Mengapa Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak Mungkin Untuk Merampungkan Kemiskinan



Mengapa Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak Mungkin untuk Menuntaskan Kemiskinan – Apakah pernah kalian berpikir mengapa negara tidak mencetak uang sebanyak mungkin untuk merampungkan kemiskinan?

Menurut Badan Pusat Statistik Penduduk Miskin (BPSPM) di Indonesia pada bulan Septermber Tahun 2020 yang mencapai 27,76 juta orang atau 10,70% dari jumlah total penduduk. Walaupun begitu jumlah total masyarakat miskin mengalami penurunan jika dibandingkan bulan Maret tahun 2020 yang mencapai 28,01 juta orang atau 10,86% dari jumlah total penduduk.

Mencetak uang banyak bukanlah solusi yang sempurna untuk menurunkan angka kemiskinan bahkan bisa berpotensi mengakibatkan dilema yang baru.

Ada 2 sistem yang dipakai untuk mencetak uang yaitu :
  1. Pseudo Gold ialah sistem pencetakan uang yang di dukung oleh ketersediaan cadangan emas atau perak.
  2. Uang Fiat ialah sistem pencetakan uang yang di dukung dengan apapun, pemerintah sanggup mencetak uang sebanyak mungkin.


Walau demikian ketersediaan barang dan jumlah uang haruslah sebanding, lantaran jika tidak hal ini akan mensugesti harga barang.

Misalnya beberapa bulan kemudian masyarakat gundah dengan harga kentang yang naik. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena ketika itu keadaan keadaan animo yang tidak mendukung petani kentang, sehingga ketersediaan kentang dipasaran semakin minim sehingga harga pun melambung tinggi.

Bila jumlah barang yang di pasarkan lebih banyak dari pada jumlah uang maka harga barang akan  menurun.


Begitupun sebaliknya, jika jumlah barang yang beredar lebih sedikit dari pada jumlah uang maka harga barang akan melambung. Oleh alasannya itu jumlah barang yang beredar harus seimbang dengan jumlah uang yang beredar semoga tetap harga stabil.


Pada Masa Pemerintahan Presiden Soeharto Indonesia Pernah Mencetak uang Banyak

Pada pemerintahan Presiden Soeharto Indonesia pernah mencetak uang banyak sehingga Indonesia pada ketika itu mengalami inflasi, ketika pemerintah belum bisa memaksimalkan pemungutan pajak pada masyarakat sehingga mengambil keputusan untuk mencetak uang banyak demi keperluan pemerintah.


Tidak hanya Indonesia yang pernah mengalami itu, ada beberapa negara yang lebih parah lagi yang terjadi dinegaranya, yakni negara Zimbabwe yang terjadi pada tahun 2008, ketika itu mata uang Zimbabwe tidak ada harganya. 


Hal ini terjadi lantaran Bank Central dinegara tersebut terus menerus mencetak uang dalam jumlah yang banyak sehingga jumlah uang yang beredar lebih banyak dari pada jumlah barang yang tersedia. Bahkan USD 1 saja sama dengan 35.000 triliun mata uang Zimbabwe, masyarakatnya pun untuk membeli telur harus memakai roda untuk membawa uang sebanyak 100 miliar yang hanya cukup untuk membeli 3 butir telur, bukan cuma  itu harga barang pun ikut naik dua kali lipat setiap 24 jam.


Pada intinya, mencetak uang dalam jumlah banyak bukanlah solusi terbaik untuk merampungkan kemiskinan, alasannya hal tersebut akan mengakibatkan nilai mata uang akan menjadi rendah dan tentunya harga barang-barang otomatis melonjak naik.


Sekian yang sanggup admin sampaikan, semoga menambah pengetahuan kita semua.

Related : Mengapa Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak Mungkin Untuk Merampungkan Kemiskinan

0 Komentar untuk "Mengapa Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak Mungkin Untuk Merampungkan Kemiskinan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)