Martha Puri Natasande, 31 tahun, masih ingat pengalamannya di sekolah dasar. Sekali waktu, ia melihat sobat sekolahnya memamerkan pensil lucu dan manis yang dibeli dikala berkunjung ke Disneyland.
Bukannya merajuk meminta dibelikan barang yang sama kepada orang tuanya, Martha kecil justru terpancing untuk mencipta. Ia kemudian menciptakan hiasan pensil dari buah pinus kering. Saat pensil berhiaskan pinus itu dibawa ke sekolah, teman-temannya tertarik dan bersedia membeli mahal.
“Sampai ditawar Rp 1.000 satu. Uang jajanku saja waktu itu enggak hingga segitu,” ucap pemilik akun Instagram @idekuhandmade ini ketika ditemui di bengkel kerjanya di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, 11 Januari 2020. Padahal niat awal Martha menciptakan hiasan pensil ialah ingin mempunyai pensil yang berbeda.
Keasyikan Martha dengan dunia pernak-pernik terus berlanjut. Memasuki dingklik sekolah menengah atas, beliau kemudian menjual kalung dari manik-manik buatannya sendiri. Awalnya, Martha berniat membeli kalung dari manik-manik yang sedang tren dikala itu. Tapi kawannya, yang tahu wacana keahlian Martha menciptakan kerajinan tangan, mengusulkan untuk menciptakan sendiri kalung serupa.
Harga satu kalung yang dijual di pasar dikala itu setara dengan harga bahan-bahan kalung yang sanggup dipakai Martha untuk menciptakan 10 kalung serupa. Selain mempunyai kalung gres untuk dikenakan sendiri, Marta menitipkan sisa kalung buatannya ke beberapa butik di tempat Kemang, Jakarta Selatan. “Untung-untungan aja. Ada yang beli, syukur. Enggak juga enggak apa-apa,” ujar dia.
Kebiasaan menciptakan kerajinan tangan berlanjut hingga ia dewasa. Martha pun selalu menciptakan sendiri kado yang ingin ia berikan kepada para sahabatnya. Terlihat lebih merepotkan, tapi berdasarkan sarjana bidang desain komunikasi visual ini, sesuatu yang dibentuk sendiri memberi nilai lebih. “Soalnya, jika kasih kado barang jadi (yang dibeli di toko), akhirnya jadi biasa saja,” Martha menuturkan.
Pada selesai 2008, seorang sepupu menyuruh Martha menjual hasil karyanya melalui situs belanja online, Multiply. Produk awal Martha ialah beberapa barang kreatif, menyerupai bingkai kayu yang ditambahi pernak-pernik dari kain. Ia ingat, begitu lini produknya tayang di Multiply, keesokan paginya tiba SMS dari luar kota yang menyatakan ingin membeli produk tersebut. “Aku ingat banget jam 06.00 pagi ada yang kirim SMS mau beli barangku. Aku pikir, barang ajaib gini ada yang suka juga, ya,” ungkapnya terkekeh.
Martha memulai bisnisnya dengan modal perdana Rp 500 ribu. Setelah sukses dengan produk pertama, ia menambah modal menjadi Rp 1,5 juta. Uang dari ayahnya tersebut ia jadikan modal untuk membeli segala materi dan perlengkapan menggambar. Sebagai pengelola hasil penjualan, Martha meminta ibunya menjadi manajer keuangan. Sejak dikala itu, Martha tak pernah lagi mencari modal dari pinjaman.
Bisnis pernak-pernik buatan tangan Martha terus berkembang sembari ia menjalani karier sebagai desainer grafis di sebuah stasiun televisi. Merasa tak sanggup lagi memperlakukan bisnisnya sebagai pekerjaan sampingan, pada 2010 Martha memutuskan berhenti dari pekerjaannya. “Waktu saya minta restu ayah untuk berhenti bekerja, saya malah ditanya, kenapa gres sekarang,” beliau mengungkapkan.
Sejak dikala itu, penjualan Ideku Handmade yang bertumpu pada media umum terus membesar. Kini, ia telah mempekerjakan tujuh orang karyawan. Selain mengandalkan karyawan, Martha sering melibatkan tetangga-tetangganya untuk membantu menjahit, menciptakan pola, atau mewarnai kain.
Saat ini Martha lebih berfokus memproduksi benda-benda buatan tangan dalam jumlah besar, menyerupai suvenir pernikahan. Dan ia tetap menciptakan semua benda itu dengan tangannya sendiri.
Untuk menunjang bisnisnya, Martha membuatkan jalan masuk YouTube berjulukan Ideku Handmade. Ia pun rutin mengisi program kreatif di sebuah televisi swasta dan kelas pembuatan kerajinan tangan serta melukis di atas kain dan kertas.
MARTHA PURI NATASANDE
Lahir: Jakarta, 19 Mei 1985
Perusahaan: Ideku Handmade
Status: Menikah
Pendidikan:
-SD Strada Wiyatasana
-SMP Strada Marga Mulia
-SMU St. Fr. Asisi
-S-1 Interstudi Komunikasi Visual (2003-2007)
Sumber :
0 Komentar untuk "Menjadi Seller Marketplace"