Memaknai Puisi Gus Mus Talbiyah dalam Kesendirian dalam Masa Wabah Corona

Di masa wabah, dalam banyaknya arus informasi tentang Wabah Covid19, Kiai sekaligus sastrawan ahmad mustafa bisri (begini biasanya nama beliau ditulis di bukunya, tanpa huruf kapital), mengunggah Karya Puisi yang berjudul TALBIYAH DALAM KESENDIRIAN.

Berikut ini adalah PUISI GUS MUS tentang Wabah Corona yang sedang melanda Indonesia, dikutip langsung dari akun instagram beliau, s.kakung.

Tangkapan Layar Akun Instagram KH. Mustofa Bisri (Gusmus) @s.kakung


TALBIYAH DALAM KESENDIRIAN

Tuhan, 
Engkau sepikan tempat-tempat kesibukan kami
Engkau sunyikan tempat kami membanggakan jumlah
kelompok kami
Bahkan engkau senyapkan rumah-rumahMu yang selama ini kami ramaikan hanya untuk memuja diri-diri kami --
MengingatMu pun demi kepentingan kami sendiri.

Tuhan,
Bila ini bukan karena kemurkaanMu kami tidak peduli
Bila ini karena cinta dan rinduMu kepada kami
Bimbinglah kami
untuk segera datang, Tuhan, memenuhi PanggilanMu
Terimalah.
LabbaiKa Allahumma labbaiKa
labbaiKa la syariika laKa labbaiKa
Innal hamd wanni'mata laKa walmulk la syariika laKa.

(23.07.1441/ 18.03.2020)

Apa arti puisi TALBIYAH DALAM KESENDIRIAN karya Gus Mus di atas?

Tentu saja, makna konkretnya hanya beliau yang memahami. Tapi sebagai pembaca kita dapat meraba-raba makna yang mungkin ingin disampaikan.

Puisi di atas, ditulis oleh Gus Mus di musim wabah yang sedang melanda Indonesia, juga seluruh dunia. Wabah virus covid19 yang berasal dari sebuah provinsi di Tiongkok.

Di tengah arus informasi tentang wabah covid19 --baik di Indonesia maupun di negara-negara lain di dunia-- yang  banjir, sehingga sulit dipilah mana info yang tepat mana yang opini, opini siapa yang tepat dan opini siapa yang justru membahayakan. Juga persinggungan antara penanganan wabah yang dibenturkan dengan keimanan. Puisi 'Talbiyah dalam Kesendirian' karya Kiai ahmad mustafa bisri ini cukup menenangkan.

Baca Juga: PUISI KEDUA GUS MUS DI MASA WABAH COVID 19: SABDA BUMI

Ketauhidan, dalam puisi ini sangat tampak, dalam menyikapi wabah virus corona di dunia.

Gus Mus menggunakan diksi 'Engkau' yang merujuk pada Tuhan dalam baris,

Engkau sepikan tempat-tempat kesibukan kami
Engkau sunyikan tempat kami membanggakan jumlah
kelompok kami
Bahkan engkau senyapkan rumah-rumahMu yang selama ini kami ramaikan hanya untuk memuja diri-diri kami --

Hal di atas menunjukkan bahwa, selama ini yang membuat tempat sepi, yang membuat sekolah diliburkan, bukan semata-mata karena virus corona, melaikan karena memang kehendak Tuhan.

Sepinya tempat kerja dan sekolah, sepinya tempat-tempat kumpul (alun-alun CFD alias BDKB: bebas dari kendaraan bermoto, gedung rapat, konferensi, stadion olahraga, dan sebagainya. Bahkan rumah-rumahMu yaitu tempat-tempat ibadah.

Bukan hanya rumahMu tapi jamak, rumah-rumahMu. Penggunakan kata jamak pada puisi ini menunjukkan bahwa yang sepi bukan hanya vatikan, bukan hanya kakbah, bukan hanya tembok ratapan, tapi semuanya. Semua tempat ibadah semua agama, disepikan, disunyikan, disenyapkan.

Gus Mus, melalui puisi Talbiyah dalam Kesendirian  karya beliau ini, sedang berhusnuzan kepada Tuhan. Bahwa wabah ini merupakan ada karena rindu Tuhan pada makhluknya. Tuhan sedang memanggil manusia, untuk kembali mengingatknya.

Wabah ini adalah panggilan Tuhan kepada makhluknya, untuk segera kembali padanya. Dan menjawab dalam undangan itu dengan seruan talbiyah:

labbaikallahumma labbaika
labbaika laa sayarika laka labbaika
innalhamda wanni'mata laka walmuka
laa syarikalaka

Adapun arti kalimat talbiyah adalah:

“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Sumber: nu.or.id


Maka puisi ini menunjukkan bahwa puisi setuju tempat ibadah ditutup untuk umum, termasuk masjid. Karena menurut beliau, ini kehendak Tuhan. Tidak lantas mentang-mentang atas nama tauhid dan iman menentang saran ahli kesehatan.

Toh, umat beragama, umat islam khususnya masih dapat beribadah dari dan di rumah. Lebih-lebih, Tuhan mungkin sedang rindu dengan makhluknya. Yang beribadah dari hati, bersekutu mesra hanya antara hamba dan Tuhannya, tapi harus meributkan jumlah dan gelaran massa.

Wallahua'lambissawab....

Related : Memaknai Puisi Gus Mus Talbiyah dalam Kesendirian dalam Masa Wabah Corona

0 Komentar untuk "Memaknai Puisi Gus Mus Talbiyah dalam Kesendirian dalam Masa Wabah Corona"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close