Tahun kedua berjalan, kegiatan double track (DT) SMA/MA di Jawa Timur nampaknya sudah mulai memasyarakat. Program ini bahkan sudah mulai menjadi unggulan sekolah. Siswa pun bertambah. Dan dilema juga bertambah sebab kegiatan ini terbatas pelaksanaannya. Seperti apa?
—
Sukses di tahun pertama 2020, kegiatan ini pun dijadikan materi promosi SMA/MA yang terpilih di tahun berikutnya. Di brosur sekolah, DT terpampang terang dengan beberapa kompetensinya. Bahkan sekolah rela menciptakan seragam khusus yang bertuliskan sekolah DT.
Dampaknya, masyarakat pun mulai tertarik. Sekolah yang semula tidak dilirik, mulai didatangi. Siswa pun bertambah.
Sekolah yang semula hanya mendapat 60 siswa per angkatan per tahun yang terbagi dalam tiga rombel, kini mulai bertambah sampai empat rombel dengan jumlah siswa yang lebih banyak setiap rombelnya.
Salah satunya dialami Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Kendal Ngawi. Sekolah ini berada di perbatasan Magetan – Ngawi. Letaknya sangat terpencil bahkan kanan kirinya hutan jati dan mahoni serta ladang-ladang warga.
Kepala SMAN 1 Kendal, Agus Supriyono menyampaikan ketika ini jumlah siswa terus bertambah sebab kegiatan DT. “Total hampir mencapai 170 siswa. Ada 11 rombel seluruhnya. Sayangnya tidak semua sanggup ikut kegiatan double track ini,” tuturnya.
Karena DT ini hanya berlaku bagi siswa -siswi yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka terang tidak semua siswa sanggup mengikutinya. Pihak sekolah menyadari itu.
“Ya demi mendapat siswa yang lebih banyak, kami jadikan DT sebagai kegiatan unggulan,” tukas Agus.
Karena itu, pihak siswa dan orang bau tanah seakan tidak peduli. Mereka menyekolahkan anak-anaknya di SMAN 1 Kendal dengan cita-cita sanggup mengikuti kegiatan DT. Sehingga mereka menginginkan sanggup mengikuti kegiatan DT ini atau minimal sama dengan DT.
“Dan yang terpenting mereka mendapat akta sama persis dengan yang didapat siswa double track. Sertifikat yang dikeluarkan ITS dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,” ujar Agus di hadapan tim Double Track dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
“Saya bingung. Semua protes ingin ikut kegiatan ini. Sudah saya jelaskan jikalau kegiatan ini terbatas tapi mereka tidak mau tahu,” tandas Agus.
Karena terus menerus diprotes, Agus berencana menggelar pembinaan ibarat kegiatan DT ini secara mandiri.
Sebenarnya diakui Agus, semenjak usang sekolah itu sudah melaksanakan pembinaan wirausaha secara berdikari terutama dalam bidang pertanian sebab potensi pertanian di sekitar sekolah sangat besar.
Kewirausahaan sudah menjadi sebuah kebutuhan untuk belum dewasa muda biar sanggup berkarir ke depannya.
“Hingga saya sanggup menjadi kepala sekolah terbaik tingkat provinsi pada 2020 kemudian sebab kegiatan kewirausahaan itu. Dan terbaik kedua tingkat nasional. Sudah usang kami terapkan. Dengan adanya double track, kami memang tidak lagi mengeluarkan dana langsung sekolah,” ungkapnya.
Untuk kegiatan berdikari itu, Agus pun meminta pihak Double Track ITS mempertimbangkan usulannya. Ini dilakukan biar tidak ada rasa saling iri antar siswa.
“Kami rela bayar sendiri. Kami alokasi dana dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Yang terpenting itu yaitu sertifikatnya harus sama persis ibarat double track,” tandasnya.
Ketua Tim Double Track ITS, Asrori keinginan kepala SMAN1 Kendal untuk menciptakan DT berdikari sanggup dipertimbangkan.
Terutama untuk mendapat akta yang sama dengan kegiatan DT. Karena sejatinya, dana pemerintah memang tidak mencukupi untuk sanggup menjangkau semua siswa.
Karena itu undangan dari sang kepala sekolah sanggup diterima dan akan dikonsultasikan lebih lanjut dengan pihak Dinas Pendidika Provinsi Jawa Timur.
“Kemungkinan besar sanggup diupayakan. Tapi untuk sementara ini kami fokus ke kegiatan double track,” tukasnya.
SMAN 1 Kendal ini mendapat empat kompetensi atau keahlian yakni tat arias, tata boga, busana dan teknik kendaraan ringan (TKR).
Koordinator Pengolah Data Double Track Fajar Baskoro menyampaikan kegiatan DT ini mempunyai tiga fungsi utama. Yakni sekolah sebagai sentra pelatihan, pengembangan pemilahan komersil dan sentra transaksi komunitas.
Juga ada tiga platform aplikasi di kegiatan ini yakni portal ruang training yang berisi ihwal bernagai video tutorial selain offline juga online. Di aplikasi ini siswa sanggup mengikuti kurus selamanya.
Selain itu, ada ruang karier di mana siswa yang sudah lulus tidak perlu melamar pekerjaan, sebab sudah ada biodata yang terdata dengan rapi ihwal lulusan yang bersangkutan.
“Juga ada e-mart yakni sebuah aplikasi yang memuat semua produk yang dihasilkan siswa double track. Semua produk didata beserta harganya. Kalau yang berminat sanggup melaksanakan transaksi,” tukas Fajar. end. Tulisan sebelumnya ....
https://duta.co/melihat-dari-dekat-program-sma-ma-double-track-di-jawa-timur-2-habis
0 Komentar untuk "Duta - Melihat Dari Erat Kegiatan Sma/Ma Double Track Di Jawa Timur (2/Habis)"