Langkah-Langkah Training Kemampuan Guru Oleh Pengawas Sekolah

Langkah-langkah Pembinaan Kemampuan Guru Oleh Pengawas Sekolah


Ada lima langkah pelatihan kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu: (1) membuat hubungan-hubungan yang harmonis, (2) analisis kebutuhan, (3) membuatkan seni administrasi dan media, (4) menilai, dan (5) revisi

1. Menciptakan Hubungan yang Harmonis.
Langkah pertama dalam pelatihan keterampilan pembelajaran guru yakni membuat kekerabatan yang serasi antara kepala sekolah dan guru, serta semua pihak yang terkait dengan kegiatan pelatihan keterampilan pembelajaran guru. Dalam upaya melakukan supervisi akademik memang diharapkan kejelasan gosip antar personil yang terkait. Tanpa kejelasan informasi, guru akan kebingungan, tidak tahu yang diharapkan kepala sekolah, dan meyakini bahwa tujuan pokok dalam pengukuran kemampuan guru, sebagai langkah awal setiap pelatihan keterampilan pembelajaran melalui supervisi akademik, yakni hanya untuk mengidentifikasi guru yang baik dan yang kurang terampil dalam mengajar. Padahal seandainya ada kejelasan informasi, tentu tidak akan terjadi guru yang demikian.

Komunikasi antara kepala sekolah dan guru dikatakan efektif apabila guru benar-benar mendapatkan supervisi akademik sebagai upaya pelatihan kemampuannya. Dalam upaya ini, diharapkan kejelasan gosip mengenai hakikat dan tujuan supervisi akademik. Dalam upaya memperjelas kegiatan supervisi akademik, tentu diharapkan suatu cara dan prinsip-prinsip tertentu dalam berkomunikasi.

Bagaimanakah berkomunikasi secara efektif. Ada sejumlah prinsip komunikasi yang harus diterapkan oleh kepala sekolah, sebagaimana dikemukakan oleh Marks, Stoops dan Stoops, sebagai berikut.
a. Berbicaralah sebijaksana dan sebaik mungkin
b. Ikutilah pembicaraan orang lain secara saksama
c. Ciptakan kekerabatan interpersonal antar personil
d. Berpikirlah sebelum berbicara
e. Ikutilah norma-norma yang berlaku pada latar sekolah
f. Usahakanlah untuk memahami pendapat orang lain
g. Konsentrasikan pada pesanmu, bukan pada dirimu sendiri
h. Kumpulkan bahan untuk mengadakan diskusi jikalau perlu
i. Persingkat pembicaraan
j. Ciptakan ketidaksanggupan
k. Bersemangatlah
l. Raihlah sikap orang lain untuk membantu program
m. Berkomunikasilah dengan “eye communication”
n. Selalu mencoba
o. Jadilah pendengar yang baik
p. Ketahuilah kapan sebaiknya berhenti berkomunikasi


2. Analisis Kebutuhan
Sebagai langkah kedua dalam pelatihan keterampilan pengajaran guru yakni analisis kebutuhan (needs assessment). Secara hakiki, analisis kebutuhan merupakan upaya menentukan perbedaan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan dan yang secara aktual dimiliki. Prinsip supervisi pengajaran yang ketujuh, sebagaimana telah dikemukakan di muka, yakni obyektif, artinya dalam penyusunan kegiatan supervisi pengajaran harus didasarkan pada kebutuhan aktual pengembangan profesional guru. Dalam upaya memenuhi prinsip ini diharapkan analisis kebutuhan wacana keterampilan pengajaran guru yang harus dikembangkan melalui supervisi pengajaran.

Adapun langkah-langkah menganalisis kebutuhan sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pendidikan – perbedaan (gap) apa saja yang ada antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang aktual dimiliki guru dan yang seharusnya dimiliki guru? Perbedaan di kelompok, disintesiskan, dan diklasifikasi.
b. Mengidentifikasi lingkungan dan hambatan-hambatannya.
c. Menetapkan tujuan umum jangka panjang.
d. Mengidentifikasi tugas-tugas administrasi yang dibutuhkan fase ini, menyerupai keuangan, sumber-sumber, perlengkapan dan media.
e. Mencatat prosedur-prosedur untuk mengumpulkan gosip embel-embel wacana pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki guru. Pergunakanlah teknik-teknik tertentu, menyerupai mengundang konsultan dari luar sekolah, wawancara, dan kuesioner.
f. Mengidentifikasi dan mencatat kebutuhan-kebutuhan khusus pelatihan keterampilan pembelajaran guru. Pergunakanlah kata-kata sikap atau performansi.
g. Menetapkan kebutuhan-kebutuhan pelatihan keterampilan pembelajaran guru yang bisa dibina melalui teknik dan media selain pendidikan.
h. Mencatat dan memberi isyarat kebutuhan-kebutuhan pelatihan keterampilan pembelajaran guru yang akan dibina melalui cara-cara lainnya.

3. Pelaksanaan Supervisi Akademik
Setelah tujuan-tujuan pelatihan keterampilan pengajaran menurut kebutuhan-kebutuhan pelatihan yang diperoleh melalui analisis kebutuhan di atas, kepala sekolah menganalisis setiap tujuan untuk menentukan bentuk-bentuk teknik dan media supervisi akademik yang akan digunakan.

Menurut Gwynn (1961), teknik-teknik supervisi jikalau dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Tujuan pengembangan seni administrasi dan media supervisi akademik ini yakni sebagai berikut.
a. Mendaftar pembinaan-pembinaan keterampilan pengajaran yang akan dilakukan dengan memakai teknik supervisi individual.
b. Mendaftar pelatihan keterampilan pengajaran yang akan dilakukan melalui teknik supervisi kelompok.
c. Mendaftar mengidentifikasi dan menentukan teknik dan media supervisi yang siap dipakai untuk membina keterampilan pengajaran guru yang diperlukan.

Setelah membuatkan teknik dan media supervisi akademik, mulailah dilakukan pelatihan keterampilan pembelajaran guru dengan memakai teknik dan media tertentu sebagaimana telah dikembangkan. Mengenai teknik-teknik supervisi, baik yang individual maupun kelompok, dan medianya akan diuraikan secara khusus pada selesai cuilan ini.

4. Penilaian Keberhasilan Supervisi Akademik
Penilaian merupakan proses sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai. Dalam konteks supervisi akademik, evaluasi merupakan proses sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pelatihan keterampilan pembelajaran guru. Tujuan evaluasi pelatihan keterampilan pembelajaran yakni untuk: (1) menentukan apakah pengajar (guru) telah mencapai kriteria pengukuran sebagaimana dinyatakan dalam tujuan pembinaan, dan (2) untuk menentukan validitas teknik pelatihan dan komponen-komponennya dalam rangka perbaikan proses pelatihan berikutnya.

Prinsip dasar dalam merancang dan melakukan kegiatan evaluasi yakni bahwa evaluasi harus mengukur performansi atau sikap yang dispesifikasi pada tujuan supervisi akademik guru. Langkah-langkahnya yakni sebagai berikut.
a. Katakan dengan terperinci teknik-teknik penilaian.
b. Tulislah masing-masing tujuan.
c. Pilihlah atau kembangkan instrumen-instrumen pengukuran yang secara efektif bisa menilai hasil yang telah dispesifikasi.
d. Uji lapangan untuk mengetahui validitasnya.
e. Organisasikan, analisis, dan rangkumlah hasilnya.

5. Perbaikan Program Supervisi Akademik
Sebagai langkah terakhir dalam pelatihan keterampilan pengajaran guru yakni merevisi kegiatan pembinaan. Revisi ini dilakukan seperlunya, sesuai dengan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Me-review rangkuman hasil penilaian.
b. Apabila ternyata tujuan pelatihan keterampilan pengajaran guru tidak dicapai, maka sebaiknya dilakukan evaluasi ulang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan.
c. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapaim maka mulailah merancang kembali kegiatan supervisi akademik guru untuk masa berikutnya.
d. Mengimplementasikan kegiatan pelatihan yang telah dirancang kembali pada masa berikutnya.

Sumber SUPERVISI AKADEMIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Dirjen PMPTK Depdiknas 2007

Related : Langkah-Langkah Training Kemampuan Guru Oleh Pengawas Sekolah

0 Komentar untuk "Langkah-Langkah Training Kemampuan Guru Oleh Pengawas Sekolah"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)