Peristiwa G-30-S

 menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia Peristiwa G-30-S
PeristiwaG-30-S, menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia, upaya perebutan kekuasaan kalangan komunis selsai dengan tergulingnya Presiden Soekarno dan memulai pendirian Orde Baru.

Pada permulaan 1960-an, efek komunisme di Indonesia terus menguat. Keadaan ini tidak terlepas dari perilaku Presiden Soekarno yang berupaya mengamankan kekuasaannya dengan cara mengadu PKI dengan Angkatan Darat. Dengan mengangkat para menteri yang berhaluan komunis, presiden meyakini taktik itu akan sanggup mengimbangi efek para perwira dibidang politik dan ekonomi. Soekarno tidak menghawatirkan PKI alasannya menilai ia sanggup mengendalikan mereka, seumpama yang pernah dilakukannya pada peristiwa di Madiun 1948.
  • Ancaman Komunisme

Kebijakan Soekarno yang memberi hati pada kalangan komunis disambut baik oleh PKI, kendati memiliki kekuasaan besar di Jawa, ketenaran PKI dimata penduduk masih kalah dibanding PNI dan partai-partai muslim. pengalaman pemberontakan dit ahun 1926/1927 dan 1948 sudah menandakan terhadap para pemimpin PKI bahwa revolusi dengan kekerasan tidak akan menolong merebut kekuasaan. Oleh alasannya itu, ketua PKI D.N Aidit bersikap mendukung kebijakan Soekarno. Aidit mengumpulkan PKI untuk mendukung kebijakan Trikora dan konfrontasi Presiden, serta memajukan panasnya retorika yang berbau revolusioner.

Pada tahun 1965, PKI mengklaim sudah memiliki anggota sebanyak 3,5 juta orang dengan 23,5 simpatisan, yang menjadikannya menjadi partai k0mun1s paling besar di dunia. Untuk memperkuat pengaruhnya, PKI melancarkan apa yang disebut selaku 'Aksi Sepihak'. Aksi ini utamanya ditangani dengan menyerobot tanah milik kalangan elite tradisional atau bekas perkebunan Belanda untuk dibagikan terhadap para petani miskin penunjang PKI.

Kebijakan revolusioner PKI secepatnya menuai tragedi bagi partai itu sendiri. Di Jawa dan Bali, kalangan anti-komunis yang tergabung dibawah kubu sayap kanan PNI dan NU melancarkan agresi respon terhadap PKI. tindakan  pembalasan ini disebut PKI selaku 's3t4n-s3t4n desa'. Aksi sepihak PKI mulai mengendur pada Desember 1964.

Musuh paling besar dan terkuat PKI yaitu Angkatan Darat. Di bawah kepemimpinan Jenderal A.H. Nasution dan Letnan Jenderal Ahmad Yani, Angkatan Darat menentang keras penyusupan kaum komunis ke dalam angkatan bersenjata. Mereka utamanya menolak keras upaya PKI memobilisasi para petani dan buruh menjadi 'Angkatan Kelima' dalam susunan angkatan bersenjata. Terbentur oleh perlawanan para pemimpin TNI-AD, PKI menghembuskan warta perihal adanya 'Dewan Jenderal' yang berkomplot untuk merebut kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno.
  • Pembunuhan Para Jenderal 

 menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia Peristiwa G-30-S

PKI sukses menanamkan efek di jajaran pasukan pengawal presiden Cakrabirawa, Angkatan Udara, dan beberapa unit Angkatan Darat. Mereka berharap sanggup ikut berkuasa dari belakang punggung Soekarno. Ketika suhu politik di Indonesia memanas pada tahun 1965, kesehatan Presiden Soekarno tiba-tiba merosot. PKI kalut Angkatan Darat akan menggantikan kekuasaan jika presiden wafat atau tidak dapat bertugas lagi.

Terdorong oleh kerisauan akan memburuknya kesehatan Soekarno, PKI pun bertindak menyingkirkan lawannya. Pada dini hari antara 30 September dan  1 Oktober 1965, gerombolan serdadu pro-PKI dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung Sutopo menculik dan memb*n*h sejumlah petinggi Angkatan Darat yang anti komunis di Jakarta dan Yogyakarta. Namun, sasaran utama mereka, Jendral Nasution, sukses meloloskan diri. Meski demikian, anak wanita dan ajun sang jenderal terbunuh dalam agresi brutal PKI.
  • Pembersihan

Beberapa ketika setelah agresi penculikan dan pembunuhan atas para petinggi TNI-AD, Untung Sutopo memberitahu terbentuknya dewan revolusi yang hendak memegang pemerintahan hingga di adakannya penyeleksian umum. Tidak usang kemudian, sejumlah perwira Angkatan Darat yang anti komunis melancarkan s3r4ng4n balik dibawah pimpinan Panglima KOSTRAD Mayor Jenderal Soeharto. Dalam waktu beberapa hari, pasukan anti komunis sukses menggulung serdadu pro-PKI dan memaksa para petinggi PKI melarikan diri.

Beberapa hari setelah peristiwa G-30-S, mayat tujuh perwira yang dic*lik dan dib*n*h di jakarta didapatkan disebuah sumur bau tanah di wilayah Lubang Buaya. Para korban dimakamkan dalam upacara kenegaraan pada hari ABRI 5 Oktober 1965.
Ketujuh perwira itu dijadikan Pahlawan Revolusi  bareng dua orang perwira yang lain yang dibunuh PKI di Yogyakarta.

Ketika agresi pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat itu dikenali oleh umum, perasaan anti komunis yang sudah bergelora selama beberapa tahun bermetamorfosis tindak kekerasan. Dalam agresi pencucian berd4r4h, diperkirakan sekitar 140.000 hingga 500.000 orang anggota PKI atau yang dituduh selaku anggota PKI terbunuh. Di antara mereka terdapat ketua PKI D.N. Aidit, yang tewas ketika hendak melarikan diri di Solo. Sebuah pengadilan militer hebat diadakan untuk mengadili orang-orang yang dituduh terlibat G-30-S.

Beberapa orang dijatuhi sanksi mati, sementara yang lain dieksekusi penjara bareng ribuan anggota PKI lainnya. Partai Komunis Indonesia lalu dibubarkan dan aliran komunisme dinyatakan dihentikan untuk disebarkan di Indonesia.

Related : Peristiwa G-30-S

0 Komentar untuk "Peristiwa G-30-S"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)