Layaknya singa betina yang melindungi anak-anaknya, Mereoleona tampil sangat berangasan dan all out menghadapi 5 reinkarnasi Elf yang ada di depannya.
Meskipun tubuhnya sudah berdarah-darah, namun beliau menolak untuk bertekuk lutut dan menyerah. Dia menentukan untuk terus bertarung hingga mati berdiri, ketimbang kalah dan tumbang.
Inilah jalan pengorbanan yang dipilih oleh Mereoleona. Ksatria sihir terkuat dari keluarga Vermilion.
Pertarungan hidup mati antara Mereoleona Vermillion melawan 5 rinkarnasi Elf masih terus berlanjut di manga black clover chapter 153 ini.
Untuk menghabisi kelima Elf sekaligus, Mereoleona merilis sihir api terkuatnya. Callidius Brachium Purgatory.
Perilisan Mana Zone secara ekstrim ini sempat menciptakan para Elf tercengang. Bagaimana bisa seorang insan mempunyai jumlah mana yang sebesar ini.
Tapi rasa kagum yang ditunjukkan oleh mereka ini terlihat ibarat hanya sebuah ejekan.
Setelah terkena serangan ekstrim mereoleona, badan mereka tidak terluka sedikitpun. Hanya baju mereka saja yang terlihat robek dibagian anu inu tanggapan terbakar.
Hal ini semakin menunjukkan betapa ekstrimnya kekuatan para Elf dihadapan manusia.
Meskipun mereka memakai tubuh, Grimoire dan jenis sihir yang sama, tetapi kekuatan mereka berada pada level yang berkali-kali lipat jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan pemilik orisinil badan tersebut.
Bahkan Mereoleona yang disebut-sebut sebagai ksatria sihir terkuat keluarga Vermillion sekalipun, hanya jadi materi plekothoan mereka.
Tapi Leona ini gengsinya tidak mengecewakan gede lho! Wanita kan emang gengsinya guede bro!!! Trust Me!!!
Meski kondisinya sudah berdarah-darah dan nyaris kehabisan mana, tetapi beliau menolak untuk bertekuk lutut.
Instinct bertarung serta kekuatan fisiknya benar-benar luar biasa. Tidak ibarat anggota keluarga aristokrat pada umumnya yang punya fisik yang lembek, meskipun kekuatan sihirnya besar.
Uniknya, dalam kondisi pingsan sesudah merilis Callidius Brachium Purgatory, Leona masih tetap pada posisi bangun tegap.
Dan entah dalam kondisi sudah sadarkan diri, atau beliau cuma mengigau, ibarat Rock Lee ketika bertarung melawan Gaara dalam Ujian Chunin, Leona bilang "Come at me Already... Lets finish this..."
Tetap tersenyum walau hampir mati. Jangan jangan Leona ini salah satu penyandang nama D, bro!???
Meleoleona D Vermilion. Ha....
Dan untuk mengakhiri riwayat Mereoleona, kelima Elf menyatukan kekuatan mereka membentuk satu serangan adonan berelemen cahaya, salju, bebatuan, cat lukis, dan bulu untuk mengirim Leona ke kawasan peristirahatan dengan damai.
Namun tampaknya kedamaian bukanlah kawasan yang cocok untuk Mereoleona. Disaat serangan adonan para Elf hampir mengakhiri hidupnya, secara mengejutkan Asta dan Zora balik lagi ke medan pertempuran untuk menolongnya.
Dengan memakai trap magic miliknya, Zora menyerap serangan adonan tersebut kemudian meniru kekuatan serangannya 2 kali lipat untuk kemudian ditembakkan ke arah Asta?
Tapi ini bukan untuk melukai Asta, melainkan keduanya ibarat sedang bermain baseball. Zora sebagai Pitcher-nya sementara Asta sebagai Batter-nya.
Uniknya, lemparan dari Zora tidak pribadi diarahkan ke kawasan 5 Elf berada, melainkan dibalikkan lagi ke kawasan Zora untuk dilipatgandakan lagi kekuatan serangannya menjadi 4 kali lebih powerfull dari serangan originalnya.
Dan hasilnya, BOOOMMM!!! Mission Impossible plan tersebut berhasil!!!
Para Elf terkena serangan adonan mereka sendiri yang sudah dilipatgandakan kekuatannya 4 x lipat, dan Asta beserta Zora punya kesempatan untuk menyelamatkan Mereoleona.
Dan usut punya usut, ternyata planning "Pitcher Batter" tersebut adalha idenya Asta.
Seolah Asta bisa melihat masa depan, beliau sudah memperkirakan bila kelima Elf akan melaksanakan serangan adonan untuk menghabisi Leona.
Dengan memanfaatkan momen tersebut Asta berencana memakai trap magic-nya Zora untuk melaksanakan serangan balik ibarat itu tadi.
Awalnya Zora tidak begitu yakin dengan apa yang direncanakan oleh Asta. Karena, ya, ibarat yang kita tahu, Otaknya Asta itu ibarat orang yang 99% gitu lah!
Tapi ternyata, semua berjalan mulus ibarat yang Asta katakan.
Mungkinkah chapter ini secara tidak pribadi memberitahukan kepada kita bila Asta mempunyai kemampuan untuk melihat masa depan?
Karena Zora si andal tipu tipu saja tidak kepikiran ilham yang sangat sistematik semacam itu!
Jika memang Asta mempunyai kemampuan semacam itu, entah itu sebagai bentuk pengembangan dari Ki yang diajarkan oleh Yami Sukehiro atau sebab faktor lainnya, niscaya nantinya akan menjadi semakin greget ceritanya.
Nak menurutmu piye cah?
0 Komentar untuk "[ Review Black Clover 153 ] Asta Dapat Melihat Periode Depan???"