Kondisi sanitasi di sekolah-sekolah yang ada di Jawa Barat jauh dari standar nasional. Ini terlihat dari rasio toilet (jamban) yang ada di sekolah Jawa Barat mencapai angka 1:150, atau satu kamar mandi untuk 150 siswa.
Sementara rasio ideal penyediaan toilet di sekolah ialah 1:60 untuk laki-laki, dan 1:50 untuk perempuan. Adapun rasio rata-rata nasional juga menunjukkan angka yang tidak ideal yakni 1:90.
Water, Sanitation and Hygiene (WASH) Specialist, UNICEF, Reza Hendrawan menuturkan selain Jawa Barat rasio tertinggi lainnya juga ditemukan di DKI Jakarta. "Dari data yang kami temukan di lapangan, penyebaran rasio di setiap provinsi tidak merata. Dan rasio 1:150 ini ada di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Namun memang di semua provinsi di Indonesia, belum ada satupun provinsi yang bisa mencapai rasio ideal untuk sanitasi tersebut (1:50 dan 1:60)," ungkapnya saat ditemui seusai diskusi 'Generasi Berkualitas Dimulai dari Sanitasi Sekolah'', di Gedung Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa, 8 November 2020.
Rasio yang begitu tinggi tersebut mencerminkan masih kurangnya perhatian pemerintah tempat terhadap kualitas sanitasi di sekolah. Padahal, sanitasi yang baik dan berkualitas sangat mempunyai dampak yang signifikan pada perkembangan aksara akseptor didik.
Reza menjelaskan terdapat sejumlah hambatan yang dihadapi Jawa Barat dan DKI Jakarta sehingga angka rasio sanitasi terkait toilet di sekolah sangat tinggi. Diantaranya ialah hambatan lahan sehingga sarana toilet tidak bisa ditambah, sampai jumlah siswa yang memang sangat tinggi.
Rasio ideal untuk toilet atau jamban di sekolah diatur dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 wacana Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI), SMP/MTS dan SMA/MA. Selain rasio, dalam Permendikbud tersebut juga diatur bahwa luas minimum 1 unit jamban ialah 2 meter persegi, dan tersedia air higienis di setiap unitnya.
Reza menjelaskan, sekolah di Indonesia masih menghadapi persoalan pada rendahnya kanal pada air yang aman, sanitasi dan sikap hidup higienis dan sehat di sekolah. Berdasarkan data akomodasi sanitasi sekolah melalui Data POkok Pendidikan (Dapodik) Tahun 2020, hanya 65% sekolah di Indonesia yang mempunyai jamban terpisah antara siswa pria dan perempuan. Selain itu total akomodasi sanitasi di sekolah yang ada hanya 22% dilaporkan berada dalam kondisi baik, atau hanya 1 dari 4 sekolah yang mempunyai sanitasi sekolah yang layak.
"Butuh kesepakatan yang berpengaruh untuk mengakibatkan warta sanitasi ini sebagai prioritas utama pemerintah. Baik sentra maupun daerah. Karena meskipun sederhana, namun dampaknya bergotong-royong sangatlah besar terhadap akseptor didik,"ujarnya.
Fasilitas sanitasi sekolah bahkan menjadi salah satu capaian dalam indikator tujuan dalan Sustainable Development Goals (SDG) yang ditetapkan UNESCO. Karena itu, beliau menuturkan, pihaknya ikut mendorong pemerintah Indonesia untuk bisa mencapai sasaran kondisi sanitasi sekolah yang ideal pada 2030 mendatang, sesuai sasaran SDG. pikiran-rakyat.com
0 Komentar untuk "Sekolah Di Jawa Barat Kurang Jamban"