di dalam rumah akan berkurang. Begitu keprcayaannya.
Jadi, kalau ada kelelawar yang masuk rumah, pasti disangka keblek, apalagi jika ukurannya besar (tidak normal). Maka harus segera diusir ke luar rumah.
Demikian penjelasan tentang Kampret, Codot, dan Jenis-Jenis Kelelawar lainnya. Baik dari segi pengetahuan alam, bahasa dan budaya.
0 Komentar untuk "Perbedaan Kampret dan Codot serta Kelelawar dalam Bahasa dan Budaya"