Seperti Apa Prestasi Berguru Matematika Siswa Indonesia?

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com – Prestasi mencar ilmu matematika siswa SD dan Sekolah Menengah Pertama di Indonesia sampai ketika ini masih rendah. Karena itu, prestasi mencar ilmu matematika sebagai salah satu kiprah meraih sukses di masa depan masih menjadi dilema.

Salah satu bukti rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia terlihat dari hasil Unas beberapa tahun terakhir, di tahun 2010 sebanyak 35.567 atau 6,66% siswa Sekolah Menengah Pertama dan MTs di Jawa Timur dan 1.600 atau 20% siswa di Balikpapan tidak lulus dalam ujian nasional.

Penyebabnya, nilai Bahasa Indonesia dan Matematika sangat rendah yakni kurang dari empat. Kondisi tersebut diperkuat hasil survei the National Center for Education Statistic (NCES) tahun 2003 yang menyebutkan prestasi pelajar Indonesia berada di peringkat ke-39 dari 41 negara di bawah Thailand dan Uruguay.

Menurut Drs Sudjiono BA SPd MSi dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang, salah satu faktor internal non kognitif yang besar lengan berkuasa besar terhadap prestasi mencar ilmu matematika yaitu efikasi diri.

Baginya peningkatan efikasi diri matematika dalam proses pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama sangat penting.  Disamping sebagai elemen kunci sukses untuk mencar ilmu matematika, efikasi diri merupakan variabel terpenting dalam self-regulated learning dan mempengaruhi fungsi kognisi, afeksi, dan konasi siswa.

Sedangkan penyebab ekternal, guru di Asia selama ini dinilai kurang efektif dalam menentukan taktik pembelajaran matematika. Guru belum menekankan pada pengembangan daya kebijaksanaan (reasoning), logika, dan proses berpikir kreatif. Bahkan hampir 80% pembelajaran matematika dan sain di Indonesia berlangsung dengan metode ceramah.

”Jika demikian berarti sekolah hanya melatih otak kiri, dan cenderung mengabaikan kinerja otak kanan yang berfungsi sebagai sentra kreativitas yang disinyalir mempunyai sifat memori jangka panjang yang handal,” ungkapnya di Fakultas Psikologi UGM ketika menempuh ujian terbuka aktivitas doktor.

Karena itu, menurutnya, mind mapping dapat sebagai taktik pembelajaran yang berwawasan konstruktif dan menjadi salah satu alternatif menjawab tantangan dan impian matematika di masa depan. Karena cara kerja mind mapping memakai tiga prinsip brain management, yakni pelibatan dua penggalan otak, cara mencar ilmu efektif dan efisien serta memfasilitasi kinerja otak secara alami.

Struktur mind mapping sama dengan struktur bahan pembelajaran matematika. Dengan mind mapping, penggalan otak kiri cenderung respek pada penyelesaian soal-soal matematika analitis, induktif, logika, aritmetik, sedang penggalan kanan lebih respek pada tugas-tugas sintetis, sudut dan spasial menyerupai geometri.

”Dengan demikian mind mapping cocok untuk pembelajaran matematika. Bertolak dari kelebihan tersebut, pentingnya efikasi diri matematika dan peningkatan prestasi mencar ilmu matematika, maka pertanyaannya apakah mind mapping besar lengan berkuasa terhadap peningkatan efikasi diri?” paparnya di hadapan tim penguji.

Hasil penelitian terhadap 107 siswa kelas VII SMPN 1 Bendo yang terbagi dalam dua kelompok yakni 51 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 56 siswa sebagai kelompok kontrol. Dengan memakai metode eksperimen model rancangan kontrol grup pre-test & pos-test switching replication design, serta data analisis memakai teknik anova on gain scores, ancova, dan regresi sederhana, maka hasil uji anova gaint score menawarkan mind mapping besar lengan berkuasa signifikan terhadap efikasi diri matematika.

”Hasil uji ancova pun menunjukkan mind mapping besar lengan berkuasa signifikan terhadap peningkatan prestasi matematika kategori sedang, sedangkan uji regresi menawarkan efikasi diri matematika besar lengan berkuasa signifikan terhadap prestasi matematika, dengan tingkat produktivitas sebesar 37,3%,” tambahnya. (Bambang Unjianto/CN19/SMNetwork)

source: http://berita.suaramerdeka.com/prestasi-belajar-matematika-siswa-indonesia-sangat-rendah/

#smp negeri 1 situbondo #smpn 1 situbondo #spensasi