Kapal Perang Tni Al Kri Nuku (873)



Kapal Perang Tentara Nasional Indonesia AL KRI Nuku (873)


 

Sejarah Kapal Perang Kelas Parchim Indonesia

saat Jerman Timur bersatu dengan Jerman Barat, kapal-kapal produksi blok timurpun secepatnya dipensiunkan oleh Jerman Timur. Saat itu Indonesia kesengsem untuk berbelanja kapal-kapal eks. Jerman Timur tersebut untuk menyanggupi keperluan minimum kapal perang Tentara Nasional Indonesia AL.

Bermula dari proposal Pak Habibie pada Tahun 1992, balasannya sebanyak 39 kapal perang eks Jerman Timur yang disimpan dipelabuhan selama 3 tahun dibeli pemerintah Indonesia. Terdiri atas 16 korvet kelas Parchim, 14 LST kelas Frosch dan 9 kapal penyapu ranjau kelas Condor. 

Maret 1992 Jerman setuju memasarkan kapal-kapal perangnya terhadap Indonesia. Harga-harga kapal di saat itu, sbb :
Parschim 600.000 DM ( sekitar 378.000 Dollar)
Frosch 550.000 DM (sekitar 346.000 Dollar)
Condor 300.000 DM (sekitar 189.000 Dollar)
total pembelian 12.600.000 USD. Harga kapal gres di saat itu rata-rata 30.000.000 USD sebuah.

Tapi ternyata keadaan kapal-kapal itu sungguh parah, hampir tinggal kerangka. Bagaimana pula menjinjing pulang ke Indonesia, kapal rongsokan menyerupai itu ?

Bukan Indonesia kalau tidak kreatif. Akhirnya digelontorkanlah budget untuk ongkos perbaikan, repowering juga untuk membawanya ke Indonesia. Saat itu dipahami bahwa keadaan kapal-kapal tersebut mesti menjalani perbaikan apalagi dulu gres pantas berlayar ke Indonesia. Biaya memperbaiki kapal justru lebih mahal, pertama kali Tim Pengadaan Kapal Jerman (TPKJ) mengajukan yakni:
Parschim 23.800.000 USD
Frosch 17.300.000 USD
Condor 14.900.000 USD

Berapa total ongkosnya ?
Paling tidak 757,1 juta dollar AS atau 60 kali lipat dari harga belinya. 
Konon pertama kali pengajuan budget itu eksklusif ditolak Menkeu. Lalu TPKJ mengajukan proposal gres :
Parschim 12.000.000 USD
Frosch 11.700.000 USD
Condor 4.000.000 USD
biaya yang lain 137.000.000 USD
Amunisi & sparepart untuk 5 tahun 10.000.000 USD
Total segalanya 482.000.000 USD ditambah 151.000.000 USD ajakan TNI-AL untuk membangun pangkalan di Teluk Rantai, Lampung.

Lagi-lagi proposal kedua ditolak, Hanya tersedia dana 319.000.000 USD. TPKJ pun tak ingin ambil resiko cuma dengan dana pas-pasan sulit dipercayai ke 39 kapal eks Jerman Timur itu sanggup beroperasi maksimal di lautan. Ditambah lagi perlengkapan radar dan radio eks Rusia yang telah kadaluarsa. Kapal-kapal bekas .Jerman Timur memakai tata cara perlengkapan IFF (Indentification Friend or Foe) patokan blok timur, berlainan dengan kapal-kapal TNI-AL yang telah mengacu patokan NATO. Belum lagi mulanya kapal-kapal itu beroperasi di kawasan bahari Baltik yang amat berlainan keadaan lingkungannya dengan lautan Indonesia.

 
KRI Nuku di saat memakai no lambung 373

Biaya yang membesar menyerupai inilah yang balasannya menjinjing terhadap polemik nasional yang berkepanjangan di saat itu. Bahkan selaku buntutnya, majalah Tempo dan tabloid Detik balasannya kena bredel alasannya merupakan gunjingan investigasinya perihal permasalahan ini.

Kabar baiknya, sehabis dengan polemik panjang dan kerja keras yang sungguh keras, semua kapal perang eks Jerman Timur itu balasannya sukses juga dibawa ke Indonesia.

Kapal ini dimodifikasi oleh TNIAL di PAL dengan menyertakan kapasitas BBM dan melakukan pergeseran mesinnya dengan beberapa type mesin, salah satunya dari semula M504A3 produksi timur yang boros diganti menjadi mesin MTU-Detroit Type 4000 M90 16V. Mesin ini memiliki kesibukan perawatan harian, setiap 250 jam, setiap 750jam, dan setiap 2.250jam. Konsumsi materi bakarnya sanggup ditekan dari 33.000 liter per hari menjadi separuhnya.

Untuk pertahanan terhadap serangan udara, kapal ini dilengkapi senjata AK-230 berlaras ganda dan rudal strela. Warna korvet ini pun terbilang unik. Berbeda dengan pada biasanya AL dunia yang sering mengadopsi warna abu-abu untuk kapal-kapal perangnya, TNI-AL melaburnya dengan loreng 4 warna yang khas, cuma beberapa negara di dunia yang mengecat kapal perangnya dengan kamuflase, diantaranya Swedia dan Firlandia. Dan kini telah dioperasikan untuk mempertahankan kedaulatan negara.

No lambung kapal sanggup brubah dari kepala 3 menjadi kepala 8 atau sebaliknya, dikarenakan kegunaan kapal tersebut selaku kapal patroli atau selaku kapal perang.
Berikut yang merupakan sekilas keterangan wacana KRI Nuku : 

 
Spesifikasi :
  • Bobot : 793 ton standard, 854 ton beban penuh
  • Panjang : 75.2 m
  • Lebar : 9.8 m
  • Mesin : 3 shaft M504 Diesel, 14,250 hp
  • Kecepatan : 24.7 knot
  • Jarak : 2100 nm pada 14 knot
  • Kru : 57 -60 personel 
Desain Persenjataan (versi Jerman Timur) :
  • 2 - SA-N-5 SAM
  • 2 - 57 mm gun (1x2)
  • 2 -30mm gun (1x2) or 1 - AK-630
  • 2 - RBU-6000 -peluncur roket anti kapal selam
  • 4 - 400 mm tabung torpedo
  • 60 - ranjau



Sumber http://rudyherianto.blogspot.com

Related : Kapal Perang Tni Al Kri Nuku (873)

0 Komentar untuk "Kapal Perang Tni Al Kri Nuku (873)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close