Pengertian Manfaat Dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Pengertian, Manfaat dan Fungsi

Administrasi Perpustakaan - Pengertian, Manfaat dan Fungsi ini kami bagikan kepada Rekan Guru atau Pengelola Perpustakaan supaya mengerti lebih lagi. Adapun Pembahasannya meliputi : Pengertian , Tujuan dan Manfaat , Fungsi , Tugas/Kegiatan , Pelayanan Perpustakaan, Kualitas Layanan , Karakteristik Kualitas Layanan Perpustakaan.

Adapun uraian dari point-point diatas akan kami bahasa sebagai berikut :

Pengertian

1) Pengertian
Perpustakaan merupakan salah satu sumber berguru penting dalam proses pembelajaran. Menurut UU Perpustakaan No.43 2007 “Perpustakaan ialah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para siswa sebagai penggunaan perpustakaan.”

Dalam UU Perpustakaan No.43 tahun 2007 pasal 20 Perpustakaan terdiri atas.
a) Perpustakaan Nasional;
b) Perpustakaan Umum;
c) /Madrasah;
d) Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan
e) Perpustakaan Khusus.
“Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah, bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan bertugas untuk melayani sivitas akademika sekolah tersebut”. (Surochman, 2007:2)

2) Tujuan dan Manfaat

Bafadal (2009 : 5) menyebutkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan sanggup membantu siswa dan guru menuntaskan tugas-tugas dalam proses berguru mengajar. Yusuf & Suhendar (2007 : 3) menyebutkan tujuan didirikannya perpustakaan tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu menunjukkan bekal kemampuan dasar kepada siswa, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.

Manfaat perpustakaan sekolah berdasarkan Bafadal (2009 : 5) ialah sebagai berikut.
1) Perpustakaan sekolah sanggup menyebabkan kecintaan siswa terhadap membaca.
2) Perpustakaan sekolah sanggup memperkaya pengalaman berguru siswa.
3) Perpustakaan sekolah sanggup menanamkan kebiasaan berguru berdikari yang jadinya siswa sanggup berguru dengan mandiri.
4) Perpustakaan sekolah sanggup mempercepat proses penguasaan teknik membaca.
5) Perpustakaan sekolah sanggup membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
6) Perpustakaan sekolah sanggup melatih siswa untuk bertanggung jawab.
7) Perpustakaan sekolah sanggup memperlancar siswa dalam menuntaskan tugas-tugas sekolah.
8) Perpustakaan sekolah sanggup membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
9) Perpustakaan sekolah sanggup membentuk siswa, guru-guru dan staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) Fungsi

Bafadal (2009 : 6) menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar, lantaran acara yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa ialah belajar, baik berguru masalah-masalah yang bekerjasama eksklusif dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain yang tidak bekerjasama eksklusif dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas. Apabila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan sekolah, maka ada yang tujuannya untuk belajar, untuk berlatih menelusuri buku-buku perpustakaan sekolah, untuk memperoleh informasi, bahkan ada yang tujuannya hanya untuk mengisi waktu senggang atau sifatnya rekreatif.

Beberapa fungsi perpustakaan sekolah berdasarkan Bafadal (2009 : 6) ialah sebagai berikut.
  • a. Fungsi Edukatif
Segala akomodasi dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk berguru dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa mempunyai kemampuan untuk membuatkan dirinya lebih lanjut.
  • b. Fungsi Informatif
Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat menunjukkan isu mengenai hal-hal yang bekerjasama dengan kepentingan para siswa dan guru.
  • c. Fungsi Rekreasi
Fungsi ini bukan merupakan fungsi utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai perhiasan saja guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.
  • d. Fungsi Riset dan Penelitian
Koleksi perpustakaan sekolah sanggup dijadikan materi untuk membantu dilakukannya acara penelitian sederhana.

4) Tugas/Kegiatan

Yusuf dan Suhendar (2007 : 7) menyebutkan bahwa terdapat tiga acara utama dari perpustakaan sekolah, yaitu acara penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan segala macam isu pendidikan kepada para siswa, dan guru. Secara lengkap ketiga acara utama perpustakaan sekolah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

  • 1) Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan membina secara terus menerus materi koleksi atau sumber isu (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, menyerupai buku, majalah, surat kabar dan jenis koleksi lainnya.
  • 2) Mengolah sumber isu yang telah disebutkan di nomor 1 dengan memakai sistem dan cara tertentu, semenjak dari bahan-bahan tersebut tiba ke perpustakaan sekolah hingga kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini antara lain meliputi pekerjaan penginventarisasian, pengklasifikasian atau penggolongan koleksi, pengkatalogan, pelabelan, pembuatan alat pinjam dan lain-lain.
  • 3) Menyebarluaskan isu atau bahan-bahan pustaka kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu sama lain. Termasuk ke dalam acara ini ialah pelayanan rujukan dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca dan sebagainya termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari isu yang berkaitan dengan bidang minatnya.

5) Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan organisasi perpustakaan disebabkan kepingan inilah yang bekerjasama eksklusif dengan pengguna dalam penyebaran isu serta pemanfaatan jasa dan akomodasi yang ada di perpustakaan. Pelayanan merupakan hal terpenting dalam suatu perpustakaan. Dapat didefenisikan demikian lantaran setiap pinjaman jasa kepada pengguna semua harus melalui layanan sehingga kebutuhan informasinya sanggup terpenuhi. Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 pasal 14 wacana layanan perpustakaan menyebutkan.

  • 1) Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka. 
  • 2) Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan. 
  • 3) Setiap perpustakaan membuatkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi isu dan komunikasi.
  • 4) Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. 
  • 5) Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka. 
  • 6) Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kolaborasi antar perpustakaan.
  • 7) Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika. 
Menurut Bafadal (2011:124-149) terdapat dua macam pelayanan perpustakaan yang berkaitan dengan pelayanan pembaca, yakni pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi. Pelayanan sirkulasi meliputi peminjaman buku, pengembalian buku, dan statistic pengunjung atau peminjam. Sedangkan pelayanan rujukan meliputi pelayanan isu dan pelayanan pinjaman bimbingan belajar.

Layanan perpustakaan pada pada dasarnya ditujukan untuk kepuasan penguna atau pemustaka. Kepentingan pengguna dalam memanfaatkan isu yang tersedia di perpustakaan ada kalanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut seharusnya sanggup memotivasi pustakawan menambah pengetahuannya dalam bidangnya supaya sanggup memberi pelayanan maksimal bagi para pengguna.

Berkaitan dengan layanan perpustakaan, pustakawan dituntut bersikap ramah, sopan, tekun dan tidak cepat bosan, setiap memberi tanggapan dari semua pertanyaan pengguna perpustakaan kalau perlu menunjukkan jalan keluar membimbing dan mengarahkan setiap pengguna. Beranjak dari hal tersebut maka pustakawan harus mempunyai kompetensi sehingga sanggup menyebabkan pelayanan yang berkualitas sehingga pengguna sanggup memperoleh isu yang dibutuhkannya secara optimal dan memanfaatkan banyak sekali perkakas penelusuran yang tersedia.

6) Kualitas Layanan

Kualitas berdasarkan ISO 9000 (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006: 175). ialah : ”Degree to which a set of inherent characteristics fulfils requirement” (derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan). Persyaratan dalam hal tersebut ialah kebutuhan atau keinginan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau wajib. Dengan demikian kualitas menyerupai yang diinterpretasikan oleh ISO 9000 tersebut merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang memilih sejauh mana output sanggup memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan.

Lupiyoadi dan Hamdani (2006: 175) menyatakan, bahwa pada dasarnya konsep kualitas bersifat relatif, yang bergantung pada perspektif yang dipakai untuk memilih ciri-ciri dan spesifikasi. Terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain (1) persepsi konsumen; (2) produk (jasa); (3) proses. Perpustakaan ialah merupakan organisasi yang memproduksi jasa, di sini dibutuhkan konsistensi untuk ketiga orientasi tersebut supaya sanggup menunjukkan pelayanan yang berkualitas.

Di dalam dunia bisnis, konsep kepuasan pelanggan masih bersifat abstrak. Kepuasan pelanggan ialah merupakan penilaian purnabeli yang merupakan pemilihan alternatif yang dipilih paling tidak menunjukkan hasil (outcome) yang sama atau melebihi harapan. Namun akan terjadi hal yang sebaliknya, yaitu ketidakpuasan akan terjadi apabila hasil yang didapatkan tidak sanggup memenuhi keinginan dari pelanggan (Tjitptono, 2008: 38).

Untuk mengetahui kualitas pelayanan (service quality) sanggup dilakukan dengan cara membandingkan persepsi dari para siswa sebagai penggunaan perpustakaan atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima dengan pelayanan yang sebetulnya mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perpustakaan.

Penilaian siswa sebagai penggunaan perpustakaan terhadap kualitas jasa perpustakaan akan terjadi selama proses penyampaian pelayanan. Setiap kontak yang terjadi antara pihak perpustakaan dengan pengguna merupakan gambaran mengenai suatu moment of truth, yaitu suatu peluang untuk memuaskan atau tidak memuaskan siswa sebagai penggunaan perpustakaan (Jafar, 2005: 48).

Pelayanan didefinisikan sebagai setiap tindakan atau acara yang sanggup ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, hal tersebut pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun. Produksinya sanggup dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan sikap produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen (Kotler, 2002: 83). Dengan demikian, kalau dalam kenyataannya atau pelayanan yang diberikan melebihi dari yang diharapkan oleh para siswa sebagai penggunaan perpustakaan, mereka akan merasa sangat puas. Namun kalau pelayanan yang diberikan perpustakaan sama dengan yang diharapkan mereka akan puas. Sebaliknya kalau layanan yang diberikan tidak sesuai atau bahkan dibawah harapannya, maka mereka akan merasa tidak puas atau bahkan sangat tidak puas.

Dewasa ini masyarakat semakin membutuhkan pelayanan yang efisien responsif, dan berkualitas. Kotler dalam Jafar (2005: 48) menyatakan bahwa kualitas akan dimulai dari peserta layanan dan akan berakhir pada persepsi peserta layanan, dalam hal ini ialah siswa sebagai pengguna perpustakaan. Dengan demikian, gambaran kualitas pelayanan perpustakaan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang dari pihak perpustakaan, melainkan berdasarkan sudut pandang siswa sebagai pengguna perpustakaan.

Hal tersebut berarti bahwa seharusnya perpustakaan bisa merespon dengan menyediakan layanan yang terbaik untuk siswa sebagai pengguna perpustakaan, sehingga pustakawan ditutuntut untuk sanggup melayani dengan sebaik-baiknya untuk mendapat hasil yang optimal. Dewasa ini terjadi perubahan ekspresi dominan dalam hal sikap siswa sebagai pengguna perpustakaan, sehingga dibutuhkan perubahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan yang berorientasi kepada siswa sebagai penggun perpustakaan (user oriented).

Untuk membuat kepuasan siswa sebagai pengguna perpustakaan, perpustakaan harus sanggup memenuhi keinginan dari siswa sebagai pengguna perpustakaan tersebut. Seperti dinyatakan oleh Tjiptono (2008: 98), bahwa keinginan pelanggan merupakan asumsi atau keyakinan pelanggan wacana apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengonsumsi suatu produk. Sedangkan kinerja yang dirasakan ialah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima sehabis mengonsumsi apa yang ia beli.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keinginan pelanggan, menyerupai pengalaman berbelanja di masa lalu, opini teman dan kerabat, serta isu dan janji-janji perusahaan dan para pesaing (Tjiptono, 2008: 98). Dengan melihat pernyataan tersebut perpustakaan harus sanggup menunjukkan pengalaman yang menyenangkan terhadap siswa sebagai penggunaan perpustakaan, sehingga perpustakaan akan mendapat opini yang baik. Kelengkapan isu di perpustakaan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, lantaran perpustakaan juga mendapat pesaing dalam dunia penyediaan isu lainnya dan internet.

Dengan demikian untuk sanggup menunjukkan kepuasan kepada siswa sebagai penggunaan perpustakaan, maka perpustakaan perlu terus mengikuti dan mengembangan teknologi komunikasi dan informasi, guna menunjukkan pelayanan kepada siswa sebagai penggunaan perpustakaan kapan saja dan di mana saja. Jika perpustakaan sanggup melaksanakan hal tersebut maka kepuasan siswa sebagai pengguna perpustakaan akan terpenuhi, yang kemudian akan berdampak pada kualitas pelayanan perpustakaan.

7) Karakteristik Kualitas Layanan Perpustakaan

Setiap pengguna berlainan dalam memahami, mencicipi dan menilai wacana kualitas layanan pada perpustakaan. Menurut Saputro (2009: 18) terdapat beberapa hal yang sama berkaitan kualitas layanan perpustakaan yang diharapkan pengguna. Beberapa persamaan itu diantaranya.
  • a) Pemustaka mengharapkan kenyamanan dalam memakai seluruh layanan perpustakaan.
  • b) Pemustaka mengharapkan koleksi yang tersedia memenuhi kebutuhannya.
  • c) Pemustaka mengharapkan sikap yang ramah, dekat dan responsif dari petugas.
  • d) Pemustaka mengharapkan perpustakaan mempunyai kanal internet yang cepat.
Berkaitan dengan kualitas tidak sanggup dipisahkan dengan Total Quality Management (TQM). TQM lebih sempurna disebut sebagai suatu perpaduan semua fungsi dari organisasi ke dalam falsafah yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktifitas, pengertian dan kepuasan pelanggan.

Terdapat empat prinsip utama dalam TQM yaitu.
  • a) Kepuasan pemakai
Pemakai perpustakaan (pemustaka) yang memilih tingkat kualitas yang diharapkan, spesifikasi, jenis layanan dan sebagainya. Pemustaka dalam arti yang luas bukan saja pengunjung/pelanggan perpustakaan, tetapi semua pihak yang terkait, contohnya tubuh yang menaungi perpustakaan, kawan kerja, sponsor bahkan dengan penerbit/pedagang buku.
  • b) Respek terhadap setiap orang
Sumber daya insan merupakan faktor utama dalam organisasi. Setiap orang dipandang sebagai individu yang mempunyai bakat, kemampuan, kreativitas dan kepribadian yang unik, Karena karakteristik tersebut maka pelibatan dan partisipasi setiap orang dalam organisasi sangat penting.
  • c) Manajemen berdasarkan fakta
Manajemen kontemporer bekerja tidak berdasarkan perasaan (feeling) dan kebiasaan yang terjadi, tetapi harus mempunyai data yang komprehensif. Data diperoleh dari fakta yang terjadi di lapangan. Dengan data tersebut selanjutnya diolah sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan dan evaluasi.
  • d) Perbaikan berkesinambungan
Agar sukses dan bisa bertahan, sebuah organisasi harus selalu melaksanakan perbaikan. Perbaikan dilakukan terus menerus lantaran kualitas bersifat dinamis. Perilaku dan preferensi pemakai juga mengalami perubahan. Prinsip hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin menjadi sikap seluruh level di organisasi. (Saputro, 2009:18-19).

Dalam pemenuhan keinginan dan keinginan pengguna, maka pemberi jasa layanan harus memenuhi banyak sekali indikator kualitas layanan perpustakaan sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pengguna dengan pihak perpustakaan.

Cara pandang pelanggan dalam menilai indikator kualitas layanan perpustakaan berdasarkan Zeithaml dan Bitner (Saputro, 2009:20-21) sanggup diuraikan sebagai berikut.
  • a) Keandalan (Reliability) Kemampuan pustakawan untuk menunjukkan layanan sesuai yang dijanjikan dengan akurat, cepat dan memuaskan. Perpustakaan mempunyai standar operasional dalam setiap jenis layanan, contohnya pengolahan buku dari semenjak buku tiba hingga siap dipinjam oleh pemustaka memerlukan waktu berapa hari dan lain-lain. Standar tersebut dikomunikasikan kepada pemakai.
  • b) Daya Tanggap (Responsiveness) Salah satu ciri seorang profesional ialah mempunyai daya tanggap yang cepat atau responsif. Pemustaka akan sangat terkenang dengan respon cepat dari pustakawan atas kebutuhan yang dihadapinya.
  • c) Jaminan (Assurance) Yang termasuk jaminan antara lain kemampuan, kesopanan, sifat yang sanggup mengemban amanah oleh pustakawan, sehingga pemustaka akan merasa nyaman dalam memanfaatkan layanan perpustakaan.
  • d) Empati (Emphaty) Yaitu suatu sikap, respon dan tindakan di mana pustakawan sanggup mencicipi apa yang sedang dirasakan oleh pemustaka. Pemustaka tiba ke perpustakaan tentunya bermaksud mencari buku yang dibutuhkan, maka semaksimalnya apa yang dibutuhkan pemakai sanggup terpenuhi. Ada kalanya pemakai tiba untuk sekedar mencari kenyamanan dan ketenangan, maka pustakawan mencoba mengkondisikan apa yang dirasakan oleh pemustaka.
  • e) Bukti Fisik (Tangible) Pelayanan yang terbaik pertama-tama sanggup dilihat dari penampilan fisik yang impressive (baik akomodasi pelayanan maupun orang-orang yang melayani). 
Pelayanan perpustakaan diharapkan bisa memuaskan kebutuhan pengguna secara proporsional sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan bagi semua pihak, yaitu pustakawan, pengguna maupun institusi perpustakaan.
Indikator lain kualitas layanan perpustakaan sanggup dilihat dari kemampuan memenuhi standar layanan minimal dan layanan prima.
  • a. Standar Pelayanan Minimal.
Menurut Undang-Undang 32 tahun 2004 klarifikasi pasal 167 (3), menyatakan bahwa SPM ialah standar pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan. Sedangkan berdasarkan Lampiran Surat Edaran Dirjen OTDA Nomor 100/757/OTDA tanggal 8 Juli 2002 menyatakan Standar Pelayanan Minimal ialah tolok ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib tempat yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat.
Berdasarkan pengertian tersebut, secara umum sanggup disimpulkan bahwa SPM merupakan standar minimal pelayanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah kepada masyarakat. Dalam kaitan layanan perpustakaan sekolah, standar pelayanan minimal ialah ketentuan minimal pelayanan perpustakaan yang harus diberikan pihak sekolah kepada siswa atau peserta didik Adanya SPM akan menjamin minimal pelayanan yang berhak diperoleh siswa dalam penggunaan sarana perpustakaan sekolah.
  • b. Layanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”excellent service” yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik lantaran sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan. Hakekat pelayanan publik ialah pinjaman pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

Nurhasyim (2004:16) menyatakan bahwa pelayanan prima adalah.
a. Pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada pelanggan atau pengguna jasa.
b. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan.
c. Pelayanan prima bila melebihi standar atau sama dengan standar. Sedangkan yang belum ada standar pelayanan yang terbaik sanggup diberikan pelayanan yang mendekati apa yang dianggap pelayanan standar dan pelayanan yang dilakukan secara maksimal.
d. Pelanggan ialah masyarakat dalam arti luas; masyarakat eksternal dan internal.

Pelayanan prima akan sanggup diwujudkan apabila pemberi layanan (pelayan) mempunyai kualitas kompetensi yang profesional. Dalam kaitan dengan layanan perpustakaan sekolah, layanan prima sanggup diartikan sebagai pengelolaan perpustakaan yang dilakukan secara professional.

Sekian dan kami ucapkan kepada blog ainamulyana sebagai sumbernya

Related : Pengertian Manfaat Dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

0 Komentar untuk "Pengertian Manfaat Dan Fungsi Perpustakaan Sekolah"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)