Image: speakingmagz.com
Mural, Salah Satu Seni yang Ikut Meramaikan Asian Games 2018 - Perhelatan Asian Games 2018 akan segera dimulai pada tanggal 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018. Pada Asian Games kali ini, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya semenjak 56 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1962. Asian Games 2018 akan digelar di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang. Sepanjang sejarah Asian Games, gres kali ini akan ada dua kota yang dijadikan tuan rumah. Indonesia menjadi negara pertama yang menggelar Asian Games di dua kota dalam satu negara secara bersamaan.
Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, membuat pemerintah gencar-gencarnya membangun kedua infrastruktur yang menjadi kawasan pesta olahraga terbesar di Asia tersebut, yakni Jakarta dan Palembang. Selain itu, pemerintah juga menyambut Asian Games dengan membuat sebuah seni kuno yang berjulukan Mural di setiap dinding dan tembok di dua kota tersebut. Seperti apa sih Mural itu? Berikut foto-fotonya.
Foto-Foto Mural Asian Games 2018 Di Jakarta dan Palembang
Image: beritagar.id
Image: inilah.com
Image: kompas.com
Image: netralnews.com
Image: tempo.co
Gimana? Sangat menarik bukan? Oh ya, sebelumnya sahabat sudah tau belum nih, apa sih Mural itu dan bagaimana sejarahnya? Kalo belum tau, simak ulasannya berikut ini!
Apa Sih Mural Itu?
Image: kompas.com
Mural yaitu cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi goresan pena dan kebanyakan dibentuk dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan sanggup memakai media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga ibarat kapur tulis atau alat lain yang sanggup menghasilkan gambar.
Mural yaitu salah satu bentuk seni kuno dalam sejarah peradaban manusia. Karya-karya insan ini sanggup dilihat jejaknya pada peninggalan-peninggalan sejarah terutama gua-gua di banyak sekali dunia. Dari lukisan watu suku Aborigin di Australia hingga kepada lukisan binatang-binatang dalam gua Lazcaux di Perancis. Mural menghadirkan tema-tema kehidupan pada zaman prasejarah umat insan yang selalu menarik perhatian
Pada masa kini, mural juga sanggup digunakan untuk menjadi kawasan yang menarik dan hidup sehingga sanggup menjadi sarana yang efektif untuk revitalisasi budaya dan ekonomi. Seni mural bisa berperan dalam banyak sekali aspek psikososial warga sehingga perlu direncanakan dengan konsep ketahanan lingkungan yang perlu selalu ditanamkan dalam benak warga.
Sayangnya kebanyakan mural yang ada di tempat-tempat lain masih belum berkualitas kalau dilihat dari nilai seninya dan sebagian malah tampak ibarat vandalisme liar dan menjadi polutan visual yang mengganggu pemandangan kota daripada memenuhi kebutuhan estetis warga. Seringkali tembok-tembok luas yang sanggup digunkan untuk mural malah digunakan untuk corat-coret dari pelaku vandalisme contohnya sarana untuk menandai wilayah bagi para kelompok geng motor.
Belum adanya administrasi mural profesional dan masih rendahnya pemerintah kota terhadap kebutuhan estetis warga kota untuk mengakibatkan mural sebagai sarana ekspresi seni warga membuat mural-mural yang ada bukannya memperindah kota, namun justru membuat kotor. Bahkan mural-mural yang pada mulanya cukup ekspresif dan bernilai estetis tinggi hasilnya menjadi rusak alasannya yaitu tidak adanya administrasi yang baik menyangkut tema, tata letak, bagan warna, gaya lukisan, dan sebagainya. Jadi, daripada menjadi ekspo seni, mural-mural yang ada di Bandung saling tumpang tindih tak beraturan dengan warna yang bertabrakan dan membuat ketidakserasian dan malah membuat stress lingkungan.
Mural pada hakikatnya bisa mendukung ketahanan psikososial lingkungan dengan setidaknya memenuhi tujuh dari sembilan kebutuhan komunitas warga, sebagaimana diuraikan jago ekonomi Max Neef dan Ekin (1997), yaitu kebutuhan berkarya, berpartisipasi, memperoleh kesenangan, beraktualisasi, beridentitas, berpenghidupan, dan menerima perlindungan. Kebutuhan berkarya dipenuhi oleh seniman mural lokal yang membuat mural dengan tema dan warna yang menarik sehingga membuat lingkungan yang lebih baik.
Partisipasi dipenuhi oleh seniman yang bertugas untuk membuat mural dan warga yang menikmati hasil pekerjaan seniman sekaligus merawatnya biar bertahan lama.
Mural juga sanggup digunakan sebagai media pendidikan, sarana aktualisasi diri warga, memperkuat karakteristik suatu tempat, dan juga membangun identitas warga setempat.
Nah, dari ulasan di atas, Mural memang sangat cocok untuk ikut meramaikan Asian Games bukan? Adakah mural di kawasan sobat? Apakah sahabat menikmatinya? Tulis tanggapan sahabat di kolom komentar ya!
0 Komentar untuk "Mural, Salah Satu Seni Yang Ikut Meramaikan Asian Games 2018"