Proses Follow Up
Tingkat kesuksesan sebuah kiprah sebagian besar tergantung pada seberapa banyak perhatian atau pengabdian sudah dibayarkan untuk mendapatkannya. Proses follow up yang efektif merupakan senjata utama seorang merchandiser untuk mengurus tanggung jawab penugasannya. Dalam kegiatan merchandiser di pabrik garmen sebagian besar menjalankan semua kiprah mereka lewat proses follow up yang tepat. Follow up merupakan monitor yang kuat, niat, kendali dan perhatian yang tinggi untuk mendapatkan duduk kendala & melakukan pekerjaan secara bersama-sama untuk mendapatkan penyelesaian yang lebih baik. Follow up yang berkesinambungan merupakan kiprah lazim bagi merchandiser untuk berkoordinasi di antara unit produksi. Follow up dan pelaporan yang mempunyai pengaruh terang menolong seseorang untuk meraih deadline yang mau menentukan perkembangan bisnis pabrik garmen.
Hal hal penting yang perlu diamati merupakan unsur insan manusia yakni perilaku, nilai-nilai sosial, tren dan halangan untuk menghasilkan proses follow up efektif. Merchandiser mesti sadar bahwa berbagai macam halangan yang mungkin timbul selama proses kerja dan penugasan dan mengatasinya dengan hati-hati.
Pentingnya proses follow up
Berikut tiga jenis faktor yang mungkin timbul selama proses kerja yang sanggup memperlambat target Merchandiser dan menghalangi perkembangan bisnis.
Merchandiser mesti memperhatikan penanganan faktor halangan lewat proses follow up. Dengan cara ini, faktor lain sanggup diambil langkah-langkah untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan.
Aspek Ekonomi
Keterlibatan duit merupakan faktor besar yang memunculkan keterlambatan. Sebelum mengambil pesanan atau pengambilan keputusan, merchandiser mesti menjumlah ongkos proyek apalagi dulu dan mesti menampilkan terhadap administrasi berapa banyak duit yang diharapkan untuk menyelesaikan kiprah itu. Merchandiser mesti sadar untuk menghasilkan costing dan berupaya menyingkir dari kerugian. Merchandiser mesti menginformasikan terhadap administrasi lebih permulaan untuk pengadaan perlengkapan gres jikalau memerlukan penyelesaian kiprah tugas jikalau tidak maka akan membuat masalah.
Aspek Teknis
Terkadang administrasi dan pembeli(buyer) gagal mengerti batas-batas Teknis. Jadi, Penjual mesti menghimpun wawasan yang bagus wacana proses menjahit, kesalahan kualitas, studi waktu, dll. untuk menerangkan akar penyebab duduk kendala dengan terang di antara semuanya. Pengetahuan teknis yang bagus sanggup menghasilkan mereka kondusif dari gangguan yang tidak dikehendaki dan memperlancar proses kerja mereka.
Aspek Manusia
Pedagang mesti menyadari halangan di atas alasannya sebagian besar waktu ini sebagian besar bertanggung jawab atas semua jenis penundaan. Tapi menyesal untuk menyampaikan bahwa acap kali merchandiser gagal untuk menyadari suasana sebenarnya dan menjajal untuk menyelesaikan pekerjaan entah bagaimana. Meskipun sanggup disebutkan bahwa menertibkan insan merupakan salah satu kiprah terberat di dunia, tapi kita mesti menjajal tingkat upaya terbaik kita. Jika orang yang diperintahkan tidak menjadi sadar untuk menyelesaikan kiprah khusus mereka di pabrik, dalam hal ini, tidak perlu menanti untuk mengambil risiko. Merchandiser mesti meminta administrasi untuk mengubah tenaga kerja.
Tujuan utama dari proses follow up
1. Mengurangi waktu siklus
2. Mengurangi beban kerja
3. Mempercepat pengembangan sampel dan pesanan massal
4. Menghindari waktu tunggu & penundaan yang tidak perlu
5. Pengurangan jarak perjalanan insan dan bahan
6. Mengurangi ongkos yang tidak perlu
7. Kurangi sisa bahan(sampah)
Proses follow up yang efektif
Proses Follow up merupakan kegiatan lazim dalam merchandising
Berikut merupakan Proses follow up yang efektif di cuilan merchandising di pabrik garmen
1. Pemantauan & kontrol: Pabrik garmen merupakan industri berbasis tenaga kerja(industri padat karya). Merchandiser mesti menertibkan suasana apa pun yang timbul lewat komunikasi & pemantauan.
2. Studi waktu / Analisis pekerjaan: Ini akan menolong meminimalkan waktu kerja. Pada awalnya, laksanakan pemisahan kiprah untuk meminimalkan beban kerja.
3. Pengingat(Alarm) yang sering: Merchandiser mesti menangani banyak kiprah sekaligus dalam satu waktu. Makara mereka mesti menyimpan buku catatan atau file excel untuk sering diingatkan. Saat ini beberapa aplikasi tertentu sanggup menolong Anda mengingatkan kiprah atau kesepakatan temu lewat perangkat seluler. Ini akan konsentrasi pada respons cepat bahwa kiprah mungkin tidak macet di sebuah daerah dari sebuah proses.
4. Zooming & pergi ke ujung line: Ada perbedaan yang jauh antara estimasi dan kenyataan. Terkadang akan sungguh susah untuk meraih target alasannya kerancuan informasi. Makara merchandiser mesti sadar dari permulaan di ujung line sebanyak mungkin untuk penjelasan duduk kendala dan menjajal untuk merealisasikan realita lewat zooming.
5. Lampiran email: Penjual mesti mendapatkan konfirmasi email selama proses sanksi pesanan antara komunikasi pembeli, pabrik atau pemasok. Jaga kontinuitas email dan file terlampir jikalau tidak, akan ada kemungkinan penolakan dari pabrik atau pemasok(Suplayer).
6. Tampilan kalender & umpan kalender: Buat waktu dan rencana langkah-langkah yang sempurna untuk meraih deadline jikalau tidak, Anda akan tergelincir dari jalur Anda sendiri.
7. Pertahankan hal-hal yang nyata: Kejujuran merupakan kebijakan terbaik. Jujur pada diri sendiri dan juga orang lain. Tetap bersikap profesional dengan siapa saja selama bertransaksi.
8. Tanggapan dan deteksi: Terkadang penyuplai atau pabrik mungkin tidak berhasrat untuk menampilkan umpan balik atau jawaban yang sempurna tepat waktu lewat surat atau percakapan telepon. Dalam hal ini, Anda mesti sadar dan sering mengetuk untuk mendapatkan umpan balik yang akurat. Konsentrasi dan pengabdian yang mendalam pada kiprah yang diberikan sanggup menolong Anda melepaskan diri dari rintangan ini.
9. Skenario terburuk: Terkadang beberapa duduk kendala teknis yang tidak niscaya mungkin timbul yang tidak sanggup dihapus atau diprediksi sebelumnya. Makara pedagang mesti mempertahankan alternatif setidaknya dua cara yang mungkin untuk menghadapi kejadian menyerupai itu. Misalkan jikalau entah bagaimana sampel ditolak setelah menjadikannya maka pedagang mesti menyimpan cukup kain atau menghimpun kain gres dengan segera untuk menghasilkan ulang sampel.
10. Review: Merchandiser mesti menghasilkan beberapa macam file excel untuk menjalankan pembelian, ongkos atau untuk dipresentasikan dalam rapat. Makara mereka mesti meninjau file mereka untuk menghemat kesalahan.
Kesimpulan tentang proses follow up
Jadi merchandiser mesti senantiasa menyimpan buku catatan untuk menghasilkan to-do list. Selain itu, mereka juga memelihara file excel untuk menghasilkan pelaporan yang berharga dan proses follow up. Singkatnya, kita sanggup menyampaikan merchandising merupakan wacana praktik untuk tetap bermitra dengan orang-orang dengan follow up yang tepat, sanggup menghemat kewalahan tak terduga serta membuang-buang waktu lewat kesibukan & rencana tindakan. Jika proses flow up yang efektif di departemen merchandising di laksanakan maka deadline yang diputuskan oleh konsumen sanggup dipenuhi dengan mudah.
0 Komentar untuk "Sistem Follow Up Yang Efektif Di Pabrik Garmen Oleh Bab Merchandiser"