Pembelajaran yang dilakukan penerima didik tidak selalu harus di dalam kelas. Selama pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan standar proses menyerupai diatur dalam permendikbud nomor 22 tahun 2020 serta permendikbud nomor 103 tahun 2020, sanggup saja guru melaksanakan pembelajaran di luar kelas. Dalam hal ini guru harus memperhatikan beberapa prinsip yang terdapat pada standar proses tersebut.
Terdapat 14 prinsip pembelajaran yang harus diterapkan menurut standar proses pada permendikbud Nomor 22 tahun 2020 yaitu :
1) Dari penerima didik diberi tahu menjadi penerima didik mencari tahu
2) Dari guru sebagai satu – satunya sumber berguru menjadi berguru berbasis aneka sumber belajar
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan pendekatan ilmiah
4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
6) Dari pembelajaran yang menekankan balasan tunggal menuju pembelajaran dengan balasan kebenaran multi dimensi
7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskill) dan keterampilan mental (softskill)
9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan penerima didik sebagai pembelajar sepanjang hayat
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai – nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan berbagi kreativitas penerima didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
11) Pembelajaran yang berlangsung dirumah di sekolah dan di masyarakat
12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja ialah guru, siapa saja ialah penerima didik, dan dimana saja ialah kelas
13) Pemanfaatan teknologi isu dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya penerima didik
Mengacu prinsip pembalajaran pada standar proses di atas, dikembangkan beberapa model pembelajaran antara lain : 1) pendekatan saintifik, 2) pembelajaran berbasis masalah, 3) pembelajaran berbasis proyek dan 4) pembelajaran inquiry / discovery
Dengan pendekatan saintifik, maka peserta diajak untuk berpikir secara ilmiah atau mengikuti kaidah - kaidah keilmuan dalam pembelajaran yang ia lakukan. Obesrvasi secara eksklusif terhadap suatu objek sanggup mengajak mereka pada prses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan inovasi melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan yang mereka sanggup tidak sebatas kumpulan fakta untuk diingat namun hasil dari inovasi dan aktivitas mengkonstruksi pengetahuan.
Terkait pembelajaran IPS, pembelajaran saintifik sanggup diterapkan salah satunya melalui aktivitas observasi pada objek - objek bersejarah. Objek bersejarah tersebut terutama sekali ialah objek dengan lokasi terdekat semoga pembelajaran lebih kontekstual.
Di Kabupaten Serang, salah satu objek bersejarah yang cukup familiar ialah Situs Kepurbakalaan Banten. Dalam hal ini, siswa sanggup di ajak ke daerah tersebut untuk mengumpulkan isu dan mengkonstruksinya menjadi pengetahuan perihal sejarah Kerajaan Banten.
Penggunaan model pembelajaran dengan melaksanakan kunjungan atau observasi ke daerah bersejarah menyerupai ini tentu tidak sanggup dilakukan sesering mungkin alasannya ialah selain membutuhkan biaya yang besar, juga membutuhkan persiapan dengan waktu yang lama. Guru harus benar - benar menyiapkan secara detail aneka macam teknis skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karenanya, aktivitas pembelajaran melalui observasi ini paling tidak sanggup dilakukan satu atau dua kali dalam satu semester.
Produk yang dibutuhkan dari aktivitas observasi ini ialah Laporan Observasi baik secara individu atau secara kelompok yang pada waktunya akan dipresentasikan di kelas. Dalam hal ini, guru harus menyusun terlebih dahulu format laporan yang dikehendaki.
Berikut ini ialah pola laporan observasi siswa SMPN 1 Cikeusal dikala melaksanakan kunjungan ke Museum Situs Kepurbakalaan Banten. Laporan ini tentu sangat sederhana mengingat tingkat kognitif siswa Sekolah Menengah Pertama masih sangat terbatas.
Demikian pola laporan observasi IPS siswa SMPN 1 Cikeusal ini sengaja dibagikan barangkali sanggup juga untuk di modifikasi pada sekolah lain dikala memakai skenario pembelajaran yang sama.
Semoga bermanfaat ...
0 Komentar untuk "Contoh Laporan Observasi Ips Siswa Smpn 1 Cikeusal"