Idealnya, guru terus berguru dan memperbaharui pengetahuan mereka. Nyatanya, banyak guru masih malas meng-upgrade kompetensi profesional mereka. Diungkapkan Ketua Dewan Pendidikan Kota Jambi, Muchtar Latif, kompetensi guru di Jambi masih rendah, terutama kompetensi profesional. Padahal, kompetensi profesional merupakan kemampuan guru untuk menguasai bidang keilmuan yang dimiliki. "Profesionalitas itu yang paling mendasar, gres sehabis itu pedagogiknya, kepribadian dan sosial," kata Muchtar Latif.
Muchtar menyampaikan hampir semua guru di jenjang pendidikan menyerupai itu. Fenomena rendahnya minat guru untuk meningkatkan ilmu mereka, menciptakan kompetensi profesional tidak meningkat. Menurutnya, pertolongan sertifikasi yang telah diberikan pemerintah kepada guru, tidak ada kontribusinya.
"Tunjangan sertifikasi tidak berkorelasi terhadap peningkatan keilmuan mereka. Pemerintah meningkatkan kesejahteraan guru itu dalam rangka meningkatkan kompetensi mereka," katanya menjelaskan. Muchtar menyampaikan pola sertifikasi guru harus diubah. Harus ada kesepakatan dari guru, mengenai apa yang harus mereka capai saat sudah mendapat pertolongan sertifikasi. Dan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan, harus melaksanakan pendampingan dan pengawasan. "Ketika mereka sudah sanggup training atau pemantapan bahan dan guru kembali ke sekolah harus diawasi. Jangan hingga ilmu yang sudah dipelajari saat training hilang dan tidak ada aplikasi di sekolah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Rahmat Derita, membantah bahwa kompetensi guru di Jambi masih rendah.Menurut Rahmat, sehabis dilaksanakan Uji Kompetensi Guru (UKG) pada 9-27 November lalu, kompetensi guru di Jambi sudah meningkat dari sebelumnya. Bahkan nilai UKG guru Jambi melampaui nilai rata-rata secara nasional. Rahmat mengatakan, untuk tahun ini, nilai rata-rata UKG nasional yakni 53. Sementara nilai rata-rata UKG guru Jambi yakni 58. Melampaui nilai rata-rata nasional katanya bukanlah suatu kemunduran, melainkan kemajuan bagi kompetensi guru.
"Kami lebih tinggi lima poin, tidak bisa dikatakan bahwa guru Jambi kompetensinya masih rendah," katanya. Namun ia tidak menafik masih ada guru yang nilainya di bawah rata-rata, dan itu tentu akan dilakukan pembinaan. Guru-guru yang lemah di bidang tertentu akan dibina dalam training untuk memantapkan bidang yang dinilai tidak terlalu dikuasai.
"Apa yang sudah dilakukan sebelumnya, akan kita lanjutkan," imbuhnya.
Muchtar menyampaikan hampir semua guru di jenjang pendidikan menyerupai itu. Fenomena rendahnya minat guru untuk meningkatkan ilmu mereka, menciptakan kompetensi profesional tidak meningkat. Menurutnya, pertolongan sertifikasi yang telah diberikan pemerintah kepada guru, tidak ada kontribusinya.
"Tunjangan sertifikasi tidak berkorelasi terhadap peningkatan keilmuan mereka. Pemerintah meningkatkan kesejahteraan guru itu dalam rangka meningkatkan kompetensi mereka," katanya menjelaskan. Muchtar menyampaikan pola sertifikasi guru harus diubah. Harus ada kesepakatan dari guru, mengenai apa yang harus mereka capai saat sudah mendapat pertolongan sertifikasi. Dan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan, harus melaksanakan pendampingan dan pengawasan. "Ketika mereka sudah sanggup training atau pemantapan bahan dan guru kembali ke sekolah harus diawasi. Jangan hingga ilmu yang sudah dipelajari saat training hilang dan tidak ada aplikasi di sekolah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Rahmat Derita, membantah bahwa kompetensi guru di Jambi masih rendah.Menurut Rahmat, sehabis dilaksanakan Uji Kompetensi Guru (UKG) pada 9-27 November lalu, kompetensi guru di Jambi sudah meningkat dari sebelumnya. Bahkan nilai UKG guru Jambi melampaui nilai rata-rata secara nasional. Rahmat mengatakan, untuk tahun ini, nilai rata-rata UKG nasional yakni 53. Sementara nilai rata-rata UKG guru Jambi yakni 58. Melampaui nilai rata-rata nasional katanya bukanlah suatu kemunduran, melainkan kemajuan bagi kompetensi guru.
"Kami lebih tinggi lima poin, tidak bisa dikatakan bahwa guru Jambi kompetensinya masih rendah," katanya. Namun ia tidak menafik masih ada guru yang nilainya di bawah rata-rata, dan itu tentu akan dilakukan pembinaan. Guru-guru yang lemah di bidang tertentu akan dibina dalam training untuk memantapkan bidang yang dinilai tidak terlalu dikuasai.
"Apa yang sudah dilakukan sebelumnya, akan kita lanjutkan," imbuhnya.
0 Komentar untuk "Banyak Guru Malas Upgrade Ilmu"