Dalam sebuah kehidupan di alam semesta, kita sudah mengenal dengan kehidupan kita saat ini. Dari kita lahir, kita belum tau apakah kita ini. Semenjak diasuh oleh seseorang, kita sudah mengetahui siapakah mereka dan siapakah kita sendiri. Dimanakah kita berada dan apa yang kita lakukan. Kita merupakan orang yang beruntung jika kita hidup bersama dengan keluarga yang lengkap, walaupun tidak sepenuhnya lengkap, kita tetap diasuh dengan seseorang, baik dengan orang tua kita maupun orang lain.
Pengenalan hidup merupakan bagian pertama dalam hidup kita, namun hal tersebut selalu kita abaikan karena kita kecil, kita masih ketergantungan dengan orang yang kita sayangi dan kita cintai. Tentunya hal tersebut kita harus menerima binaan dari mereka, entah dari yang baik maupun yang buruk. Apakah mereka tentu membina kita dalam kehidupan yang baik ataukah mereka ingin membinasakan kita? Tentunya tak mungkin kita dibinasakan oleh mereka. Tak terkecuali jika mereka memang membenci kita dalam kehidupan mereka.
Kehidupan di alam semesta ini, kita dikelilingi oleh orang-orang disekitar kita dimana mereka ingin melakukan interaksi sosial kepada kita. Dari cara berkomunikasi, berbicara, beraktivitas, bermain, berpergian, kerja sama, dan segala macam. Dari situlah, kita hidup ini membutuhkan seseorang agar kita mengetahui arahan dimana tujuan kita hidup sebenarnya.
Namun setiap kita berjalan menuju tujuan kita hidup, kita tidak pernah lepas dari binaan baik dari luar maupun dalam. Dari luar merupakan binaan dari seseorang yang ada disekitar kita, baik dari orang maupun subjek sekitar. Dari dalam merupakan binaan dari diri kita sendiri, dari kata hati kita, ditambah petunjuk yang diberikan oleh Tuhan untuk menuju jalan yang benar.
Kita hidup tidak sendiri, tak pernah kita hidup sendirian. Kita hidup selalu bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Orang yang mengatakan kita hidup sendiri merupakan orang yang tidak percaya dengan adanya keberadaan tuhan. Tuhan selalu menemani kita dalam apapun yang kita hadapi, baik sendiri maupun bersama. Didalam hati kita, kita perlu bersyukur bahwa tuhanlah yang memberikan segala-galanya.
Dalam kehidupan kita, kita sering menemui sesuatu yang membuat kita berada dalam sebuah permasalahan. Baik dari masalah diri sendiri maupun masalah dengan faktor eksternal. Bisa kita perhatikan, kita selalu melihat orang yang dikelilingi oleh masalah yang kita hadapi. Baik dari masalah cinta, masalah teman, masalah keluarga, masalah hidup, hingga masalah-masalah lainnya.
Yang jadi pertanyaan saat ini, sebenarnya masalah yang mereka hadapi itu datang dari mana? Apakah dari seseorang ataukah dari diri mereka sendiri?
Baik, masalah bisa datang kapan saja dimana kita berada dengan kondisi dan situasi apapun yang kita hadapi ini. Jika kita telaah lebih dalam lagi, masalah (bukan nama pemain yang ada di Prime Time), merupakan sebuah cobaan dimana kita harus menghadapi dengan segala cara dan kemampuan yang kita miliki. Tuhan selalu memberikan cobaan kepada setiap umat-Nya untuk menguji sejauh manakah keimanan mereka terhadap apa yang mereka jalankan. Setiap cobaan pasti ada hikmahnya. Baik kita berhasil melewatinya maupun gagal melewatinya.
Namun ada anggapan lain, masalah merupakan sebuah kutukan yang diberikan oleh Tuhan dimana umat-Nya telah melanggar apa yang dia jalankan. Sehingga seseorang menemukan sebuah masalah yang sangat sulit dia pecahkan sehingga dia perlu mengorbankan dirinya agar dia bisa terlepas dari kutukan Tuhan.
Yang jadi pertanyaan lagi, sebenarnya masalah yang kita hadapi ini berupa cobaan ataukah kutukan dari Tuhan? Tentu kita tidak tau kan? Banyak orang beranggapan positif jika masalah yang kita hadapi adalah cobaan. Namun di sisi lain kita beranggapan jika masalah yang kita hadapi adalah kutukan dari Tuhan. Cobalah kita berpikiran netral, jangan terlalu optimis dan juga jangan terlalu pesimis. Semua orang perlu berpikir rasional, masuk akal, dan diterima dengan logika yang jelas.
Kembali kepada diri kita masing-masing. Dalam kehidupan kita, kita selalu melakukan aktivitas yang selalu kita lakukan dalam hidup kita. Baik dalam berjalan hingga melakukan sesuatu hal yang sebenarnya kita tidak tau apakah perbuatan itu benar atau tidak. Tuhan selalu ada, tidak pernah lengah dari setiap gerak-gerik kita, malaikat selalu berada disamping kita yang mencatat amal perbuatan baik dan buruk kita. Tuhan pun selalu melihat, selalu mendengar apa yang kita perbuat dalam kehidupan ini. Sehingga apapun yang kita kerjakan tentunya Tuhan selalu membalas dengan perbuatan yang setimpal dengan kita. Kadang balasan yang setimpal dengan kebaikan kita ataukah keburukan kita.
Manusia yang selalu melaksanakan perbuatannya, tentunya apa yang kita perbuat selalu membuahkan hasil. Dan hasil itu sendiri merupakan pemberian dari Tuhan. Entah itu yang positif maupun yang negatif.
Jika kita selalu melaksanakan sesuai perintah Tuhan Yang Maha Esa, maka kita akan diberikan hikmah yang baik kepada kita bahkan nilai plus jika kita ditambah dengan perbuatan amal yang baik. Sehingga semakin kita berbuat baik dan melaksanakan perintah-Nya. Maka tentunya hal tersebut melatih keimanan dan ketaatan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita mulai merasakan sebuah masalah yang menghampiri kita secara tiba-tiba dan tanpa sepengetahuan kita sehingga masalah itu bisa menimpa diri kita. Dalam hal tersebut yang dimaksud dengan masalah ketika kita selesai melakukan sebuah amal perbuatan yang baik adalah sebuah cobaan dari Tuhan dimana kita dilatih untuk menjadi orang yang terbaik untuk dunia dan akhirat. Cobaan yang dihadapi ini adalah sebuah ujian bahkan tantangan yang harus kita lalui dan kita selesaikan dengan cara yang kita mampu. Entah kita mau melewati dengan cara yang baik maupun yang buruk. Cobaan bisa dianalogikan sebagai ujian dimana kita bisa mengetahui sebab mengapa masalah itu muncul dan tujuannya untuk apa cobaan itu diberikan, sehingga apa hasilnya jika kita berhasil melewati semuanya. Orang yang sedang menghadapi cobaan tentu bisa melihat sekitar kita bagaimanakah orang tersebut berbuat buruk kepada kita maupun yang berbuat baik kepada kita, kadang juga kedudukan kita diumpamakan bahwa kita berada digolongan paling bawah. Sehingga kita sering dihina, difitnah, diejek, ditindas, diintimidasi, dan di-di yang lainnya. Sehingga cobaan ini memiliki tujuan tertentu, selain positifnya kita bisa melatih mental batin dan mental hidup kita dalam menerima semua kenyataan yang ada, kita juga bisa mengetahui bagaimana masalah yang harus kita hadapi. Jika kita berhasil menepuh cobaan yang ada, maka hikmah terbaik kita bisa kita ambil sehingga Tuhan merasa senang jika kita merupakan orang yang baik untuk dunia dan akhirat. Tapi jika gagal, kita pun bisa mendapatkan hikmah bahwa kita perlu kembali ke jalan-Nya agar kita suatu saat nanti kita tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama. Dan bisa kembali untuk meraih keberhasilan dari cobaan yang kita hadapi ini. Jadi, kita perlu menjalankan sebuah cobaan darii Tuhan dengan ikhlas, menerima semua yang ada, dan tentunya selalu berdoa, meminta kepada Tuhan, dan memasrahkan semua hasilnya kepada Tuhan. Niscaya, apapun yang kita usahakan maka hikmahpun bisa kita raih.
Lalu bagaimana dengan kutukan? Tentu ini merupakan kesebalikan dengan cobaan. Jika cobaan adalah pemberian dari tuhan ketika Tuhan senang dengan perbuatan kita sehingga Tuhan menambahkan sesuatu yang baik bagi diri kita untuk melanjutkan kehidupan kita yang lebih rumit. Maka kutukan merupakan halangan bagi kita untuk meraih hikmah dan tujuan hidup kita yang sebenarnya. Kita berbuat yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan, dari yang sebenarnya kita tau namun kita sampai bablas, kita nekat berbuat hal itu untuk menyelematkan diri kita sendiri, bahkan kita sengaja maupun tidak sengaja melakukan hal itu yang padahal kita sendiri tidak tau apakah perbuatan yang kita lakukan ini baik atau tidak bagi Tuhan Yang Maha Esa. Maka Tuhan akan membalas dengan perbuatan yang setimpal pula, sehingga kita merasa aneh mengapa kita tiba-tiba seperti ini, mengapa kita tiba-tiba dijauhi oleh seseorang, bahkan mengapa orang tiba-tiba bersikap seperti itu kepada kita. Sebenarnya, yang aku sebutkan itu bisa dimasukkan ke dalam kategori cobaan. Kadang juga orang tak suka melihat keberhasilan kita sampai mereka iri terhadap kita, hingga juga ada orang yang benci karena kehadiran kita karena kepribadian dan sifat asli yang tidak bisa diterima oleh mereka langsung. Dari sini kita bisa interopeksi diri, yang kita hadapi apakah cobaan ataukah kutukan. DSMLMD BLOG
Kita sebenarnya bisa mengetahui dengan meng-flashback masa lalu yang kita perbuat. Apakah yang sudah kita lakukan dengan mereka? apa yang sudah kita berikan kepada mereka? bagaimanakah tanggapan mereka terhadap kita? Jika sebelumnya yang kita perbuat menghasilkan hasil yang positif maka dampaknya pun akan postiif pula sehingga suatu saat kita akan ditimpa masalah berupa cobaan yang harus kita lalui agar kita bisa meraih apa yang kita inginkan. Coba kamu analogikan sendiri, seperti halnya yang telah aku jelaskan sebelumnya, cobaan bagaikan ujian, jika berhasil maka kita melanjutkan ke tahap selanjutnya, jika kita gagal maka kita pelajari dimana kegagalan kita dan berusaha agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika apa yang kita lakukan sebelumnya buruk sehingga dimana mereka menilai kita buruk, maka alangkah baiknya kita segera bertobat sebelum kutukan menimpa kita yang berujung pada musibah terbesar dalam kehidupan kita. Dalam hal ini, kita juga bisa mengatisipasi segala apapun itu dengan berdoa kepada Tuhan, memohon petunjuk agar bisa keluar dari masalah yang kita hadapi, maupun juga yang tak lupa dari hal penting lainnya. Jangan lupa untuk bertobat, meminta maaf kepada seseorang yang telah kita berikan dan perbuat secara buruk, dan membuka hati kita dan mendekatkan hati kita kepada Tuhan. Walau kita sudah meminta maaf tetapi mereka tidak menerima permintaan maaf kita. Jangan khawatir, kita mungkin sudah merasa lega karena kita sudah berusaha untuk meminta maaf namun bagi orang yang sulit menerima permaafannya itu dia akan menerima masalah lagi bagi dirinya. Sebenarnya hal ini juga tergantung apa problem yang diterima. Kadang juga kita khilaf kadang hati kita batu. Itulah memang manusia. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda, sehingga jangan salah ketika ada orang yang menerima kita langsung, menerima apa adanya, bahkan tidak menerima kehadiran kita karena kepribadian yang kita miliki.
Segala masalah yang kita hadapi ini, merupakan bentuk pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa. Bisa berupa cobaan maupun kutukan. Untuk itu, seseringlah kita menilai masa lalu kita apa yang telah kita perbuat dan berikan kepada orang disekitar kita. Sehingga masa lalu itu bisa dijadikan bahan pelajaran kita agar kita bisa menjadi orang yang baik lagi. Banyaklah beristighfar, berdoa, bersabar, bertawakal, dan bertobat ketika kita menghadapi segala masalah. Entah masalah berupa cobaan maupun kutukan. Kita perlu mengintropeksikan diri letak-letak kekurangan kita dan kelebihan kita. Setiap masalah pasti ada hikmahnya dan hikmahnya adalah hasil dan dampak hidup kita selanjutnya seperti apa. Jangan terlalu optimis karena bisa fanatik dan jangan terlalu pesimis karena bisa ragu-ragu sehingga kedua hal itu bisa menimbulkan masalah juga bagi diri kita sendiri.
Orang-orang sekitar akan menerima jika dipandang baik oleh mereka, orang sekitar akan menganggap kita biasa saja jika kita memang tak ada tindakan sama sekali bagi mereka, dan orang-orang sekitar akan menolak keberadaan kita jika kita memberikan dan berbuat hal yang terburuk bagi mereka. Masalah memang ada, setiap masalah juga bergantung pada kepribadian yang dimiliki oleh kita sendiri kepada mereka. Jadi kita perlu mendekatkan diri kita kepada Tuhan untuk meminta perlindungan dari-Nya.
Pengenalan hidup merupakan bagian pertama dalam hidup kita, namun hal tersebut selalu kita abaikan karena kita kecil, kita masih ketergantungan dengan orang yang kita sayangi dan kita cintai. Tentunya hal tersebut kita harus menerima binaan dari mereka, entah dari yang baik maupun yang buruk. Apakah mereka tentu membina kita dalam kehidupan yang baik ataukah mereka ingin membinasakan kita? Tentunya tak mungkin kita dibinasakan oleh mereka. Tak terkecuali jika mereka memang membenci kita dalam kehidupan mereka.
Kehidupan di alam semesta ini, kita dikelilingi oleh orang-orang disekitar kita dimana mereka ingin melakukan interaksi sosial kepada kita. Dari cara berkomunikasi, berbicara, beraktivitas, bermain, berpergian, kerja sama, dan segala macam. Dari situlah, kita hidup ini membutuhkan seseorang agar kita mengetahui arahan dimana tujuan kita hidup sebenarnya.
Namun setiap kita berjalan menuju tujuan kita hidup, kita tidak pernah lepas dari binaan baik dari luar maupun dalam. Dari luar merupakan binaan dari seseorang yang ada disekitar kita, baik dari orang maupun subjek sekitar. Dari dalam merupakan binaan dari diri kita sendiri, dari kata hati kita, ditambah petunjuk yang diberikan oleh Tuhan untuk menuju jalan yang benar.
Kita hidup tidak sendiri, tak pernah kita hidup sendirian. Kita hidup selalu bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Orang yang mengatakan kita hidup sendiri merupakan orang yang tidak percaya dengan adanya keberadaan tuhan. Tuhan selalu menemani kita dalam apapun yang kita hadapi, baik sendiri maupun bersama. Didalam hati kita, kita perlu bersyukur bahwa tuhanlah yang memberikan segala-galanya.
Dalam kehidupan kita, kita sering menemui sesuatu yang membuat kita berada dalam sebuah permasalahan. Baik dari masalah diri sendiri maupun masalah dengan faktor eksternal. Bisa kita perhatikan, kita selalu melihat orang yang dikelilingi oleh masalah yang kita hadapi. Baik dari masalah cinta, masalah teman, masalah keluarga, masalah hidup, hingga masalah-masalah lainnya.
Yang jadi pertanyaan saat ini, sebenarnya masalah yang mereka hadapi itu datang dari mana? Apakah dari seseorang ataukah dari diri mereka sendiri?
Baik, masalah bisa datang kapan saja dimana kita berada dengan kondisi dan situasi apapun yang kita hadapi ini. Jika kita telaah lebih dalam lagi, masalah (bukan nama pemain yang ada di Prime Time), merupakan sebuah cobaan dimana kita harus menghadapi dengan segala cara dan kemampuan yang kita miliki. Tuhan selalu memberikan cobaan kepada setiap umat-Nya untuk menguji sejauh manakah keimanan mereka terhadap apa yang mereka jalankan. Setiap cobaan pasti ada hikmahnya. Baik kita berhasil melewatinya maupun gagal melewatinya.
Namun ada anggapan lain, masalah merupakan sebuah kutukan yang diberikan oleh Tuhan dimana umat-Nya telah melanggar apa yang dia jalankan. Sehingga seseorang menemukan sebuah masalah yang sangat sulit dia pecahkan sehingga dia perlu mengorbankan dirinya agar dia bisa terlepas dari kutukan Tuhan.
Yang jadi pertanyaan lagi, sebenarnya masalah yang kita hadapi ini berupa cobaan ataukah kutukan dari Tuhan? Tentu kita tidak tau kan? Banyak orang beranggapan positif jika masalah yang kita hadapi adalah cobaan. Namun di sisi lain kita beranggapan jika masalah yang kita hadapi adalah kutukan dari Tuhan. Cobalah kita berpikiran netral, jangan terlalu optimis dan juga jangan terlalu pesimis. Semua orang perlu berpikir rasional, masuk akal, dan diterima dengan logika yang jelas.
Kembali kepada diri kita masing-masing. Dalam kehidupan kita, kita selalu melakukan aktivitas yang selalu kita lakukan dalam hidup kita. Baik dalam berjalan hingga melakukan sesuatu hal yang sebenarnya kita tidak tau apakah perbuatan itu benar atau tidak. Tuhan selalu ada, tidak pernah lengah dari setiap gerak-gerik kita, malaikat selalu berada disamping kita yang mencatat amal perbuatan baik dan buruk kita. Tuhan pun selalu melihat, selalu mendengar apa yang kita perbuat dalam kehidupan ini. Sehingga apapun yang kita kerjakan tentunya Tuhan selalu membalas dengan perbuatan yang setimpal dengan kita. Kadang balasan yang setimpal dengan kebaikan kita ataukah keburukan kita.
Manusia yang selalu melaksanakan perbuatannya, tentunya apa yang kita perbuat selalu membuahkan hasil. Dan hasil itu sendiri merupakan pemberian dari Tuhan. Entah itu yang positif maupun yang negatif.
Jika kita selalu melaksanakan sesuai perintah Tuhan Yang Maha Esa, maka kita akan diberikan hikmah yang baik kepada kita bahkan nilai plus jika kita ditambah dengan perbuatan amal yang baik. Sehingga semakin kita berbuat baik dan melaksanakan perintah-Nya. Maka tentunya hal tersebut melatih keimanan dan ketaatan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita mulai merasakan sebuah masalah yang menghampiri kita secara tiba-tiba dan tanpa sepengetahuan kita sehingga masalah itu bisa menimpa diri kita. Dalam hal tersebut yang dimaksud dengan masalah ketika kita selesai melakukan sebuah amal perbuatan yang baik adalah sebuah cobaan dari Tuhan dimana kita dilatih untuk menjadi orang yang terbaik untuk dunia dan akhirat. Cobaan yang dihadapi ini adalah sebuah ujian bahkan tantangan yang harus kita lalui dan kita selesaikan dengan cara yang kita mampu. Entah kita mau melewati dengan cara yang baik maupun yang buruk. Cobaan bisa dianalogikan sebagai ujian dimana kita bisa mengetahui sebab mengapa masalah itu muncul dan tujuannya untuk apa cobaan itu diberikan, sehingga apa hasilnya jika kita berhasil melewati semuanya. Orang yang sedang menghadapi cobaan tentu bisa melihat sekitar kita bagaimanakah orang tersebut berbuat buruk kepada kita maupun yang berbuat baik kepada kita, kadang juga kedudukan kita diumpamakan bahwa kita berada digolongan paling bawah. Sehingga kita sering dihina, difitnah, diejek, ditindas, diintimidasi, dan di-di yang lainnya. Sehingga cobaan ini memiliki tujuan tertentu, selain positifnya kita bisa melatih mental batin dan mental hidup kita dalam menerima semua kenyataan yang ada, kita juga bisa mengetahui bagaimana masalah yang harus kita hadapi. Jika kita berhasil menepuh cobaan yang ada, maka hikmah terbaik kita bisa kita ambil sehingga Tuhan merasa senang jika kita merupakan orang yang baik untuk dunia dan akhirat. Tapi jika gagal, kita pun bisa mendapatkan hikmah bahwa kita perlu kembali ke jalan-Nya agar kita suatu saat nanti kita tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama. Dan bisa kembali untuk meraih keberhasilan dari cobaan yang kita hadapi ini. Jadi, kita perlu menjalankan sebuah cobaan darii Tuhan dengan ikhlas, menerima semua yang ada, dan tentunya selalu berdoa, meminta kepada Tuhan, dan memasrahkan semua hasilnya kepada Tuhan. Niscaya, apapun yang kita usahakan maka hikmahpun bisa kita raih.
Lalu bagaimana dengan kutukan? Tentu ini merupakan kesebalikan dengan cobaan. Jika cobaan adalah pemberian dari tuhan ketika Tuhan senang dengan perbuatan kita sehingga Tuhan menambahkan sesuatu yang baik bagi diri kita untuk melanjutkan kehidupan kita yang lebih rumit. Maka kutukan merupakan halangan bagi kita untuk meraih hikmah dan tujuan hidup kita yang sebenarnya. Kita berbuat yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan, dari yang sebenarnya kita tau namun kita sampai bablas, kita nekat berbuat hal itu untuk menyelematkan diri kita sendiri, bahkan kita sengaja maupun tidak sengaja melakukan hal itu yang padahal kita sendiri tidak tau apakah perbuatan yang kita lakukan ini baik atau tidak bagi Tuhan Yang Maha Esa. Maka Tuhan akan membalas dengan perbuatan yang setimpal pula, sehingga kita merasa aneh mengapa kita tiba-tiba seperti ini, mengapa kita tiba-tiba dijauhi oleh seseorang, bahkan mengapa orang tiba-tiba bersikap seperti itu kepada kita. Sebenarnya, yang aku sebutkan itu bisa dimasukkan ke dalam kategori cobaan. Kadang juga orang tak suka melihat keberhasilan kita sampai mereka iri terhadap kita, hingga juga ada orang yang benci karena kehadiran kita karena kepribadian dan sifat asli yang tidak bisa diterima oleh mereka langsung. Dari sini kita bisa interopeksi diri, yang kita hadapi apakah cobaan ataukah kutukan. DSMLMD BLOG
Kita sebenarnya bisa mengetahui dengan meng-flashback masa lalu yang kita perbuat. Apakah yang sudah kita lakukan dengan mereka? apa yang sudah kita berikan kepada mereka? bagaimanakah tanggapan mereka terhadap kita? Jika sebelumnya yang kita perbuat menghasilkan hasil yang positif maka dampaknya pun akan postiif pula sehingga suatu saat kita akan ditimpa masalah berupa cobaan yang harus kita lalui agar kita bisa meraih apa yang kita inginkan. Coba kamu analogikan sendiri, seperti halnya yang telah aku jelaskan sebelumnya, cobaan bagaikan ujian, jika berhasil maka kita melanjutkan ke tahap selanjutnya, jika kita gagal maka kita pelajari dimana kegagalan kita dan berusaha agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika apa yang kita lakukan sebelumnya buruk sehingga dimana mereka menilai kita buruk, maka alangkah baiknya kita segera bertobat sebelum kutukan menimpa kita yang berujung pada musibah terbesar dalam kehidupan kita. Dalam hal ini, kita juga bisa mengatisipasi segala apapun itu dengan berdoa kepada Tuhan, memohon petunjuk agar bisa keluar dari masalah yang kita hadapi, maupun juga yang tak lupa dari hal penting lainnya. Jangan lupa untuk bertobat, meminta maaf kepada seseorang yang telah kita berikan dan perbuat secara buruk, dan membuka hati kita dan mendekatkan hati kita kepada Tuhan. Walau kita sudah meminta maaf tetapi mereka tidak menerima permintaan maaf kita. Jangan khawatir, kita mungkin sudah merasa lega karena kita sudah berusaha untuk meminta maaf namun bagi orang yang sulit menerima permaafannya itu dia akan menerima masalah lagi bagi dirinya. Sebenarnya hal ini juga tergantung apa problem yang diterima. Kadang juga kita khilaf kadang hati kita batu. Itulah memang manusia. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda, sehingga jangan salah ketika ada orang yang menerima kita langsung, menerima apa adanya, bahkan tidak menerima kehadiran kita karena kepribadian yang kita miliki.
Segala masalah yang kita hadapi ini, merupakan bentuk pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa. Bisa berupa cobaan maupun kutukan. Untuk itu, seseringlah kita menilai masa lalu kita apa yang telah kita perbuat dan berikan kepada orang disekitar kita. Sehingga masa lalu itu bisa dijadikan bahan pelajaran kita agar kita bisa menjadi orang yang baik lagi. Banyaklah beristighfar, berdoa, bersabar, bertawakal, dan bertobat ketika kita menghadapi segala masalah. Entah masalah berupa cobaan maupun kutukan. Kita perlu mengintropeksikan diri letak-letak kekurangan kita dan kelebihan kita. Setiap masalah pasti ada hikmahnya dan hikmahnya adalah hasil dan dampak hidup kita selanjutnya seperti apa. Jangan terlalu optimis karena bisa fanatik dan jangan terlalu pesimis karena bisa ragu-ragu sehingga kedua hal itu bisa menimbulkan masalah juga bagi diri kita sendiri.
Orang-orang sekitar akan menerima jika dipandang baik oleh mereka, orang sekitar akan menganggap kita biasa saja jika kita memang tak ada tindakan sama sekali bagi mereka, dan orang-orang sekitar akan menolak keberadaan kita jika kita memberikan dan berbuat hal yang terburuk bagi mereka. Masalah memang ada, setiap masalah juga bergantung pada kepribadian yang dimiliki oleh kita sendiri kepada mereka. Jadi kita perlu mendekatkan diri kita kepada Tuhan untuk meminta perlindungan dari-Nya.
0 Komentar untuk "Eklanufacturing Hope: Dilema Masalah Antara Cobaan dan Kutukan"