Kekuatan Dan Kelemahan Teori – Teori Masuknya Hindu Di Indonesia

Terdapat dua teori yang menjelaskan masuknya Hindu – Budha di Indonesia, yaitu 1) tugas aktif orang India membuatkan Hindu Budha (teori Waisya, teori Ksatria, dan teori Brahmana), dan 2) tugas aktif orang Indonesia sendiri dalam membuatkan Hindu Budha (teori Arus Balik dan teori Sudra). Berikut ialah klarifikasi wacana kekuatan dan kelemahan untuk masing - masing teori :

a. Teori Brahmana

Teori ini dikemukakan oleh JC. Van Leur yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu tiba ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Golongan Brahmana tiba ke Indonesia atas dasar permintaan dari penguasa nusantara untuk menobatkan raja dan memimpin upacara – upacara keagamaan. Teori ini muncul alasannya ialah banyaknya prasasti yang memakai Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India bahasa itu hanya dipakai dalam kitab suci dan upacara keagamaan dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.

Golongan Brahmana ialah salah satu kasta yang ada dalam aliran Hindu dengan ciri khas antara lain :
  • Mereka ialah golongan cendikiawan yang bisa menguasai ajaran, pengetahuan, adat, susila sampai keagamaan
  • Mereka tidak suka kekerasan ibarat dengan tidak memakan mahluk yang berdarah. Mereka ialah seorang vegetarian
  • Bakat kelahiran mereka ialah bisa mengendalikan pikiran dan perilaku, menulis dan berbicara yang benar, baik, indah dan menyejukan. Mereka ialah orang yang sangat besar lengan berkuasa dalam bidang keagamaan dan sebagai pemimpin upacara keagamaan.
  • Kasta Brahmana juga mempunyai hak dan bisa membaca Kitab Weda (Kitab Suci Hindu)

Berdasarkan beberapa ciri tersebut, sanggup disimpulkan kaum Brahmana paling tahu dan paling paham wacana aliran Hindu dibanding kasta yang lain termasuk dalam memakai bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa yang ada pada kitab Weda. Selain itu, urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan bisa menyebarluaskan Agama Hindu termasuk juga ke Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, kekuatan atau kelebihan yang mendukung teori Brahmana ialah :

  1. Agama Hindu bukanlah agama demokratis, sehingga yang berhak membuatkan aliran Hindu ialah kaum Brahmana
  2. Prasasti di Indonesia yang pertama memakai Bahasa Sansekerta dan goresan pena Pallawa yang di India sendiri bahasa tersebut hanya dipakai dalam kitab suci dan hanya kaum Brahmana yang bisa mengerti
  3. Penguasa di nusantara sengaja mengundang Brahmana dari India biar kedudukannya diakui dan kuat ibarat raja – raja di India

Selain beberapa kekuatan di atas, ternyata teori Brahmana juga mempunyai kelemahan antara lain bahwa berdasarkan aliran Hindu Kuno, seorang Brahmana tidak boleh untuk menyebrangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melaksanakan hal tersebut, maka ia akan kehilangan hak kastanya. Sehingga mendatangkan Brahmana ke Indonesia bukan hal yang wajar.

b. Teori Ksatria

Teori Ksatria menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang India yang berkasta Ksatria alasannya ialah adanya kekacauan politik di India, sehingga para Ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka lalu mendirikan kerajaan – kerajaan serta membuatkan agama Hindu. 

Kekuatan teori Ksatria :

  1. Semangat berpetualang dan menaklukan tempat lain dimiliki oleh kaum Ksatria
  2. Teori ini didukung tiga jago yang mengemukakan pendapat wacana kelebihan teori Ksatria antara lain :
  • C. C Berg mengemukakan bahwa para Ksatria ada terlibat konflik dalam problem kudeta di Indonesia. Mereka dijanjikan hadiah dinikahkan dengan salah satu putrid dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinan itu para Ksatria membuatkan tradisi Hindu di Indonesia
  • Mookerji mengemukakan bahwa para Ksatria ini membangun koloni – koloni yang balasannya berubah menjadi kerajaan dan menjalin hubungan dengan kerajaan India
  • J.L Moens menyampaikan bahwa sekitar masa ke-5 banyak para ksatria yang melarikan diri dari peperangan di India yang lalu mendirikan kerajaan gres di Indonesia.
Kelemahan Teori Ksatria :
  1. Para Ksatria tidak menguasai Bahasa Sansekerta dan karakter Pallawa
  2. Tidak ada bukti berupa prasasti yang menyatakan bahwa Indonesia pernah menjadi tempat taklukan kerajaan – kerajaan India. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan wacana penaklukan Kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India tidak sanggup dijadikan bukti untuk memperkuat hipotesis alasannya ialah hal tersebut terjadi pada masa ke 11.


c. Teori Waisya

Teori Waisya dikemukakan oleh NJ. Krom yang menyatakan bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan terbesar yang berperan dalam membuatkan agama Hindu. Para pedagang yang sudah mengenal aliran Hindu tiba ke Indonesia selain untuk berdagang mereka juga memperkenalkan agama Hindu kepada masyarakat Indonesia. Karena mereka sangat bergantung pada angin dalam pelayarannya, dikala tidak memungkinkan melaksanakan pelayaran mereka sering menetap di Indonesia sehingga terjadi interaksi atau bahkan mungkin perkawinan yang diikuti dengan membuatkan agama Hindu.

Kekuatan Teori Waisya :

Indonesia kaya akan sumber daya alam yang menarik para pedagang (Waisya) dari India untuk melaksanakan perdagangan di Indonesia. Seperti diketahui bahwa para pedagang di Indonesia kebanyakan dari India yang nota bene ialah sentra dari agama Hindu sehingga selain berdagang mereka juga membuatkan agama Hindu.

Kelemahan Teori Waisya :
  1. Para kaum Waisya tidak menguasai Bahasa Sansekerta atau karakter Pallawa
  2. Motif mereka hanya berdagang bukan untuk membuatkan agama Hindu
  3. Mereka menetap disekitar pantai ketika mustahil untuk melaksanakan pelayaran, namun banyak kerajaan Hindu yang terletak di tempat pedalaman
  4. Meskipun ada perkampungan pedagang India di Indonesia, namun kedudukannya tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu
  5. Kaum Waisya tidak mempunyai kewajiban untuk membuatkan agama Hindu


d. Teori Sudra

Teori Sudra dikemukakan oleh Van Faber. Teori ini menjelaskan bahwa di India terjadi banyak peperangan, balasannya para budak bermigrasi ke wilayah Indonesia dan terjadi perkawinan adonan dengan masyarakat pribumi. 

Kekuatan Teori Sudra :

Kaum Sudra ingin memperbaiki kehidupannya alasannya ialah di India ia merupakan kasta terendah. Untuk itu kaum Sudra pergi ke tempat lain termasuk juga Indonesia.

Kelemahan Teori Sudra :
  • Kaum Sudra tidak menguasai Bahasa Sansekerta dan karakter Pallawa
  • Kasta Sudra umumnya tidak mempunyai pengetahuan / pendidikan

Related : Kekuatan Dan Kelemahan Teori – Teori Masuknya Hindu Di Indonesia

0 Komentar untuk "Kekuatan Dan Kelemahan Teori – Teori Masuknya Hindu Di Indonesia"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)