Pada postingan kali ini akan dijelaskan cara memahami sebuah kisah inspiratif. Tentunya hal yang paling utama untuk dilakukan agar dapat memahami inspirasi dari sebuah cerita inspiratif adalah dengan cara membaca. Setelah memabaca kisah inspiratif tersebut baru mencerna dan memahami alur ceritanya. Baru kemudian memahami untuk dapat merasakan apa yang ada dalam sebuah kisah atau cerita.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah Membaca.
Maka baca kisah inspiratif berikut ini!
Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, ”Beri kami sedekah, Bu!”
Istri Budiman membuka dompetnya, lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan,
ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin
berkata, ”Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!”
Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, ”Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!” Ironisnya
meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli camilan. Pada kesempatan yang sama, Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.
Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol informasi saldo. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil
dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening. Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki
dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, tetapi kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu kemudian ia lipat kecil untuk diberikan kepada wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.
Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: ”Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang saleh dan salehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!”
Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, ”Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!”
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.
Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. ”Ada apa, Pak?” Istrinya bertanya.
Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan, ”Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”
Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun, Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya.
”Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu,
anak-anak, dan keluarga kita. Panjang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt. sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal, aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.
Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterima kasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga
Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu, tetapi sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”
Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu
Sumber: disalin dari Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX halaman 149-151
Untuk dapat memahami makna cerita atau kisah inspiratif di atas, adalah dengan cara menjawab beberapa pertanyaan berikut.
Pertanyaan Identifikasi
1. Kesan apa yang kamu dapatkan setelah membaca tulisan tersebut?
2. Rasa empati (merasakan apa yang dirasakan orang lain) apa yang ada?
3. Pelajaran apa yang kamu dapatkan dari cerita tersebut?
4. Apa yang akan kamu jadikan pedoman hidup berdasarkan pelajaran yang diambil dari cerita itu?
Sebelum menjawab pertanyaan identifikasi di atas, perlu kita rangkum isi cerita yang panjang di atas agar lebih mudah dipahami.
Inti Cerita:
Ada keluarga yang berkecukupan, berbelanja banyak barang. Bertemu dengan ibu pengemis yang menggendong dua anak. Si istri cukup dermawan karena mau memberi uang kepada pengemis. Tapi karena dirasa masih kurang untuk makan, pengemis minta lagi. Tapi tidak diberi.
Setelah si Suami mengambil uang di ATM yang ternyata gajinya sudah masuk. Bertemu lagi dengan pengemis yang sama. Diberi uang agak banyak. Pengemis mendoakan panjang lebar karena bersyukur anaknya dapat makan.
Melihat hal itu si Suami tersadar bahwa selama ini dia kurang bersyukur atas rejeki yang diterimanya.
Nah, dari inti cerita di atas dapat kita jawab pertanyaan-pertanyaan identifikasi tentang kisah inspiratif di atas.
1. Kesan apa yang kamu dapatkan setelah membaca tulisan tersebut?
Kesan yang didapat dari cerita dalam tulisan di atas adalah, orang yang sangat membutuhkan pasti akan sangat bersyukur jika mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan tersebut.
2. Rasa empati (merasakan apa yang dirasakan orang lain) apa yang ada?
Empati yang muncul dalam diri saya ada dua. Rasa empati kepada pengemis. Betapa bersyukurnya jika mendapatkan sesuatu yang sangat ibutuhkan.
Rasa empati kepada keluarga kaya. Karena selama ini sepertinya kurang bersyukur atas apa yang telah dimiliki.
3. Pelajaran apa yang kamu dapatkan dari cerita tersebut?
Pelajaran yang dapat diambil dari cerita di atas adalah:
1. Berbagilah kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
2. bersyukurlah terhadap apa yang telah diterima dan dimiliki, karena bisa jadi ada orang lain yang masih belum seberuntung kita.
4. Apa yang akan kamu jadikan pedoman hidup berdasarkan pelajaran yang diambil dari cerita itu?
Pedoman hidup yang bisa diambil dari cerita di atas adalah, berbagilah kepada orang lain, dan syukurilah apa yang telah dimiliki.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah Membaca.
Maka baca kisah inspiratif berikut ini!
Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, ”Beri kami sedekah, Bu!”
Istri Budiman membuka dompetnya, lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan,
ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin
berkata, ”Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!”
Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, ”Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!” Ironisnya
meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli camilan. Pada kesempatan yang sama, Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.
Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol informasi saldo. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil
dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening. Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki
dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, tetapi kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu kemudian ia lipat kecil untuk diberikan kepada wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.
Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: ”Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang saleh dan salehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!”
Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, ”Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!”
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.
Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. ”Ada apa, Pak?” Istrinya bertanya.
Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan, ”Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”
Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun, Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya.
”Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu,
anak-anak, dan keluarga kita. Panjang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt. sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal, aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.
Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterima kasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga
Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu, tetapi sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”
Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu
Sumber: disalin dari Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX halaman 149-151
Untuk dapat memahami makna cerita atau kisah inspiratif di atas, adalah dengan cara menjawab beberapa pertanyaan berikut.
Pertanyaan Identifikasi
1. Kesan apa yang kamu dapatkan setelah membaca tulisan tersebut?
2. Rasa empati (merasakan apa yang dirasakan orang lain) apa yang ada?
3. Pelajaran apa yang kamu dapatkan dari cerita tersebut?
4. Apa yang akan kamu jadikan pedoman hidup berdasarkan pelajaran yang diambil dari cerita itu?
Sebelum menjawab pertanyaan identifikasi di atas, perlu kita rangkum isi cerita yang panjang di atas agar lebih mudah dipahami.
Inti Cerita:
Ada keluarga yang berkecukupan, berbelanja banyak barang. Bertemu dengan ibu pengemis yang menggendong dua anak. Si istri cukup dermawan karena mau memberi uang kepada pengemis. Tapi karena dirasa masih kurang untuk makan, pengemis minta lagi. Tapi tidak diberi.
Setelah si Suami mengambil uang di ATM yang ternyata gajinya sudah masuk. Bertemu lagi dengan pengemis yang sama. Diberi uang agak banyak. Pengemis mendoakan panjang lebar karena bersyukur anaknya dapat makan.
Melihat hal itu si Suami tersadar bahwa selama ini dia kurang bersyukur atas rejeki yang diterimanya.
Nah, dari inti cerita di atas dapat kita jawab pertanyaan-pertanyaan identifikasi tentang kisah inspiratif di atas.
1. Kesan apa yang kamu dapatkan setelah membaca tulisan tersebut?
Kesan yang didapat dari cerita dalam tulisan di atas adalah, orang yang sangat membutuhkan pasti akan sangat bersyukur jika mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan tersebut.
2. Rasa empati (merasakan apa yang dirasakan orang lain) apa yang ada?
Empati yang muncul dalam diri saya ada dua. Rasa empati kepada pengemis. Betapa bersyukurnya jika mendapatkan sesuatu yang sangat ibutuhkan.
Rasa empati kepada keluarga kaya. Karena selama ini sepertinya kurang bersyukur atas apa yang telah dimiliki.
3. Pelajaran apa yang kamu dapatkan dari cerita tersebut?
Pelajaran yang dapat diambil dari cerita di atas adalah:
1. Berbagilah kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
2. bersyukurlah terhadap apa yang telah diterima dan dimiliki, karena bisa jadi ada orang lain yang masih belum seberuntung kita.
4. Apa yang akan kamu jadikan pedoman hidup berdasarkan pelajaran yang diambil dari cerita itu?
Pedoman hidup yang bisa diambil dari cerita di atas adalah, berbagilah kepada orang lain, dan syukurilah apa yang telah dimiliki.
0 Komentar untuk "Memahami Kisah (Cerita) Inspirasi Pengemis dengan Dua Anak yang Bersyukur"