Hilang Diantara Senja
Durasi : 45 Menit
Pengarang : Adi Rizky Saputra
Tema : Persahabatan, Cinta, Kuliah, Kehidupan
Aliran : Bahasa Indonesia, Ironis, Violansi.
Jumlah Karakter : 10 orang (Rio, Villa, Tary, Icha, Indri, Reny, Anton, Ibu Kos, Tukang Es Krim, DJ Club)
Tiga orang gadis yang bersahabat, bertekat setelah lulus SMA untuk melanjutkan universitas di daerah perkotaan. Dan mereka pun di terima di universitas yang sama.
Bagian 1
Pinggiran Jakarta dekat dengan Kampus mereka.
Vilia : “ Ini toh yang nama nya Jakarta, Keren juga ye. Haha (tertawa kecil) Mungkin kalo kita buat gedung yang kayak gini di kampung, mungkin langsung terkenal kali kampung kita.”
Tary : “ Huuussttt. Lo ngomong ngaco aja sih. Kebanyakan nonton Harry Potter sih lo, Hahaha (tertawa kecil). Tapi gue setuju dengan fikiran lo,kalo kita buat sebuah gedung dikampung kita, otomatis derajat kampung kita bakalan naik.”
Icha : “ Ekh… Kalian tuh lagi ngomongin apa sih.? Aku ga ngerti deh.”
Tary : “ Tau akh. Susah ngomong sama kamu (melirik Icha).”
Vilia : “ Udah ih, jangan berantem mulu, masuk yuk.! Ada mata kuliah umum nih gue. Dosen nya galak.”
Vilia : “ Yaudah ayo.”
Icha Masih termenung, memikirkan apa yang di bicarakan Vilia dan Tary.
Tary : “ Icha Melati Putri Kamboja.”
Icha : “ Eeehhh. Iya.”
Tary : “ Untung gue kenal lo udah lama, coba kalo baru, mungkin udah gue sambit sepatu kali ya. Oon kok di pelihara, kambing dipelihara biar kaya.”
Icha : “ Kambing.? Kambing nya siapa tar.?”
Tary : “ Tau akh. Stress lama-lama gue. Buruan akh, tuh si Vili udah masuk kelas.”
Icha : “ Iya…”
Bagian 2
Jam pulang kampus pun berbunyi. Di lorong menuju gerbang depan.
Indri : “ hhhuusstt. Ada pasukan kelinci. (menatap Icha, Vilia, dan Tary)”
Icha : “ Mana kelinci nya.? Iyh.. Lucu gak..?”
Indri : “ hahahaha Beloon ya..”
Reni : “ Banget…”
Vilia : “ Jaga ucapan lo.”
Indri : “ Kenapa..? Ga suka.?”
Tary : “ Iya. Kita ga suka dengan cara lo. Mentang-mentang senior.”
Reni : “ Udah dri, jangan di ladeni cunguk-cunguk kayak gini mah (menatap Icha, Vilia, dan Tary). Mending kita shopping.”
Indri : “ Bener juga kata lo.” (Indri pergi bersama Reny)
Mereka pergi membawa kekesalan yang telah dipancing oleh Indri dan temannya. Di depan kampus secara tidak sengaja mereka bertemu dengan Rio.
Rio : “ Hey…”
Icha : “ Kalo di lihat dari deket. Ganteng nya berasa ya.”
Tary : “ Hussstt. Lo kira permen apa. (berbisik ke Icha)”
Rio : “ Kok ga ada yang nyahut ya.?”
Tary : “ Maafin temen gue, dia orang nya gitu, ngomong suka ngaco.”
Rio : “ Kagak apa-apa kok. Owh ya, kenalin gue Rio (sambil mengulurkan tangan).”
Tary : “ Gue tary, ini temen gue Icha dan Vilia.”
Rio : “ Hai ca, hai vil… gue perhatiin dari jauh, kalian kompak terus, selalu bertiga. Kayak nya seru jadi kalian. Boleh gabung ga.?”
Icha : “ Hah..?? bo…boo… Boleh… dengan senang hati.”
Vilia : “ Gabung aja. “
Rio : “ Makasih.”
Indri ternyata memperhatikan gerak-gerik mereka. Dan mulai naik darah melihat kedekatan Rio bersama mereka.
Indri : “ Sialan. Kenapa harus Rio coba yang deket sama mereka. ”
Reni : “ Dri, mending kita cabut aja. Kelamaan disini, yang ada Cuma bikin gondok. Mending kita cari cara, supaya Rio jadi Illfil sama mereka.”
Indri : “ Lo bener. Dah akh cabut. Kebakar lama-lama gue disini.”
Bagian 3
Kedekatan yang terjalin antara Rio, Vilia, Tary dan Icha ini telah berjalan dua bulan membuat Rio merasakan kenyamanan saat bergabung dan berbicara dengan mereka. Bahkan Rio mulai jatuh cinta dengan salah seorang diantara mereka, yaitu Vilia.
Rio : “ Jalan yuk. Nanti Aku yang traktir dah.”
Icha : “ Aku mau es krim.”
Tary : “ Jangan yang aneh-aneh dah ca.”
Vilia : “ Kebetulan. Aku juga mau cari keperluan.”
Rio : “ kagak apa-apa kok, yaudah sekalian. Nanti kita cari es krim nya ca.”
Icha : “ Oke dah.”
Rio : “ Yaudah yuk jalan langsung aja.”
Mereka pun pergi mencari keperluan yang mereka butuhkan. Dan rio pun mentraktir mereka es krim.Sesampainya di tempat tujuan.
Rio : “ Bang, es krim nya 4 ya.? “
T. Es Krim : “ Rasa apa mas.? “
Rio : “ Kalian mau rasa apa, kalo aku sih vanilla.“
Vilia : “ Vanila.(kompak bersama Rio)”
Tary : “ Cie samaan. Hahahaha (tertawa) Yaudah gue cokelat aja dah.”
Icha : “ aku strawberry aja deh.”
Ternyata tary mendapat inisiatif untuk meninggalkan Vilia bersama Rio.
Tary : “ Cha, gue pengan kasih tau aksesoris yang lucu deh. (sambil menarik tangan icha). “
Icha : “ Hah.? Mana-mana. Ayo. Tapi pelan-pelan tar es krim nya tumpah. “
Tary : “ Iya. Iya. Yo, vil, gue sama icha kesana dulu ya.“
Vilia : “ Kalian mau kemana.? Jangan tinggalin napa.”
Tary : “ Kan ada Rio. (menatap Rio)”
Rio : “ Hah.? Yaudah jangan lama-lama tapinya.”
Tary mengajak Icha pergi, dan membiarkan Rio bersama Vilia.
Rio : “ Kamu suka vanilla juga.?”
Vilia : “ Iya, kan sesuai nama. Hahaha kagak nyambung ye. Sial kenapa gue jadi salting gini. (bicara sendiri)”
Rio : “ Kenapa.?”
Vilia : “ kagak. Kagak kenapa-kenapa.”
Rio : “ Vil, ada yang mau aku bicarain.”
Vilia : “ Apa.? (wajahnya merah)”
Rio pun mulai memainkan gitar yang dibawanya dan mulai memainkan sebuah musik yang mengiringinya menyatakan perasaannya kepada Vilia.
Rio : “ Semenjak aku kenal kamu, aku mulai suka sama kamu, dan sekarang aku benar-benar sayang sama kamu. Dan aku ingin kamu jadi orang satu-satu nya yang spesial di hati aku.”
Vilia : “ Hah.? Kamu becanda ya.?”
Rio : “ Aku ga sedang becanda. Aku benar-benar sayang sama kamu.”
Vilia : “ Hemm. Jujur sih aku juga sama. Tapi aku malu.”
Rio : “Aku ngerti kok. Apa aku di terima sebagai orang yang spesial dihati kamu.?”
Vilia : “ Iya, Tapi aku ga mau ada yang tau ya. Kecuali sahabat aku aja.”
Rio : “ Oke. Ga apa-apa kok.”
Vilia : “ Makasih ya. Nyusul mereka yuk. “
Rio : “ Aaaa... yuk. (sambil menggandeng tangan Vilia)”
Bagian 4
Rio dan vilia pun pergi menyusul Icha dan tary. Di sisi lain, indri bersama Reni mempunyai sebuah rencana untuk membuat Rio kembali menyukai Indri seperti 2 tahun yang lalu.
Reny : “ Dri, gue tau apa yang mesti kita lakukan.”
Indri : “ Apa.?”
Reny : “ Gue punya temen nama nya anton. Dia orangnya asik dan bisa diajak kersama sama kita.”
Indri : “ Kerjasama dalam hal apa nih..?"
Reny : “ Kerjasama membuat Rio kembali lagi kesisi lo. Mau kagak..?”
Indri : “ Yaudah dah lo atur aja. Gue terima beres aja dah.”
Reny : “ Oke dah.”
Bagian 5
Reny pun pergi, meninggalkan Indri sendiri yang memikirkan rencana apa yang akan di lakukan reny terhadap Rio. Reny sudah mempunyai rencana tersendiri untuk membuat Rio kembali pada Indri yang merupakan temannya.
Reny : “ Gue punya job buat lo.”
Anton : “ Job apaan.?”
Reny : “ Biasa. Bakal calon pembeli.”
Anton : “ Serius lo?”
Reny : “ Ngapain gue bohong.”
Reny pun memberitahu siapa yang akan jadi korban Anton.
Anton : “ Lo tunggu aja.”
Reny : “ Oke.”
Bagian 6
Telah enam bulan Rio dan Vilia menjalani hubungan secara diam-diam. Hal ini membuat Indri curiga. Dan dalam waktu yang singkat indri tau apa yang terjadi. Hal ini membuat indri kesal dan memaksa reny untuk memberikan apa yang ia janjikan.
Indri : “ Lo udah tau kan Rio jadian sama tuh kelinci.”
Reny : “ Iye udah. Tenang aja gue udah suruh anton untuk membuat Rio
balik lagi sama lo.”
Indri : “ Oke. Gue tunggu kabar selanjutnya.”
Bagian 7
Anton sudah mulai merencakan sesuatu yang sesuai perintah reny. Dan secara kebetulan Anton bertemu dengan Rio.
Anton : “ Woy bro. murung aja lo.? Kenapa..? Masalah cewe apa.?”
Rio : “ Bukan, sok tau lo. (berusaha untuk menghindar dari anton)”
Anton : “ Santai aja. Gue ga makan orang kok. Gue cuma mau kasih tau aja. Masalah jangan di pendam sendirian. Kita ini makhluk sosial men, jadi mau gak mau harus saling berinteraksi. Ya kagak.?”
Rio : “ Lo bener.”
Anton : “ Yaudah mending lo sharing aja sama gue. Barang kali gue bisa bantu.”
Rio pun menceritakan masalah tentang keluarganya dan adanya jarak ia dengan Vilia kekasihnya.
Anton : “ Kalo gitu. Nanti malem kita have fun aja. Masalah itu ada jalan keluar nya boy. Dan gue bakal kasih tau lo jalan keluarnya. Santai aja bro. Oke.”
Rio : “ Oke.”
Bagian 8
Saat malam yang dinantikan. Ternyata Anton membawa rio ke Club tempat biasa anton mengahabiskan waktu senggang.
Anton : “ Selamat datang di surga dunia yang menyenangkan.”
Rio : “ Apa maksud lo bawa gue kesini.?”
Anton : “ Gue ga punya maksud apa-apa. Tapi gue emang sering kesini, kalo gue lagi stress. Mending lo coba dulu dah beberapa jam. Kalo lo
kagak betah,lo boleh pulang.”
Rio : “ Oke.”
Anton : “ Lo tunggu sini, gue ambil minum dulu.”
Anton pergi mengambil minum yang diberi kadar alkohol tinggi dan juga pil narkoba yang telah direncanakan sebelumnya. Sesuai dengan rencana, Indri diminta untuk datang sebagai penghibur Rio yang sedang dilanda masalah.
Indri : “ Rio, ngapain lo disini.”
Rio : “ Indri..? Lo sendiri ngapain di sini.?”
Indri : “ Gue cuma numpang lewat aja, iseng-iseng aja gue kemari.”
Tiba-tiba Anton datang membawa minuman.
Anton : “ Nih yo, minuman lo. (melirik indri) Ada lo juga dri.?”
Indri : “ Iya. Iseng aja gue maen kesini.”
Rio : “ (meminum minuman yang di berikan) Gila lo. Minuman apaan nih. Rasanya aneh.”
Anton : “ Tenang aja boy, kalo baru pertama emang gitu. Santai aja. Nanti juga biasa. Nih buat lo dri, gue mah gampang.” DSMLMD BLOG
Indri : “ Thank’s Ton.”
Dalam waktu yang singkat, ternyata Rio mulai merasakan mabuk dan tak dapat berdiri. Indri terpaksa menemani Rio pulang. Sesampainya dirumah, Rio tak sanggup lagi bergerak, dan pengaruh alcohol ini membuat Rio gelap mata.
Indri : “ Gue pulang dulu ye yo.”
Rio : “ Tunggu bentar ndri. Tungguin gue sebentar sampe gue tidur dulu.”
Indri : “ Hemmm. Iya dah. “
Dan peristiwa yang tak diingin kan oleh indri pun terjadi. Hal ini membuat indri menyesal seumur hidup ketika pagi ia terbangun. Indri pun bergegas pergi dan meninggalkan Rio sendiri. Seiring berjalannya waktu, rio pun mulai terbiasa dengan gaya hidup anton. Dan ia pun mulai jatuh dalam dunia kesenangan yang terus menagihnya untuk memakai.
Rio : “ Gue butuh barang lagi.”
Anton : “ Ada. Mau berapa.?”
Rio : “ Dua.”
Anton : “ Duit nya mana.?”
Rio : “ Nafsu banget si lo sama duit. Nih… nihh… mana barang nya.?”
Anton : “ Santai ada kok.”
Bagian 10
Jatuhnya Rio dalam dunia narkoba membuat sikap Rio berubah 180 derajat berbeda dari yang duf. Vilia secara tidak langsung menyadari terjadinya perubahan pada diri Rio.
Vilia : “ Sayang. Kamu lagi ngapain di sini.? Kok bengong aja sih.”
Rio : “ Hemmm..”
Vilia : “ Bantuin aku yuk cari bahan buat presentasi. Tugas dari dosen nih.”
Rio : “ Apa sih..? (dengan nada marah)”
Vilia : “ Kamu kenapa sih.?”
Rio : “ Berisik kamu.”
Vilia : “ Maaf ya aku udah bikin kamu marah. Tapi kalo kamu punya masalah, kamu cerita aja. Mungkin aku bisa bantu.”
Rio pergi tanpa bicara banyak tentang apa yang ia rasakan saat ini. Dari sikap Rio kepada vilia, membuat vilia berfikir apa yang terjadi pada rio. Dan dia pun bercerita pada sahabatnya.
Vilia : “ Rio mulai berubah.”
Tary : “ Berubah gimana vil.?”
Icha : “ Iya nih. dateng-dateng langsung marah. Emang Rio kenapa sih.?”
Vilia : “ Mulai ngejauh dari gue. Dan yang lebih aneh nya lagi, dia sekarang kasar banget.”
Tary : “ Mungkin ada masalah kali. “
Icha : “ Hemm bener juga tuh.”
Tary : “ Yaudah yang penting sekarang lo tetap perhatian sama dia dan jangan fikir yang macem-macem. Oke. “
Vilia : “ Bener juga. Oke dah. “
Semua perubahan Rio membuat Vilia sedikit kecewa, tapi hal ini tak membuat ia putus harapan. Disisi lain, indri tak kuat dengan beban yang ia derita, atas hilangnya mahkota berharga, yang di sebabkan kecintaan nya yang tarlalu dalam kepada Rio. Ia pun berniat untuk menceritakan hal ini kepada Tary yang ia fikir dapat di percaya.
Indri : “ Tar…(memanggil dari kejauhan)”
Tary : ” Ada apa lo manggil gue. Tumben amat.”
Indri : “ Ada yang mau gue bicarain, tapi ga disini. Lo ada waktu kan.”
Tary : “ Ada apaan sih.? Kayak nya penting banget. Jangan lama-lama gue mau masuk kelas.”
Indri : “ Disana aja yuk (sambil menarik tangan Tary).”
Tary : “ Pelan-pelan napa.”
Indri : “ Sebenernya..(ragu-ragu) gue sayang banget sama Rio, dan tanpa sengaja gue udah melepaskan kehormatan gue (mulai menangis ).”
Tary : ” HAH?? (kaget) Serius lo?? Kok bisa?? Gimana ceritanya ndri?”
Indri pun menceritakan semuanya kepada Tary tentang kejadian malam dimana Indri menyerahkan semuanya kepada Rio.
Tary : ” Ya ampun.. (masih tidak percaya dengan kabar yang baru saja dia dengar) Sumpah yaa gue nggak nyangka kalo Rio bisa berbuat seperti itu sama lo..”
Indri : ” Hhh… (mendesah ) Dia juga ternyata udah kejebak sama yang namanya NARKOBA!”
Tiba-tiba Icha pun datang.
Icha : “ Heii heii heiiiiiiii!!!!!!!!!! Apa kabar kawan semua?? Ada apa ini?? Ada arisan ya ?? Mau ikuuutt dduuuoooonngggg!!!!!! (heboh sendiri)”
Tary : “ Ssstt!! Apa sih cha ? Suka heboh sendiri deh! Ehmmm.. Ndri ,Icha boleh tau tentang ini nggak? Kita bisa cari jalan keluarnya sama-sama..”
Indri : “ Hmmm.. Gimana yah tar.. Lo tau sendiri kan Icha itu kayak gimana ? Gue takut hal ini nyebar di kampus..”
Icha : “ Ada apa sih ? Kok kayaknya ada yang di umpetin dari aku? Kayaknya penting banget ya? Kenapa kalian ngumpetin dari aku? Emang salah aku apa? Sampe kalian ngomongin di belakang gitu .”
Tary : “ Eh cha!!! Bu.. Bukannnn lo kok yang lagi kita omongin.. Tapi… (berbisik kepada Indri) Ssstt.. Ndri,gimana nih ??”
Indri : “ Hmmmm, yaudah deh kasih tau aja tar, daripada ini anak ga bisa diem..”
Tary pun menceritakan semua kepada Icha , dan Icha pun kaget mendengar semuanya. Keesokan harinya Icha dan Tary pun memberitahu kepada Vilia tentang kebusukan Rio selama ini.
Tary : “ Ada yang mau kita omongin. Tapi kita kagak tau gimana cara ngomongnya. Kita takut hal ini membuat lo jadi drop.”
Icha : “ Iya vil. Aku aja ga tau mau ngomong dari mana.?”
Vilia : “ Emang mau ngomong apa.? Santai aja lagi.”
Tary : “ Tapi…”
Vilia : “ Tapi apa sih tary.? Emang kalian mau ngomongin tentang apa sih. Kayak nya serius banget.”
Icha : “ Tentang Rio.”
Vilia : “ Rio..? kok jadi ke Rio.”
Tary : “ Ternyata bener dugaan gue. (memotong pembicaraan) ”
Vilia : “ Dugaan apa.?”
Tary : “ (terdiam sejenak) Rio memang pemakai. (mengambil nafas panjang dan mulai menceritakan semua dari awal)”
vilia : Tary jangan becanda. Kagak lucu tau. (dengan nada sedikit marah)”
Tary : “ Gue udah bilang, gue sendiri aja gak yakin untuk ngomong ini. Tapi itulah kenyataannya. Rio memang pemakai. Gue tau dari Indri.”
Icha : “ Iya loh. Kita tau dari indri.”
Vilia : “ (terdiam agak lama) Gue ga bisa percaya semua ini.. ”
Tary : “ Dan satu hal lagi,dia..(mendesah) dia bersama indri pernah..... (sesaat terdiam)”
Vilia : “ Pernah apa.? Astagfirullahaladzim.. Kalian becanda ? kalian bohong kan ? (panik dan nggak percaya).”
Tary : “ Kita serius vil, nggak bohong , Tapii.. Lo jangan langsung mutusin dia vil, mungkin dia kayak gitu pasti ada alasannya”
Icha : “ (menambahkan omongan Tary ) Iya Vil,bener apa kata tary,jangan langsung panik,kita cari tahu dulu sama-sama, dan kita perlu bukti yang kuat vil,siapa tahu ini semua cuma karangannya indri aja,untuk ngancurin hubungan kalian, kok aku tumben yah bisa ngomong panjang lebar kayak gini..(merenung sendirian)”
Vilia : ” Tapi wajar kan kalo gue nggak percaya dan gue tau dia itu kayak gimana, yaudah.. gw ga mau ini semua jadi salah paham. Kalian bisa kan bantu gue untuk cari tau semuanya ?”
Icha : ” Siip ! Apa sih yang nggak buat kamu say ? hheheeheh”
Tary : “ Tanpa lo minta, kita bakalan bantu lo kok Vil. Tenang aja yah.. kita akan selalu ada buat lo (sambil memeluk Vilia) ”
Mereka pun langsung menyusun rencana dan strategi yang pas untuk mengetahui kebenaran dari semua masalah itu.
Bagian 5
Di taman kampus kekesalan indri pun tertuang, dan tanpa Di Lain tempat dan waktu yang sama, Reny pun berbicara kepada Indri
Reny : “ Heii ndri ! (memanggil dari kejauhan) ”
Indri : “ (menoleh dengan muka kesal ) Untung gue ketemu lo disini ,gue pengen ngomong sesuatu sama lo ! Sini lo ! (sambil menarik tangan Reny dengan kasar )”
Reny : “ (kesakitan) Iihh pelan-pelan dong ! Lo kenapa sih ?!”
Indri : “ (berbicara penuh dengan emosi) Cara lo salah buat nyatuin gue sama Rio! Lo jahat banget sih sama temen lo sendiri!”
Reny : “ Lo ngomong apa sih ndri! (dengan nada kesal) Gue kagak ngerti, coba deh lo jelasin dulu pelan-pelan ke gue!”
Indri : “ LO TUH GA PUNYA OTAK !! (Menampar pipi Reny dengan kasar)”
Reny : “ Gila ya lo! Ga jelas tau. EMOSIAN! (terkejut dengan tamparan Indri, dan membalas dengan mendorong Indri)”
Datanglah Anton dan berusaha melerai perkelahian mereka.
Anton : “ Ehh apa-apaan nih! ( sambil melerai) Udah-udah ! Kayak bocah lo pada! UDAAAHHH!!”
Indri : “ Lo lagi datang! (semakin kesal) lo berdua udah ngancurin hidup gue.”
Anton : “ Lah ?? Kok lo jadi marah sama gue? Emang kenapa sih nih?”
Reny : “ Tau tuh ton ! Si Indri tiba-tiba ngajak ribut gini! Gue suruh jelasin, Eh malah maen tangan ! GILA!”
Indri : “ (Berteriak sambil menunjuk-nunjuk Reny ) Lo yang gila! Lo berdua yang gila! Lo berdua udah ngancurin hidup gue! Gara-gara rencana lo berdua itu, kehormatan gw hilang , dan itu bukannya buat hubungan gue membaik tapi malah memburuk. Itu semua karna rencana lo. Gue nggak terima ini semua!!!”
Reny : “ Lah, klo lo nggak terima semua ini, kenapa dari awal lo kasih semua kepercayaan ini sama gue?”
Indri : “ Tapi cara lo itu salah!!”
Anton : “ Yah elah, gitu doang dipikirin. Banyak di luar sana yang nasibnya lebih dari lo. So nggak usah di ambil pusing lah.”
Indri : “ Heh, enak banget lo ngomong. Lo sih udah terbiasa sama dunia yang kayak gitu. Itu dunia lo, bukan dunia gue! Jadi, plisss.. Jangan samain gue sama lo! Ngerti lo!”
Reny : “ Jadi itu yang bikin lo marah sama gue! Yaudah maaf deh klo cara gue salah. Tapi lo jangan sepenuhnya nyalahin gue dong ndri. Kan lo sendiri yang minta bantuan gue, itu cara gue, jadi lo terima aja!”
Indri : “ Gila ya, segampang itu lo minta maaf sama gue,nggak nyadar ya apa yang udah lo lakuin ke gue!”
Anton : “ Udah lah, mau di apain lagi, nasi udah menjadi bubur. Yaudah ya, gue sama Reny nggak mau ngurusin masalah lo. Lagi minta di bantuin malah jadi kayak gini. Nyusahin lo! Yuk Ren, kita pergi dari sini!”
Reny : “ Ayo Ton, gue nggak nyangka Indri itu orangnya nggak asyik, baru ngerasa gitu aja udah ngerasa dunianya hancur. LEBAY tau nggak!”
Indri : “ (kembali emosi dan ingin menampar Reny lagi) lo manusia bukan sih?!”
Anton : “ (Menepis tamparan Indri dan langsung menggandeng Reny) Ayo Ren, kita pergi dari sini aja, gila di kampus nih!!”
Indri : “ Sssiiiaaaaalllllaaannnnnn…… Pergi kalian ke neraka.”
Akhirnya Reny dan Anton pun meninggalkan Indri sendirian.
Bagian 6
Setelah lama dihantui kedilemaan Vilia pun mencoba mencari tau. Kebetulan siang ini Rio berjanji akan bertemu dengan dia di kantin kampus. Dan inilah langkah awal untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi pada Rio.
Rio : “ Hai sayang. Udah lama ya nunggu.”
Vilia : “ Belum kok. Baru aja.”
Rio : “ Owh iya tadi di sms katanya kamu mau nanya sesuatu. Emang mau nanya apa.? Kok kayak nya penting banget ya.?”
Vilia : “ Iya nih (dengan ragu menjawab). Tapi yang, aku haus banget iyh. Tolong beliin aku minum donk. Pake uang kamu dulu ya, tar uang nya aku ganti dah.”
Rio : “ Kamu mau minum apa.? Ga usah diganti, masa sama cewe sendiri hitung-hitungan.“
Vilia : “ Apa aja dah.“
Rio : “ Yaudah kamu tunggu sini ya.”
Vilia : “ Iya.”
Sementara Rio pergi membeli minum di kantin, Vilia pun mencoba mencari sesuatu dalam tas Rio, dan dia mendapatkan sesuatu yang terbungkus, seperti tepung. Tapi buat apa juga tepung di bungkus kecil-kecil. Dan disaat Vilia terheran, tanpa sengaja Rio memanggil nya dari jauh, hal ini membuat Vilia terkejut. Dan buru untuk merapihkan tas Rio kembali.
Rio : “ Kamu ngapain yang.?”
Vilia : “ Kagak, tadi Cuma nyari pensil aja. Pensil aku hilang. Pasti tadi di pinjem sama icha buat ngegambar.”
Rio : “ Mau aku beliin.?”
Vilia : “ Ga usah dah. Nanti aja ku pinta lagi sama Icha.
Rio : “ Owh yaudah. Hemm. Tadi katanya kamu mau nanya sama aku. Nanya apa sih sayang.? (dengan gaya merayu).”
Vilia : “ Hah..?(gelagapan) Aku… Aku… Aku cuma mau tanya tugas ini sama kamu. Kamu ngerti ga.? (mencari-cari buku sabagai alasan) Yah yang, buku nya aku lupa bawa.”
Rio : “ Yaudah nanti aja. Nanti malem aku kerumah kamu dah. Oke.”
Vilia : “ Hah.? Tapi aku udah ada janji yang sama Icha dan Tary buat ngebahas makalah yang kemaren di rumah Icha.”
Rio : “ Yaudah aku kerumah icha aja ya.”
Vilia : “ Aduh yang… Kamu lupa ya, ibu nya icha kan ga suka banget kalo ada cowok dateng kerumahnya malem-malem.”
Rio : “ Owh iya ya. Tapi kamu bisa ga ngerjain soal ini.”
Vilia : “ Insya allah bisa tar aku Tanya icha atau tary aja dah. (melirik jam) Yang aku berangkat dulu ya. Aku ada janji sama dosen, ngumpulin tugas hari ini. Aku pergi dulu ya. (sambil mencium tangan Rio)”
Rio : “ Owh iya. Hati-hati ya kamu. Jangan telat makan nanti ya.”
Vilia : “ Iya. (berlari sambil berteriak dari kejauhan)”
Rio pun ditinggal sendiri hanya ditemani beberapa makanan. Rio pun pergi menyisakan sedikit makanan. Di hati Vilia, ia merasa sangat kecewa dan sangat menyesal. Ia ingin Rio kembali seperti dulu, Rio yang ia kenal saat pertama kali bertemu.
Bagian 7
Sementara itu,Vilia yang tenggelam dalam kekosongan fikiran dan yang tak pernah keluar dari ruang penuh beban, harus mampu menelan fikiran hitamnya. Dan mencoba mencari bukti atas keternodaan yang membuatnya menjadi seperti ini.
Tary : “ Besok balik dari kampus, lo minta jangan di jemput sama Rio. Bilang ada keperluaan kuliah sama tary dan icha. Dan gue punya suatu rencana. Icha, lo juga ikut ya.”
Icha : “ Siiiaaaapp. Emang mau kemana.?”
Tary : “ Udah ikut aja. Tar gue kasih tau rencananya.”
Vilia : “ rencana apa sih..?”
Tary : “ Udah lakuin aja. Nanti juga lo tau sendiri.”
Vilia : “ Yaudah, kalo ini yang terbaik mah, gue nurut apa kata kalian aja.”
Hari yang menjadi awal kebenaran dan kebohongan pun telah membuat hati menjadi berdebar.
Tary : “ Oke sekarang kita ke kos-an Rio. Dia kan kagak kuliah, dia pasti ada disana.”
Vilia : “ Iye.”
Tary : “ Yaudah sekarang kita berangkat.”
Icha : “ Ayo buruan!! Kita gerebek Rio!! Eh!! Gedebrak!! Eh!! Apa sih yang bener.?”
Tary : “ Udah deh ca. Oon nya ga usah kumat. Udah yuk berangkat.”
Berdebar-debar hati Vilia dan disisi lain Rio sendiri merasakan kebutuhannnya untuk memakai mendesaknya untuk “harus” memakai. Tak peduli siang atau malam bahkan dimana pun Rio berada, kebutuhan itu terus mengikat lehernya.
Vilia : “ Sayang..?”
Tary : “ Rio..?”
Icha : “ Rio.?”
Vilia : “ Kamu ada di rumah kan.”
Rio : “ Hah..? (terdesak merapihkan barang-barang haram nya) sebentar. (sambil membuka pintu) ada apa yang.? (dengan wajah yang sedikit layu).”
Vilia : “ Muka kamu kenapa yang.? Kok pucat.?
Rio : “ Kagak kenapa-napa kok. Cama kurang tidur aja”
Tary : “ Lo bohong.”
Icha : “ Iya, kamu bohong yo.”
Rio : “ Maksud kalian apa..?”
Tary : “ Sebentar Vil, gue bisa buktiin kata-kata gue. (memaksa masuk)”
Icha : “ Tary!! Ayo gerebek kamarnya. Aku jaga Rionya. (menghalang-halangi Rio masuk)”
Rio : “ Mau ngapain lo.?”
Icha : “ Iyh. Rio Diam aja napa.”
Tary : “ Nih Vil, bener kata gue, gue udah curiga, dia berubah karna ini. Rio yang gue kenal sekarang seorang pemakai. Owh hebat ya.”
Vilia : “ Aku kecewa sama kamu. (menampar Rio dengan keras) ”
Rio : “ Vil… tunggu..”
Tary : “ Jangan panggil vilia lagi. Dunia lo beda sama kita.”
Bagian 8
Sejak saat itu, semua kehidupan berubah. Kobaran api yang menyala kini meredup bagaikan pohon yang tak berdaya ditebang ratusan orang. Tak hanya sampai disitu. Penuntutan akan hamil nya indri membuat beban kepala Rio semakin berat.
Indri : “ Rio… Ada yang mau bicarakan.”
Rio : “ Tentang apa lagi sih.?”
Indri : “ Aku hamil yo.”
Rio : “ Hamil.? Sama siapa.?”
Indri : “ Ya sama kamu lah.”
Rio : “ Aku.? Kapan aku bersama kamu.?”
Indri : “ Kamu mabuk yo, kamu yang minta aku melakukan ini.(memegang tangan rio)”
Rio : “ Kagak.. Kagak mungkin. Aku ga percaya ini. (berlari dan pergi)”
Indri : “ Rio...(berteriak dengan suara keras)”
Kepergiaan Rio membuat indri terpukul atas rasa cinta yang telah lama dipendamnya , jiwa nya kini hancur berkeping-keping bagai sebuah lampu yang jatuh diatas permukaan kenyataan yang kasar. Disisi lain Rio membuat sebuah rencana kecil dalam hidupnya yang tak akan pernah terfikirkan oleh orang lain.
Rio : “ Arrrggggghhhh…Kenapa harus begini. Tidak…(mengambil pisau) Mungkin ini yang terbaik buat gue (menggesek pada urat nadinya). ”
Setelah 3 jam kemudian, tak sengaja Ibu kos tempat Rio bunuh diri pun menemukan tubuh Rio yang sudah tak bernyawa di kamar sekecil itu,Ibu kos pun melihat sebilah pisau yang digunakan Rio untuk memotong nadinya,setelah itu,Ibu kos pun segera menghubungi pihak Rumah Sakit untuk membawa jenazah Rio. Ibu kos pun menghubungi kerabat dekat Rio dan hingga akhirnya berita duka ini pun sampai di telinga Vilia.
Bagian 9
Di Tempat kos Rio setelah Ibu kos memanggil Vilia untuk datang karena ada sesuatu yang ingin ibu kos sampaikan
Ibu kos : “ Nak, apa benar kamu yang bernama Vilia ?”
Vilia : “ (menjawab dengan tersedu-sedu) iya bu,saya Vilia..”
Ibu kos : ” Nak Vilia, ibu temukan surat ini persis disebelah jenazah Rio, dan
ibu lihat diujung amplop tertulis “vilia”, sepertinya ini untuk kamu.“
Vilia : “ Terima kasih bu.”
Tary : “ Vil, baca isi suratnya.”
Icha : “ Iya nih, ayo baca cepet.”
Vilia : “ (masih tersedu-sedu) Iya.”
Vilia pun membaca surat yang ditulis setelah rencana kecil rio dilakukan. Surat itu di baca secara perlahan dan dengan hati yang penuh kesedihan.
Untuk Vilia, Sebuah rasa yang telah lama tertidur kini bangkit. Saat genggaman tangan mu mengisi disela-sela jariku. Saat aku tersenyum karna metamorfosa menyusuri ruang hatiku. Izinkan aku menyampaikan sebuah kronologi atas keindahan dirimu. Yang membuat aku bisa menari secara bebas didalam kalbumu. Yang membuat aku bisa menyanyi secara lepas didasar jiwamu. Tapi kini setiap langkahku mulai kelam. Berjalan bersama kupu-kupu yang menghitam. Hingga menjadi pembatas antara diriku dan dirimu.
Jiwa, maafkan lah jasad ku yang telah menyakiti hati nya. Membiarkan sepenggal kata merobek kulit nya. Dan sekarang akan ku tebus semua dosa ku pada nya. Akan aku biarkan darahku mengalir bersama udara. Yang pasti akan hilang diantara gelapnya senja.
Sebuah surat terakhir yang membuat vilia tak sadarkan diri, tak mampu mengucapkan satu arti, tak mampu lagi membuka mata untuk berdiri. Hanya kebisuan yang berbicara, bersama kenangan yang pernah terikat dalam rongga dadanya.
Durasi : 45 Menit
Pengarang : Adi Rizky Saputra
Tema : Persahabatan, Cinta, Kuliah, Kehidupan
Aliran : Bahasa Indonesia, Ironis, Violansi.
Jumlah Karakter : 10 orang (Rio, Villa, Tary, Icha, Indri, Reny, Anton, Ibu Kos, Tukang Es Krim, DJ Club)
Tiga orang gadis yang bersahabat, bertekat setelah lulus SMA untuk melanjutkan universitas di daerah perkotaan. Dan mereka pun di terima di universitas yang sama.
Bagian 1
Pinggiran Jakarta dekat dengan Kampus mereka.
Vilia : “ Ini toh yang nama nya Jakarta, Keren juga ye. Haha (tertawa kecil) Mungkin kalo kita buat gedung yang kayak gini di kampung, mungkin langsung terkenal kali kampung kita.”
Tary : “ Huuussttt. Lo ngomong ngaco aja sih. Kebanyakan nonton Harry Potter sih lo, Hahaha (tertawa kecil). Tapi gue setuju dengan fikiran lo,kalo kita buat sebuah gedung dikampung kita, otomatis derajat kampung kita bakalan naik.”
Icha : “ Ekh… Kalian tuh lagi ngomongin apa sih.? Aku ga ngerti deh.”
Tary : “ Tau akh. Susah ngomong sama kamu (melirik Icha).”
Vilia : “ Udah ih, jangan berantem mulu, masuk yuk.! Ada mata kuliah umum nih gue. Dosen nya galak.”
Vilia : “ Yaudah ayo.”
Icha Masih termenung, memikirkan apa yang di bicarakan Vilia dan Tary.
Tary : “ Icha Melati Putri Kamboja.”
Icha : “ Eeehhh. Iya.”
Tary : “ Untung gue kenal lo udah lama, coba kalo baru, mungkin udah gue sambit sepatu kali ya. Oon kok di pelihara, kambing dipelihara biar kaya.”
Icha : “ Kambing.? Kambing nya siapa tar.?”
Tary : “ Tau akh. Stress lama-lama gue. Buruan akh, tuh si Vili udah masuk kelas.”
Icha : “ Iya…”
Bagian 2
Jam pulang kampus pun berbunyi. Di lorong menuju gerbang depan.
Indri : “ hhhuusstt. Ada pasukan kelinci. (menatap Icha, Vilia, dan Tary)”
Icha : “ Mana kelinci nya.? Iyh.. Lucu gak..?”
Indri : “ hahahaha Beloon ya..”
Reni : “ Banget…”
Vilia : “ Jaga ucapan lo.”
Indri : “ Kenapa..? Ga suka.?”
Tary : “ Iya. Kita ga suka dengan cara lo. Mentang-mentang senior.”
Reni : “ Udah dri, jangan di ladeni cunguk-cunguk kayak gini mah (menatap Icha, Vilia, dan Tary). Mending kita shopping.”
Indri : “ Bener juga kata lo.” (Indri pergi bersama Reny)
Mereka pergi membawa kekesalan yang telah dipancing oleh Indri dan temannya. Di depan kampus secara tidak sengaja mereka bertemu dengan Rio.
Rio : “ Hey…”
Icha : “ Kalo di lihat dari deket. Ganteng nya berasa ya.”
Tary : “ Hussstt. Lo kira permen apa. (berbisik ke Icha)”
Rio : “ Kok ga ada yang nyahut ya.?”
Tary : “ Maafin temen gue, dia orang nya gitu, ngomong suka ngaco.”
Rio : “ Kagak apa-apa kok. Owh ya, kenalin gue Rio (sambil mengulurkan tangan).”
Tary : “ Gue tary, ini temen gue Icha dan Vilia.”
Rio : “ Hai ca, hai vil… gue perhatiin dari jauh, kalian kompak terus, selalu bertiga. Kayak nya seru jadi kalian. Boleh gabung ga.?”
Icha : “ Hah..?? bo…boo… Boleh… dengan senang hati.”
Vilia : “ Gabung aja. “
Rio : “ Makasih.”
Indri ternyata memperhatikan gerak-gerik mereka. Dan mulai naik darah melihat kedekatan Rio bersama mereka.
Indri : “ Sialan. Kenapa harus Rio coba yang deket sama mereka. ”
Reni : “ Dri, mending kita cabut aja. Kelamaan disini, yang ada Cuma bikin gondok. Mending kita cari cara, supaya Rio jadi Illfil sama mereka.”
Indri : “ Lo bener. Dah akh cabut. Kebakar lama-lama gue disini.”
Bagian 3
Kedekatan yang terjalin antara Rio, Vilia, Tary dan Icha ini telah berjalan dua bulan membuat Rio merasakan kenyamanan saat bergabung dan berbicara dengan mereka. Bahkan Rio mulai jatuh cinta dengan salah seorang diantara mereka, yaitu Vilia.
Rio : “ Jalan yuk. Nanti Aku yang traktir dah.”
Icha : “ Aku mau es krim.”
Tary : “ Jangan yang aneh-aneh dah ca.”
Vilia : “ Kebetulan. Aku juga mau cari keperluan.”
Rio : “ kagak apa-apa kok, yaudah sekalian. Nanti kita cari es krim nya ca.”
Icha : “ Oke dah.”
Rio : “ Yaudah yuk jalan langsung aja.”
Mereka pun pergi mencari keperluan yang mereka butuhkan. Dan rio pun mentraktir mereka es krim.Sesampainya di tempat tujuan.
Rio : “ Bang, es krim nya 4 ya.? “
T. Es Krim : “ Rasa apa mas.? “
Rio : “ Kalian mau rasa apa, kalo aku sih vanilla.“
Vilia : “ Vanila.(kompak bersama Rio)”
Tary : “ Cie samaan. Hahahaha (tertawa) Yaudah gue cokelat aja dah.”
Icha : “ aku strawberry aja deh.”
Ternyata tary mendapat inisiatif untuk meninggalkan Vilia bersama Rio.
Tary : “ Cha, gue pengan kasih tau aksesoris yang lucu deh. (sambil menarik tangan icha). “
Icha : “ Hah.? Mana-mana. Ayo. Tapi pelan-pelan tar es krim nya tumpah. “
Tary : “ Iya. Iya. Yo, vil, gue sama icha kesana dulu ya.“
Vilia : “ Kalian mau kemana.? Jangan tinggalin napa.”
Tary : “ Kan ada Rio. (menatap Rio)”
Rio : “ Hah.? Yaudah jangan lama-lama tapinya.”
Tary mengajak Icha pergi, dan membiarkan Rio bersama Vilia.
Rio : “ Kamu suka vanilla juga.?”
Vilia : “ Iya, kan sesuai nama. Hahaha kagak nyambung ye. Sial kenapa gue jadi salting gini. (bicara sendiri)”
Rio : “ Kenapa.?”
Vilia : “ kagak. Kagak kenapa-kenapa.”
Rio : “ Vil, ada yang mau aku bicarain.”
Vilia : “ Apa.? (wajahnya merah)”
Rio pun mulai memainkan gitar yang dibawanya dan mulai memainkan sebuah musik yang mengiringinya menyatakan perasaannya kepada Vilia.
Rio : “ Semenjak aku kenal kamu, aku mulai suka sama kamu, dan sekarang aku benar-benar sayang sama kamu. Dan aku ingin kamu jadi orang satu-satu nya yang spesial di hati aku.”
Vilia : “ Hah.? Kamu becanda ya.?”
Rio : “ Aku ga sedang becanda. Aku benar-benar sayang sama kamu.”
Vilia : “ Hemm. Jujur sih aku juga sama. Tapi aku malu.”
Rio : “Aku ngerti kok. Apa aku di terima sebagai orang yang spesial dihati kamu.?”
Vilia : “ Iya, Tapi aku ga mau ada yang tau ya. Kecuali sahabat aku aja.”
Rio : “ Oke. Ga apa-apa kok.”
Vilia : “ Makasih ya. Nyusul mereka yuk. “
Rio : “ Aaaa... yuk. (sambil menggandeng tangan Vilia)”
Bagian 4
Rio dan vilia pun pergi menyusul Icha dan tary. Di sisi lain, indri bersama Reni mempunyai sebuah rencana untuk membuat Rio kembali menyukai Indri seperti 2 tahun yang lalu.
Reny : “ Dri, gue tau apa yang mesti kita lakukan.”
Indri : “ Apa.?”
Reny : “ Gue punya temen nama nya anton. Dia orangnya asik dan bisa diajak kersama sama kita.”
Indri : “ Kerjasama dalam hal apa nih..?"
Reny : “ Kerjasama membuat Rio kembali lagi kesisi lo. Mau kagak..?”
Indri : “ Yaudah dah lo atur aja. Gue terima beres aja dah.”
Reny : “ Oke dah.”
Bagian 5
Reny pun pergi, meninggalkan Indri sendiri yang memikirkan rencana apa yang akan di lakukan reny terhadap Rio. Reny sudah mempunyai rencana tersendiri untuk membuat Rio kembali pada Indri yang merupakan temannya.
Reny : “ Gue punya job buat lo.”
Anton : “ Job apaan.?”
Reny : “ Biasa. Bakal calon pembeli.”
Anton : “ Serius lo?”
Reny : “ Ngapain gue bohong.”
Reny pun memberitahu siapa yang akan jadi korban Anton.
Anton : “ Lo tunggu aja.”
Reny : “ Oke.”
Bagian 6
Telah enam bulan Rio dan Vilia menjalani hubungan secara diam-diam. Hal ini membuat Indri curiga. Dan dalam waktu yang singkat indri tau apa yang terjadi. Hal ini membuat indri kesal dan memaksa reny untuk memberikan apa yang ia janjikan.
Indri : “ Lo udah tau kan Rio jadian sama tuh kelinci.”
Reny : “ Iye udah. Tenang aja gue udah suruh anton untuk membuat Rio
balik lagi sama lo.”
Indri : “ Oke. Gue tunggu kabar selanjutnya.”
Bagian 7
Anton sudah mulai merencakan sesuatu yang sesuai perintah reny. Dan secara kebetulan Anton bertemu dengan Rio.
Anton : “ Woy bro. murung aja lo.? Kenapa..? Masalah cewe apa.?”
Rio : “ Bukan, sok tau lo. (berusaha untuk menghindar dari anton)”
Anton : “ Santai aja. Gue ga makan orang kok. Gue cuma mau kasih tau aja. Masalah jangan di pendam sendirian. Kita ini makhluk sosial men, jadi mau gak mau harus saling berinteraksi. Ya kagak.?”
Rio : “ Lo bener.”
Anton : “ Yaudah mending lo sharing aja sama gue. Barang kali gue bisa bantu.”
Rio pun menceritakan masalah tentang keluarganya dan adanya jarak ia dengan Vilia kekasihnya.
Anton : “ Kalo gitu. Nanti malem kita have fun aja. Masalah itu ada jalan keluar nya boy. Dan gue bakal kasih tau lo jalan keluarnya. Santai aja bro. Oke.”
Rio : “ Oke.”
Bagian 8
Saat malam yang dinantikan. Ternyata Anton membawa rio ke Club tempat biasa anton mengahabiskan waktu senggang.
Anton : “ Selamat datang di surga dunia yang menyenangkan.”
Rio : “ Apa maksud lo bawa gue kesini.?”
Anton : “ Gue ga punya maksud apa-apa. Tapi gue emang sering kesini, kalo gue lagi stress. Mending lo coba dulu dah beberapa jam. Kalo lo
kagak betah,lo boleh pulang.”
Rio : “ Oke.”
Anton : “ Lo tunggu sini, gue ambil minum dulu.”
Anton pergi mengambil minum yang diberi kadar alkohol tinggi dan juga pil narkoba yang telah direncanakan sebelumnya. Sesuai dengan rencana, Indri diminta untuk datang sebagai penghibur Rio yang sedang dilanda masalah.
Indri : “ Rio, ngapain lo disini.”
Rio : “ Indri..? Lo sendiri ngapain di sini.?”
Indri : “ Gue cuma numpang lewat aja, iseng-iseng aja gue kemari.”
Tiba-tiba Anton datang membawa minuman.
Anton : “ Nih yo, minuman lo. (melirik indri) Ada lo juga dri.?”
Indri : “ Iya. Iseng aja gue maen kesini.”
Rio : “ (meminum minuman yang di berikan) Gila lo. Minuman apaan nih. Rasanya aneh.”
Anton : “ Tenang aja boy, kalo baru pertama emang gitu. Santai aja. Nanti juga biasa. Nih buat lo dri, gue mah gampang.” DSMLMD BLOG
Indri : “ Thank’s Ton.”
Dalam waktu yang singkat, ternyata Rio mulai merasakan mabuk dan tak dapat berdiri. Indri terpaksa menemani Rio pulang. Sesampainya dirumah, Rio tak sanggup lagi bergerak, dan pengaruh alcohol ini membuat Rio gelap mata.
Indri : “ Gue pulang dulu ye yo.”
Rio : “ Tunggu bentar ndri. Tungguin gue sebentar sampe gue tidur dulu.”
Indri : “ Hemmm. Iya dah. “
Dan peristiwa yang tak diingin kan oleh indri pun terjadi. Hal ini membuat indri menyesal seumur hidup ketika pagi ia terbangun. Indri pun bergegas pergi dan meninggalkan Rio sendiri. Seiring berjalannya waktu, rio pun mulai terbiasa dengan gaya hidup anton. Dan ia pun mulai jatuh dalam dunia kesenangan yang terus menagihnya untuk memakai.
Rio : “ Gue butuh barang lagi.”
Anton : “ Ada. Mau berapa.?”
Rio : “ Dua.”
Anton : “ Duit nya mana.?”
Rio : “ Nafsu banget si lo sama duit. Nih… nihh… mana barang nya.?”
Anton : “ Santai ada kok.”
Bagian 10
Jatuhnya Rio dalam dunia narkoba membuat sikap Rio berubah 180 derajat berbeda dari yang duf. Vilia secara tidak langsung menyadari terjadinya perubahan pada diri Rio.
Vilia : “ Sayang. Kamu lagi ngapain di sini.? Kok bengong aja sih.”
Rio : “ Hemmm..”
Vilia : “ Bantuin aku yuk cari bahan buat presentasi. Tugas dari dosen nih.”
Rio : “ Apa sih..? (dengan nada marah)”
Vilia : “ Kamu kenapa sih.?”
Rio : “ Berisik kamu.”
Vilia : “ Maaf ya aku udah bikin kamu marah. Tapi kalo kamu punya masalah, kamu cerita aja. Mungkin aku bisa bantu.”
Rio pergi tanpa bicara banyak tentang apa yang ia rasakan saat ini. Dari sikap Rio kepada vilia, membuat vilia berfikir apa yang terjadi pada rio. Dan dia pun bercerita pada sahabatnya.
Vilia : “ Rio mulai berubah.”
Tary : “ Berubah gimana vil.?”
Icha : “ Iya nih. dateng-dateng langsung marah. Emang Rio kenapa sih.?”
Vilia : “ Mulai ngejauh dari gue. Dan yang lebih aneh nya lagi, dia sekarang kasar banget.”
Tary : “ Mungkin ada masalah kali. “
Icha : “ Hemm bener juga tuh.”
Tary : “ Yaudah yang penting sekarang lo tetap perhatian sama dia dan jangan fikir yang macem-macem. Oke. “
Vilia : “ Bener juga. Oke dah. “
Semua perubahan Rio membuat Vilia sedikit kecewa, tapi hal ini tak membuat ia putus harapan. Disisi lain, indri tak kuat dengan beban yang ia derita, atas hilangnya mahkota berharga, yang di sebabkan kecintaan nya yang tarlalu dalam kepada Rio. Ia pun berniat untuk menceritakan hal ini kepada Tary yang ia fikir dapat di percaya.
Indri : “ Tar…(memanggil dari kejauhan)”
Tary : ” Ada apa lo manggil gue. Tumben amat.”
Indri : “ Ada yang mau gue bicarain, tapi ga disini. Lo ada waktu kan.”
Tary : “ Ada apaan sih.? Kayak nya penting banget. Jangan lama-lama gue mau masuk kelas.”
Indri : “ Disana aja yuk (sambil menarik tangan Tary).”
Tary : “ Pelan-pelan napa.”
Indri : “ Sebenernya..(ragu-ragu) gue sayang banget sama Rio, dan tanpa sengaja gue udah melepaskan kehormatan gue (mulai menangis ).”
Tary : ” HAH?? (kaget) Serius lo?? Kok bisa?? Gimana ceritanya ndri?”
Indri pun menceritakan semuanya kepada Tary tentang kejadian malam dimana Indri menyerahkan semuanya kepada Rio.
Tary : ” Ya ampun.. (masih tidak percaya dengan kabar yang baru saja dia dengar) Sumpah yaa gue nggak nyangka kalo Rio bisa berbuat seperti itu sama lo..”
Indri : ” Hhh… (mendesah ) Dia juga ternyata udah kejebak sama yang namanya NARKOBA!”
Tiba-tiba Icha pun datang.
Icha : “ Heii heii heiiiiiiii!!!!!!!!!! Apa kabar kawan semua?? Ada apa ini?? Ada arisan ya ?? Mau ikuuutt dduuuoooonngggg!!!!!! (heboh sendiri)”
Tary : “ Ssstt!! Apa sih cha ? Suka heboh sendiri deh! Ehmmm.. Ndri ,Icha boleh tau tentang ini nggak? Kita bisa cari jalan keluarnya sama-sama..”
Indri : “ Hmmm.. Gimana yah tar.. Lo tau sendiri kan Icha itu kayak gimana ? Gue takut hal ini nyebar di kampus..”
Icha : “ Ada apa sih ? Kok kayaknya ada yang di umpetin dari aku? Kayaknya penting banget ya? Kenapa kalian ngumpetin dari aku? Emang salah aku apa? Sampe kalian ngomongin di belakang gitu .”
Tary : “ Eh cha!!! Bu.. Bukannnn lo kok yang lagi kita omongin.. Tapi… (berbisik kepada Indri) Ssstt.. Ndri,gimana nih ??”
Indri : “ Hmmmm, yaudah deh kasih tau aja tar, daripada ini anak ga bisa diem..”
Tary pun menceritakan semua kepada Icha , dan Icha pun kaget mendengar semuanya. Keesokan harinya Icha dan Tary pun memberitahu kepada Vilia tentang kebusukan Rio selama ini.
Tary : “ Ada yang mau kita omongin. Tapi kita kagak tau gimana cara ngomongnya. Kita takut hal ini membuat lo jadi drop.”
Icha : “ Iya vil. Aku aja ga tau mau ngomong dari mana.?”
Vilia : “ Emang mau ngomong apa.? Santai aja lagi.”
Tary : “ Tapi…”
Vilia : “ Tapi apa sih tary.? Emang kalian mau ngomongin tentang apa sih. Kayak nya serius banget.”
Icha : “ Tentang Rio.”
Vilia : “ Rio..? kok jadi ke Rio.”
Tary : “ Ternyata bener dugaan gue. (memotong pembicaraan) ”
Vilia : “ Dugaan apa.?”
Tary : “ (terdiam sejenak) Rio memang pemakai. (mengambil nafas panjang dan mulai menceritakan semua dari awal)”
vilia : Tary jangan becanda. Kagak lucu tau. (dengan nada sedikit marah)”
Tary : “ Gue udah bilang, gue sendiri aja gak yakin untuk ngomong ini. Tapi itulah kenyataannya. Rio memang pemakai. Gue tau dari Indri.”
Icha : “ Iya loh. Kita tau dari indri.”
Vilia : “ (terdiam agak lama) Gue ga bisa percaya semua ini.. ”
Tary : “ Dan satu hal lagi,dia..(mendesah) dia bersama indri pernah..... (sesaat terdiam)”
Vilia : “ Pernah apa.? Astagfirullahaladzim.. Kalian becanda ? kalian bohong kan ? (panik dan nggak percaya).”
Tary : “ Kita serius vil, nggak bohong , Tapii.. Lo jangan langsung mutusin dia vil, mungkin dia kayak gitu pasti ada alasannya”
Icha : “ (menambahkan omongan Tary ) Iya Vil,bener apa kata tary,jangan langsung panik,kita cari tahu dulu sama-sama, dan kita perlu bukti yang kuat vil,siapa tahu ini semua cuma karangannya indri aja,untuk ngancurin hubungan kalian, kok aku tumben yah bisa ngomong panjang lebar kayak gini..(merenung sendirian)”
Vilia : ” Tapi wajar kan kalo gue nggak percaya dan gue tau dia itu kayak gimana, yaudah.. gw ga mau ini semua jadi salah paham. Kalian bisa kan bantu gue untuk cari tau semuanya ?”
Icha : ” Siip ! Apa sih yang nggak buat kamu say ? hheheeheh”
Tary : “ Tanpa lo minta, kita bakalan bantu lo kok Vil. Tenang aja yah.. kita akan selalu ada buat lo (sambil memeluk Vilia) ”
Mereka pun langsung menyusun rencana dan strategi yang pas untuk mengetahui kebenaran dari semua masalah itu.
Bagian 5
Di taman kampus kekesalan indri pun tertuang, dan tanpa Di Lain tempat dan waktu yang sama, Reny pun berbicara kepada Indri
Reny : “ Heii ndri ! (memanggil dari kejauhan) ”
Indri : “ (menoleh dengan muka kesal ) Untung gue ketemu lo disini ,gue pengen ngomong sesuatu sama lo ! Sini lo ! (sambil menarik tangan Reny dengan kasar )”
Reny : “ (kesakitan) Iihh pelan-pelan dong ! Lo kenapa sih ?!”
Indri : “ (berbicara penuh dengan emosi) Cara lo salah buat nyatuin gue sama Rio! Lo jahat banget sih sama temen lo sendiri!”
Reny : “ Lo ngomong apa sih ndri! (dengan nada kesal) Gue kagak ngerti, coba deh lo jelasin dulu pelan-pelan ke gue!”
Indri : “ LO TUH GA PUNYA OTAK !! (Menampar pipi Reny dengan kasar)”
Reny : “ Gila ya lo! Ga jelas tau. EMOSIAN! (terkejut dengan tamparan Indri, dan membalas dengan mendorong Indri)”
Datanglah Anton dan berusaha melerai perkelahian mereka.
Anton : “ Ehh apa-apaan nih! ( sambil melerai) Udah-udah ! Kayak bocah lo pada! UDAAAHHH!!”
Indri : “ Lo lagi datang! (semakin kesal) lo berdua udah ngancurin hidup gue.”
Anton : “ Lah ?? Kok lo jadi marah sama gue? Emang kenapa sih nih?”
Reny : “ Tau tuh ton ! Si Indri tiba-tiba ngajak ribut gini! Gue suruh jelasin, Eh malah maen tangan ! GILA!”
Indri : “ (Berteriak sambil menunjuk-nunjuk Reny ) Lo yang gila! Lo berdua yang gila! Lo berdua udah ngancurin hidup gue! Gara-gara rencana lo berdua itu, kehormatan gw hilang , dan itu bukannya buat hubungan gue membaik tapi malah memburuk. Itu semua karna rencana lo. Gue nggak terima ini semua!!!”
Reny : “ Lah, klo lo nggak terima semua ini, kenapa dari awal lo kasih semua kepercayaan ini sama gue?”
Indri : “ Tapi cara lo itu salah!!”
Anton : “ Yah elah, gitu doang dipikirin. Banyak di luar sana yang nasibnya lebih dari lo. So nggak usah di ambil pusing lah.”
Indri : “ Heh, enak banget lo ngomong. Lo sih udah terbiasa sama dunia yang kayak gitu. Itu dunia lo, bukan dunia gue! Jadi, plisss.. Jangan samain gue sama lo! Ngerti lo!”
Reny : “ Jadi itu yang bikin lo marah sama gue! Yaudah maaf deh klo cara gue salah. Tapi lo jangan sepenuhnya nyalahin gue dong ndri. Kan lo sendiri yang minta bantuan gue, itu cara gue, jadi lo terima aja!”
Indri : “ Gila ya, segampang itu lo minta maaf sama gue,nggak nyadar ya apa yang udah lo lakuin ke gue!”
Anton : “ Udah lah, mau di apain lagi, nasi udah menjadi bubur. Yaudah ya, gue sama Reny nggak mau ngurusin masalah lo. Lagi minta di bantuin malah jadi kayak gini. Nyusahin lo! Yuk Ren, kita pergi dari sini!”
Reny : “ Ayo Ton, gue nggak nyangka Indri itu orangnya nggak asyik, baru ngerasa gitu aja udah ngerasa dunianya hancur. LEBAY tau nggak!”
Indri : “ (kembali emosi dan ingin menampar Reny lagi) lo manusia bukan sih?!”
Anton : “ (Menepis tamparan Indri dan langsung menggandeng Reny) Ayo Ren, kita pergi dari sini aja, gila di kampus nih!!”
Indri : “ Sssiiiaaaaalllllaaannnnnn…… Pergi kalian ke neraka.”
Akhirnya Reny dan Anton pun meninggalkan Indri sendirian.
Bagian 6
Setelah lama dihantui kedilemaan Vilia pun mencoba mencari tau. Kebetulan siang ini Rio berjanji akan bertemu dengan dia di kantin kampus. Dan inilah langkah awal untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi pada Rio.
Rio : “ Hai sayang. Udah lama ya nunggu.”
Vilia : “ Belum kok. Baru aja.”
Rio : “ Owh iya tadi di sms katanya kamu mau nanya sesuatu. Emang mau nanya apa.? Kok kayak nya penting banget ya.?”
Vilia : “ Iya nih (dengan ragu menjawab). Tapi yang, aku haus banget iyh. Tolong beliin aku minum donk. Pake uang kamu dulu ya, tar uang nya aku ganti dah.”
Rio : “ Kamu mau minum apa.? Ga usah diganti, masa sama cewe sendiri hitung-hitungan.“
Vilia : “ Apa aja dah.“
Rio : “ Yaudah kamu tunggu sini ya.”
Vilia : “ Iya.”
Sementara Rio pergi membeli minum di kantin, Vilia pun mencoba mencari sesuatu dalam tas Rio, dan dia mendapatkan sesuatu yang terbungkus, seperti tepung. Tapi buat apa juga tepung di bungkus kecil-kecil. Dan disaat Vilia terheran, tanpa sengaja Rio memanggil nya dari jauh, hal ini membuat Vilia terkejut. Dan buru untuk merapihkan tas Rio kembali.
Rio : “ Kamu ngapain yang.?”
Vilia : “ Kagak, tadi Cuma nyari pensil aja. Pensil aku hilang. Pasti tadi di pinjem sama icha buat ngegambar.”
Rio : “ Mau aku beliin.?”
Vilia : “ Ga usah dah. Nanti aja ku pinta lagi sama Icha.
Rio : “ Owh yaudah. Hemm. Tadi katanya kamu mau nanya sama aku. Nanya apa sih sayang.? (dengan gaya merayu).”
Vilia : “ Hah..?(gelagapan) Aku… Aku… Aku cuma mau tanya tugas ini sama kamu. Kamu ngerti ga.? (mencari-cari buku sabagai alasan) Yah yang, buku nya aku lupa bawa.”
Rio : “ Yaudah nanti aja. Nanti malem aku kerumah kamu dah. Oke.”
Vilia : “ Hah.? Tapi aku udah ada janji yang sama Icha dan Tary buat ngebahas makalah yang kemaren di rumah Icha.”
Rio : “ Yaudah aku kerumah icha aja ya.”
Vilia : “ Aduh yang… Kamu lupa ya, ibu nya icha kan ga suka banget kalo ada cowok dateng kerumahnya malem-malem.”
Rio : “ Owh iya ya. Tapi kamu bisa ga ngerjain soal ini.”
Vilia : “ Insya allah bisa tar aku Tanya icha atau tary aja dah. (melirik jam) Yang aku berangkat dulu ya. Aku ada janji sama dosen, ngumpulin tugas hari ini. Aku pergi dulu ya. (sambil mencium tangan Rio)”
Rio : “ Owh iya. Hati-hati ya kamu. Jangan telat makan nanti ya.”
Vilia : “ Iya. (berlari sambil berteriak dari kejauhan)”
Rio pun ditinggal sendiri hanya ditemani beberapa makanan. Rio pun pergi menyisakan sedikit makanan. Di hati Vilia, ia merasa sangat kecewa dan sangat menyesal. Ia ingin Rio kembali seperti dulu, Rio yang ia kenal saat pertama kali bertemu.
Bagian 7
Sementara itu,Vilia yang tenggelam dalam kekosongan fikiran dan yang tak pernah keluar dari ruang penuh beban, harus mampu menelan fikiran hitamnya. Dan mencoba mencari bukti atas keternodaan yang membuatnya menjadi seperti ini.
Tary : “ Besok balik dari kampus, lo minta jangan di jemput sama Rio. Bilang ada keperluaan kuliah sama tary dan icha. Dan gue punya suatu rencana. Icha, lo juga ikut ya.”
Icha : “ Siiiaaaapp. Emang mau kemana.?”
Tary : “ Udah ikut aja. Tar gue kasih tau rencananya.”
Vilia : “ rencana apa sih..?”
Tary : “ Udah lakuin aja. Nanti juga lo tau sendiri.”
Vilia : “ Yaudah, kalo ini yang terbaik mah, gue nurut apa kata kalian aja.”
Hari yang menjadi awal kebenaran dan kebohongan pun telah membuat hati menjadi berdebar.
Tary : “ Oke sekarang kita ke kos-an Rio. Dia kan kagak kuliah, dia pasti ada disana.”
Vilia : “ Iye.”
Tary : “ Yaudah sekarang kita berangkat.”
Icha : “ Ayo buruan!! Kita gerebek Rio!! Eh!! Gedebrak!! Eh!! Apa sih yang bener.?”
Tary : “ Udah deh ca. Oon nya ga usah kumat. Udah yuk berangkat.”
Berdebar-debar hati Vilia dan disisi lain Rio sendiri merasakan kebutuhannnya untuk memakai mendesaknya untuk “harus” memakai. Tak peduli siang atau malam bahkan dimana pun Rio berada, kebutuhan itu terus mengikat lehernya.
Vilia : “ Sayang..?”
Tary : “ Rio..?”
Icha : “ Rio.?”
Vilia : “ Kamu ada di rumah kan.”
Rio : “ Hah..? (terdesak merapihkan barang-barang haram nya) sebentar. (sambil membuka pintu) ada apa yang.? (dengan wajah yang sedikit layu).”
Vilia : “ Muka kamu kenapa yang.? Kok pucat.?
Rio : “ Kagak kenapa-napa kok. Cama kurang tidur aja”
Tary : “ Lo bohong.”
Icha : “ Iya, kamu bohong yo.”
Rio : “ Maksud kalian apa..?”
Tary : “ Sebentar Vil, gue bisa buktiin kata-kata gue. (memaksa masuk)”
Icha : “ Tary!! Ayo gerebek kamarnya. Aku jaga Rionya. (menghalang-halangi Rio masuk)”
Rio : “ Mau ngapain lo.?”
Icha : “ Iyh. Rio Diam aja napa.”
Tary : “ Nih Vil, bener kata gue, gue udah curiga, dia berubah karna ini. Rio yang gue kenal sekarang seorang pemakai. Owh hebat ya.”
Vilia : “ Aku kecewa sama kamu. (menampar Rio dengan keras) ”
Rio : “ Vil… tunggu..”
Tary : “ Jangan panggil vilia lagi. Dunia lo beda sama kita.”
Bagian 8
Sejak saat itu, semua kehidupan berubah. Kobaran api yang menyala kini meredup bagaikan pohon yang tak berdaya ditebang ratusan orang. Tak hanya sampai disitu. Penuntutan akan hamil nya indri membuat beban kepala Rio semakin berat.
Indri : “ Rio… Ada yang mau bicarakan.”
Rio : “ Tentang apa lagi sih.?”
Indri : “ Aku hamil yo.”
Rio : “ Hamil.? Sama siapa.?”
Indri : “ Ya sama kamu lah.”
Rio : “ Aku.? Kapan aku bersama kamu.?”
Indri : “ Kamu mabuk yo, kamu yang minta aku melakukan ini.(memegang tangan rio)”
Rio : “ Kagak.. Kagak mungkin. Aku ga percaya ini. (berlari dan pergi)”
Indri : “ Rio...(berteriak dengan suara keras)”
Kepergiaan Rio membuat indri terpukul atas rasa cinta yang telah lama dipendamnya , jiwa nya kini hancur berkeping-keping bagai sebuah lampu yang jatuh diatas permukaan kenyataan yang kasar. Disisi lain Rio membuat sebuah rencana kecil dalam hidupnya yang tak akan pernah terfikirkan oleh orang lain.
Rio : “ Arrrggggghhhh…Kenapa harus begini. Tidak…(mengambil pisau) Mungkin ini yang terbaik buat gue (menggesek pada urat nadinya). ”
Setelah 3 jam kemudian, tak sengaja Ibu kos tempat Rio bunuh diri pun menemukan tubuh Rio yang sudah tak bernyawa di kamar sekecil itu,Ibu kos pun melihat sebilah pisau yang digunakan Rio untuk memotong nadinya,setelah itu,Ibu kos pun segera menghubungi pihak Rumah Sakit untuk membawa jenazah Rio. Ibu kos pun menghubungi kerabat dekat Rio dan hingga akhirnya berita duka ini pun sampai di telinga Vilia.
Bagian 9
Di Tempat kos Rio setelah Ibu kos memanggil Vilia untuk datang karena ada sesuatu yang ingin ibu kos sampaikan
Ibu kos : “ Nak, apa benar kamu yang bernama Vilia ?”
Vilia : “ (menjawab dengan tersedu-sedu) iya bu,saya Vilia..”
Ibu kos : ” Nak Vilia, ibu temukan surat ini persis disebelah jenazah Rio, dan
ibu lihat diujung amplop tertulis “vilia”, sepertinya ini untuk kamu.“
Vilia : “ Terima kasih bu.”
Tary : “ Vil, baca isi suratnya.”
Icha : “ Iya nih, ayo baca cepet.”
Vilia : “ (masih tersedu-sedu) Iya.”
Vilia pun membaca surat yang ditulis setelah rencana kecil rio dilakukan. Surat itu di baca secara perlahan dan dengan hati yang penuh kesedihan.
Untuk Vilia, Sebuah rasa yang telah lama tertidur kini bangkit. Saat genggaman tangan mu mengisi disela-sela jariku. Saat aku tersenyum karna metamorfosa menyusuri ruang hatiku. Izinkan aku menyampaikan sebuah kronologi atas keindahan dirimu. Yang membuat aku bisa menari secara bebas didalam kalbumu. Yang membuat aku bisa menyanyi secara lepas didasar jiwamu. Tapi kini setiap langkahku mulai kelam. Berjalan bersama kupu-kupu yang menghitam. Hingga menjadi pembatas antara diriku dan dirimu.
Jiwa, maafkan lah jasad ku yang telah menyakiti hati nya. Membiarkan sepenggal kata merobek kulit nya. Dan sekarang akan ku tebus semua dosa ku pada nya. Akan aku biarkan darahku mengalir bersama udara. Yang pasti akan hilang diantara gelapnya senja.
Sebuah surat terakhir yang membuat vilia tak sadarkan diri, tak mampu mengucapkan satu arti, tak mampu lagi membuka mata untuk berdiri. Hanya kebisuan yang berbicara, bersama kenangan yang pernah terikat dalam rongga dadanya.
0 Komentar untuk "Teks Drama Bagian 8"