LCH Balikpapan Class
Artikel ini memang tak ada kaitan dengan alutsista TNI, tetapi kami memandangnya selaku sesuatu yang menarik. Lepas dari tensi diplomatik antara Indonesia dan Australia yang kerap pasang surut, nyatanya pemerintah Australia sejak usang memberi penghormatan tersendiri pada identitas ke Indonesiaan untuk penamaan armada kapal perangnya, terutama pada jenis kapal LCH (Landing Craft Heavy).
LCH punya kiprah selaku kapal angkut dengan daya muat cukup besar, mulai dari cargo, pasukan, ranpur sekelas tank ringan hingga MBT, sanggup dihantarkan oleh LCH menuju bibir pantai pendaratan. Bila di lingkungan Tentara Nasional Indonesia AL, jenis kapal ini akan dimasukkan ke Satuan Kapal Amfibi (Satfib). Melihat dari fungsinya, LCH tak ubahnya LCU (Landing Craft Utility) yang diluncurkan dari LPD (Landing Platform Dock), cuma saja ukuran LCH jauh lebih besar, juga punya kesanggupan jelajah yang lebih jauh.
Sedari awal, Australia memang memberi nama yang unik untuk armada LCH-nya. Armada LCH milik RAN (Royal Australian Navy) disebut Balikpapan Class LCH. Mengapa disebut Balikpapan Class? Tak lain sebab HMAS Balikpapan L126 yakni kapal pertama di kelas ini, yang lain ada HMAS Labuan 128, HMAS Tarakan L129, HMAS Wewak L130, HMAS Betano L133 dan HMAS Brunei L127. Khusus untuk HMAS Balikpapan, HMAS Tarakan, dan HMAS Labuan, belum terang benar apa latar belakang penamaan kapal perang Australia yang mengusung nama kota di Indonesia ini. Boleh jadi Australia punya ingatan tersendiri pada kota tersebut dikala terlibat kancah Perang Dunia II.
Kesemua LCH Balikpapan Class ini dibentuk oleh galangan Walkers Limited di Maryborough, Queensland, Australia. Penyerahan armada kapal ini dimulai pada rentang tahun 1971 – 1974. Dan, sebab usianya yang sudah renta dan adanya pergantian taktik gelar kekuatan perang Australia, RAN pun sekarang sudah memensiunkan seluruh LCH ini. Seperti dikutip dari Janes.com (20/11), tiga LCH Balikpapan Class resmi dipensiunkan dari kedinasan pada 20 November 2014 lewat upacara pelepasan di Cairns. Ketiga kapal tersebut yakni HMAS Brunei, HMAS Labuan, dan HMAS Tarakan. Tiga kapal lainnya, HMAS Wewak , HMAS Balikpapan dan HMAS Betano sudah lebih dulu pensiun pada tahun 2012. Karena punya kiprah untuk misi pendaratan amfibi, nyaris semua kapal Balikpapan Class ikut terlibat dalam misi INTERFET di Timor Timur pada tahun 1999.
Setelah dipensiunkan, selaku kapal ada yang di scrap, tetapi sebagian yang lain menyerupai HMAS Labuan dan HMAS Balipapapan dihibahkan pemerintah Australia untuk militer Panua Nugini. Nah, soal hibah menghibah ini jadi mengingatkan tatkala Tentara Nasional Indonesia AL pernah menerima hibah armada kapal patroli Attack Class dari Australia pada tahun 70-an.
Sekilas Balikpapan Class LCH
Kapal besutan Negeri Kangguru ini punya bobot persyaratan 364 ton dan bobot full 517 ton dengan dimensi 44,5 x 10,1 meter. Sebagai kapal angkut berat, Balikpapan Class bisa menenteng muatan hingga 180 ton. Daya muatnya bisa menenteng 3 unit MBT Leopard atau 13 unit tank APC M113. Bisa juga sekali berlayar menenteng 23 truk ukuran 4 ton. Semisal ditugasi menenteng pasukan, sekali angkut bisa dibawa 400 personel.
Setelah lewat proses repowering, kapal ini menggunakan mesin 2 × Caterpillar 3406E diesel engines sejak 2005. Balipapan Class bisa melaju pada kecepatan jelajah 10 knots. Sementara jarak jelajahnya bisa hingga 5.600 km. Navigasinya mengandalkan Racal Decca Bridgemaster I-band navigational radar. Bicara soal senjata, kapal dengan 16 awak ini cuma dibekali dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm. (HANS)
Sumber http://rudyherianto.blogspot.com
0 Komentar untuk "Kapal Pendarat Kelas Balikpapan Australia"