Saat menghadiri pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun ke-71 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu, 27 November 2020 siang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung perkembangan budaya saling menghujat yang dilakukan di media sosial.
Etika Medsos |
Presiden mengakui, pada kurun keterbukaan dikala ini perkembangan di sosial media tidak sanggup dihambat dengan cara apapun. Satu-satunya jalan yang sanggup dilakukan, berdasarkan Presiden, yaitu mengisi belum dewasa Indonesia dengan langsung dan huruf dan nilai-nilai ke-Indonesia-an.
Menurut Presiden, dalam sebulan ini bahan pembicara di media umum lebih banyak saling menghujat, menjelekkan, dan memaki antar anak bangsa yang menurutnya bukan tata nilai Indonesia.
“Menghujat, saling menjelekkan, saling memaki, fitnah-fitnah, tabrak domba, ada semua di media umum kita. Ini yaitu kiprah Bapak dan Ibu guru untuk memberitahu kepada anak bimbing kita alasannya yaitu nilai-nilai ke-Indonesia-an kita bukan itu,” tegas Presiden.
Presiden Jokowi juga meminta para guru berhati-hati terhadap kemungkinan adanya infiltrasi absurd masuk ke negara Indonesia dengan cara melemahkan dan memecah belah bangsa menyerupai itu. Presiden menilai guru mempunyai kiprah sentral untuk memberikan mengenai budbahasa berinternet dan sopan santun dalam memberikan sesuatu di media sosial.
“Terutama untuk anak yang mulai menginjak ke SMP, menginjak ke SMA/SMK, semoga diberitahu budbahasa berinternet, netiquette, sopan santun dalam memberikan sesuatu di media sosial, ini penting sekali,” ujarnya.
Presiden berpesan kepada para guru semoga anak didiknya diajak bermedia sosial dengan santun dan tata nilai budbahasa yang baik serta mengajak ke hal-hal yang kasatmata dan positive thinking. “Itulah nilai-nilai ke-Indonesia-an kita,” tegasnya. (*)
0 Komentar untuk "Guru Diminta Mengajarkan Tabiat Di Medsos"